29. Be Antagonistic?

11.4K 910 29
                                    

Selamat membaca...

---

Levin tengah berada di lab komputer sekolah. Dirinya membaca dalam diam artikel mengenai Beny dan Anya. Dengan tatapan dingin ia sudah membaca hampir puluan lebih artikel berita seraya mencatat sesuatu di dalam note kecil miliknya.

Tatapan datar nya berubah kesal, ia benci ini. Seakan pria di itu tidak memiliki kelemahan. Berita mengenai Beny selalu di tampilkan di publik sebagai tokoh baik yang berisikan puluhan bulsh*t di mata Levin.

Tetttt tettt

Bell selesai istirahat sudah berbunyi, menyadarkan Levin. Benar juga, ia sudah menghabiskan seluruh waktu istirahatnya di lab komputer sekolah.

"Levin?" Panggil seseorang di depannya.

Kepala Levin mendongak melihat suara perempuan memanggilnya.

"Gabriel?"

"Hai!" Sapa Gabriella tersenyum manis.

Levin menarik senyum tipis, "Hallo."

Gabriella duduk di komputer sebelah Levin.

Levin menghela nafas lega setelah selesai menghapus riwayat pencarian komputer yang baru dipakai nya. Dan bersyukur Gabriella datang secepat itu.

"Kamu di sini dari tadi?"

"Yeah, gue cari bahan tugas." Alasannya santai.

"Wahh peringkat satu emang beda." Salut Gabriella.

"Hahaha, emm kalo gituh gue balik ke kelas ya Gab." tawa garing Levin.

Berdiri membereskan buku-buku catatannya. Dengan cepat meninggalkan meja nya. Setidaknya ia ingin beli air putih dulu sebelum kembali ke kelas. Tidak makan tidak masalah, tapi air adalah prioritas agar ia tidak mengantuk saat di kelas.

"TUNGGU! LEVIN! Berarti kamu nggak istirahat?! Levin itu bahaya! Kamu bisa sakit, tunggu bentar!" Seru Gabriella.

Gabriella dengan cepat berdiri mengikuti Levin yang berdiri di depan papan tulis. Ia merogoh kantong saku nya.

Ia menghela nafas lega snackbar nya tidak jadi dirinya makan tadi. Gabriel dengan cepat menarik tangan Levin meletakkan snackbar coklat punya nya di tangan Levin.

"Di makan sebelum masuk. Buat ganjalan aja hehehe. Maaf cuman ada itu."

Levin terdiam sesaat, ia tidak menatap Gabriel melainkan menatap mantan sahabatnya yang berdiri di pintu kelas menatap mereka. Oh iya Levin lupa, seperti kata Gellen rupanya salah satu sahabatnya ada yang menyukai Gabriella.

Dengan pikiran jahat ia menatap Gabriella lalu menarik senyum lebar. Tangannya mengambil snackbar di tangan perempuan itu.

"Thanks Gabriel, bakal gue makan." Senyum Levin mengedipkan satu matanya sekilas.

Gabriella menatap Levin tanpa berkedip, "Sa..sama-sama Levin." Gugupnya.

Sempat terbesit di pikiran Levin saat melihat Gariella, Gabriella adalah keponakan kesayangan Anya.

Bagaimana caranya agar nantinya seluruh keluarga Anya menerima hubungan mereka. Apakah terlalu jauh jika yang diinginkannya adalah segera lulus sekolah lalu mendampingi Anya selamanya?

Jika semisal Tuhan memang mentakdirkan dirinya bersama dengan Anya. Ia harus mencari cara agar hubungan mereka bertahan dan mendapatkan restu. Dengan segenap jiwa raga nya, ia akan melindungi Anya. Terutama dari Beny pria baj*ngan sialan satu itu.

The Keyboardist And Sugar Mommy | NAVIGASI SERIESWhere stories live. Discover now