57. Karma dan Restu

10.9K 744 29
                                    

Selamat membaca!!

Typo bertebaran, maap keun:))

---

Di sebuah penjara di kawasan elit ibu kota ini. Terdapat seorang duduk di kursi kunjungan. Tidak, sudah tidak ada keluarga yang mengunjunginya. Hanya satu orang yang mengunjungi tahanan spesial seperti pria itu.

Orang yang mengunjungi pria tersebut tidak lain adalah seseorang dokter dari rumah sakit jiwa. Pria dengan kemeja biru dan jas putih. Seakan menunjukkan dirinya adalah orang ahli medis kesehatan di sini. Bedanya bukan pasien keadaan waras yang ditemuinya. Melainkan yang berkebalikan.

"Jadi tuan Theophilus Beny?"

"Hm?"

Pria dengan janggut lebat dan tatanan rambut berantakan duduk di balik kaca. Itu adalah Theophilus Beny Wijaya. Penampilan berkharisma serta rapi sudah menghilang dari pandangan.

Mantan dari dewan negara yang sudah menjadi seorang kriminal. Terseret kasus penyelundupan narkoba dan mencekoki keponakannya. Dan melakukan kdrt pada mantan istrinya. Serta kekerasan dan penculikan pada anak yang masih duduk di bangku sekolah.

Dari semua kasus-kasus itu Beny di seret jatuh ke jurang. Karir dan citranya hancur seketika. Seluruh keluarga Wijaya marah besar terhadap dirinya. Apalagi Gellen adalah cucu kesayangan keluarganya. Dan tidak ada seorang pun berniat mengulurkan tangan kepadanya.

Hal ini membuat kondisi Beny berantakan. Tubuh kurus ceking serta wajah pucat selalu menghiasi perawakan barunya.

"Anda ingat foto ini?" Tanya sang dokter sendu.

Sebuah foto di sodorkan di hadapannya. Potret wanita cantik di foto berukuran empat kali empat ada di sana.

Tatapan mata Beny mendadak berubah. Tangannya yang diborgol mengusap foto tersebut.

"Istriku." Lirih Beny penuh akan kerinduan.

"Itu mantan istri bapak, dan Anda ingat apa yang sudah anda lakukan?"

"Anya ku, aku hanya tidak sengaja ketahuan bercinta dengan mantan sekertaris ku tiga kali. Dan dia dengan mudahnya keguguran hahaha!" Kekeh Beny.

Sang dokter jiwa menatap tidak percaya pria dihadapannya. Beberapa petugas yang berjaga merenggut jijik menatap Beny.

Mereka semua merasa tempat pria itu masih belum cocok di penjara. Tempat ini masih lebih bagus dari di sini. Mungkin lebih bagus lagi jika Beny berada di rumah sakit jiwa.

"Anda belum menyesal?"

Beny memiringkan kepalanya, "Menyesal?"

Dokter pria dengan nama dokter Farhan menatap lekat Beny.

"Ah! Aku menyesal, aku sangat menyesal dok." Sesal Beny memasang wajah bersalahnya.

"Dan penyesalan anda?"

Sudut bibir Beny tertarik ke atas tiba-tiba. Perubahan emosi itu membuat sang dokter menyipitkan matanya menatap aneh pasien nya.

Dan dokter Farhan tidak menyukai tatapan dengan penuh aura ke-negatifan itu. Masih tidak menyangka seorang Theophilus Beny Wijaya yang merupakan anggota dewan terkenal dan dikagumi banyak orang, kini memiliki kegilaan dan penuh kejahatan. Benar-benar sudah bukan manusia saja.

"Aku menyesal tidak memotong tangan anak yang sudah merampas Anya ku." Gelak tawa Beny.

Mata sang dokter dengan penjaga keamanan saling bertukar pandangan.

Sang dokter berdiri dari kursinya, merasa pasien ini seakan tidak bisa ditolong. Dirinya mengambil foto Anyaline yang di print nya dari internet kemudian di masukkan ke dalam kantong nya kembali. Tidak ada perubahan sama sekali selama beberapa bulan perawatan ini.

The Keyboardist And Sugar Mommy | NAVIGASI SERIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang