19. Murid Misterius

21.2K 1K 67
                                    

Yuhuu berhubung udah tembus 2000 vote buat cerita ini✨ entar malem Winnie bakal up lagi lohh👀 Seperti biasa kado dari double part buat ginian, tapi please ingetin Winnie yaakk bisa" lupwee aing entar :"))

Selamat membaca jomblomerss❣️

---

Anya baru saja akan berbelok di koridor namun sebuah tangan menariknya. Mulutnya juga di bekap oleh tangan kekar tersebut.

Sontak dirinya hampir menjerit saat orang itu menariknya masuk ke tangga darurat sekolah ini. Sayang sekali teriakan Anya tidak keluar sama sekali.

"Hmpptttt...hahh-Kaayaaa!" Teriak Anya saat mulutnya dilepaskan.

"Syuttt!" Orang itu meletakkan jari telunjuk di bibir Anya.

Mata Anya membulat saat tahu orang yang berada di depannya. Ternyata adalah Levin, anak itu masih menggenakan baju angkatan darat lengkap dengan dasi Pramuka di ikat kepalanya.

Namun wajah nya sudah tidak ada coretan hijau hitam lagi di seperti di panggung.

"Levin!" Kaget Anya.

"Surprise." Singkat Levin menyambut Anya.

Pukkk!

Anya memukul pelan bahu Levin sesaat, "Kamu hampir bikin aku serangan jantung tahu!" Sunggut nya kesal.

"Sorry." Cenggir Levin.

Yah, itu adalah Levin yang kini mengurungnya dengan kedua lengan kekar anak itu. Anya mencebik kesal saat Levin hanya tertawa di depannya.

Levin memeluk Anya erat, ia mencium wangi tubuh Anya dalam-dalam. Menenggelamkan wajahnya di ceruk leher wanita itu. Betapa Levin sangat rindu pada orang yang baru menjadi kekasihnya ini.

"Miss you." Bisik Levin.

Tangan Anya mengelus rambut kepala belakang Levin. Imutnya, membuat Anya gemas saja dengan tingkah ABG labil anak ini.

Namun tidak dipungkiri Anya juga sangat merindukan Levin dua hari kesibukannya ini. Pekerjaan nya sekarang hampir mengalahkan kesibukan Beny dulu saat mereka masih menikah.

"Miss you too." Balas Anya.

"Apa kau akan pergi lagi?"

"Hm... I don't know. Coba bujuk aku." Kekeh Anya seakan berpura-pura berfikir.

Levin cemberut, ia melepaskan pelukannya pada Anya.

"Bisakah kau luangkan waktu mu untuk ku mom? Atau jika kau pergi lebih lama lagi bisa aku ikut? Aku hanya akan duduk diam kalau kau mengajakku." Bujuk Levin bak kucing menuruti Anya dengan cepat.

Melihat wajah memelas dari Levin yang justru membuat anak itu semakin imut, Anya tertawa seketika.

"Akan ku pertimbangkan jika kau memakai uang dan kartu yang ku kasih." Putus Anya tidak bisa diganggu gugat.

"Ck, baiklah aku akan membeli buku dengan uang mu." Kesal Levin.

Anya terkekeh mendengarnya, ia mencubit gemas kedua pipi Levin. Owhh lihatlah sugar baby nya-opss maksud Anya adalah kekasih kecilnya itu sudah memasang raut wajah menyedihkan.

Levin melingkarkan kedua tangannya di pinggang Anya.

"Dari pada kau ikut pekerjaan ku yang membosankan itu, lebih baik kita berlibur hm?" Tawar Anya.

"Berlibur?"

"Yeah, kau mau kemana? Aku bisa membawamu kemana saja. Eropa? Amerika? Oh bagaimana jika kita ke Hawai?" Seru Anya.

The Keyboardist And Sugar Mommy | NAVIGASI SERIESWhere stories live. Discover now