48. Di Bawah Tangisan Hujan (2)

9.4K 794 46
                                    

Selamat membaca guyss!!!

---

Levin membuka matanya sayup-sayup. Indra penglihatannya yang sedikit buram melihat sekitarnya. Kepalanya seakan dihantam sesuatu, ia merasa perih pada pelipisnya sepertinya robek. Pandangannya menelisik tempat yang ia lihat saat ini kumuh dan berdebu. Hanya ada kardus-kardus ruangan dan minim penerangan di sini.

Dirinya berdesis ngilu akibat pelipisnya terluka. Levin berusaha membuka matanya lebih lebar dan mengingat apa yang terjadi sebelum dirinya berada di sini. Yah, tadi ia pulang sekolah. Ingatannya terpaku pada kejadian setelah pulang sekolah.

Saat itu, ia meminta Reggan memayunginya sampai halte bus. Lalu ada orang gila memukulnya dengan sesuatu yang sangat keras.

Reggan memberikan jari tengahnya kepada Nathan. Lalu dirinya dan Reggan berjalan menuju halte bus. Di selingi oleh percakapan mengenai lagu baru anak itu yang akan terjual.

"Siapa artis nya?" Tanya Levin penasaran.

"Rahasia bro, tunggu sampek booming." Kekeh Reggan.

Levin berdecak kesal, "Jadi kali ini Lo dapet berapa?"

"Well mungkin seratus juta ke atas? Liat aja nanti." Santai Reggan seakan tanpa beban mengatakan nominal fantastis tersebut.

Levin menggelengkan kepalanya tidak percaya. Reggan memang hebat dengan bakat menulis lagu anak itu. Bahkan lagunya buatannya diperebutkan banyak sekali artis serta agensi hiburan.

Ia selalu bangga dengan pencapaian teman-temannya. Reggan yang sukses sebagai penulis lagu, Nathan dengan cafe anak itu. Jika Arcas? Oh untuk anak itu tidak bisa dibanggakan. Ketiganya tahu jika Arcas adalah anak hebat menghasilkan uang dari taruhan balapan. Tidak sedikit ketiganya dapat sasaran empuk dari musuh si drummer pemalas itu.

"Gimana ekspresi Gabriel waktu dia tahu?"

Reggan tertawa keras untuk pertama kalinya bagi Levin, "Tuh cewek kayak ikan koi. Bikin gue gemes."

Lihat bagaimana ekspresi menyeramkan Reggan yang sudah berubah. Levin menepuk punggung temannya. Yah, setidaknya Reggan tidak akan sendirian lagi setelah ini.

Di Navigasi hanya ia dan Reggan yang tidak pernah berkencan selama ini. Alias jomblo sejak lahir. Ini lucu sekaligus menyenangkan saat tahu teman mu akan menjadi keponakan mu di masa depan.

Mereka berhenti di halte bus yang sepi, tidak ada orang sama sekali do sini. Levin dan Reggan menatap kanan kiri yang kosong momplong. Lebih tepatnya seakan sepi suram. Entah kenapa perasaan mereka tidak enak. Membuat Reggan sendiri ragu.

"Lo bakal naik bus?" Tanya Reggan menurunkan payungnya sedikit.

"Yeah, udah lama nggak naik itu."

"Gue tungguin."

"Stop Reg, Lo pikir gue cewek lu. Gabriel udah nungguin Lo." Kekeh Levin.

Levin bisa melihat pandangan penuh akan keraguan dari Reggan. Membuat dirinya tertawa menenangkan dan menepuk bahu sahabatnya itu.

The Keyboardist And Sugar Mommy | NAVIGASI SERIESWhere stories live. Discover now