0.9 : Ketertarikan

22K 504 23
                                    

Di meja makan, hanya ada suara piring dan sendok yang beradu. Kedua manusia yang sedang menikmati sarapan itu hanya saling terdiam. Tanpa ada yang memulai pembicaraan lebih dahulu. Dada Alison sungguh merasakan sesak, tetapi ia enggan untuk menyapa Alana kembali. Gadis itu menghindar sejak pertengkaran di telepon satu Minggu yang lalu. Alison jadi bingung, ia harus bagaimana pun pemuda itu tidak punya ide hanya untuk sekedar memulai topik.

Alena, yang baru saja menuruni anak tangga melewati mereka pun juga sempat heran. Biasanya, Alana & Alison akan mengawali keromantisan sebagai adik dan kakak setiap pagi, tetapi sudah seminggu ini Alena tidak nampak suasana itu kembali. Ia heran kenapa Alison bertahan sangat lama untuk saling diam, padahal sebelumnya sehari saja Alison tidak bisa berbaikan dengan Alana, pemuda itu akan merasa gila.

Setidaknya itulah yang Alena pikirkan.

Tanpa memperdulikan mereka, Alena melenggang pergi begitu saja melewatkan sarapannya. Ia hanya ingin memberi sedikit waktu untuk mereka berdua.

Namun saat hendak melangkah lebih lanjut, suara milik Alana menghentikannya.

"Kau akan berangkat sekarang?" Tanya Alana

Alena hanya diam enggan untuk menjawab.

"Bisakah aku berangkat bersamamu lagi, kak?"

Alena langsung menolaknya. "Apakah hubungan kita sudah sedekat itu sampai seminggu full ini kau meminta berangkat bersamaku?"

Alana hanya diam menunduk.

"Dia akan berangkat bersamaku, kau duluan saja."

Alena hanya diam, kemudian melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.

"Segitu marahnya kau dengan kakak, alana?"

Bukannya menjawab, gadis itu hanya diam saja seraya mengaduk-aduk makanannya dengan sendok di tangannya. Ia sudah kehilangan selera makannya.

"Kakak minta maaf. Tidak bisakah kau memaafkan kakak? Kau tidak bosan mendengar kata maaf dari kakak untuk yang sekian kalinya ini?"

Gadis itu masih terdiam. Seolah-olah memang membiarkan alison untuk banyak bicara.

"Alana, kakak benar-benar minta maaf."

"Kakak berjanji tidak akan seperti itu lagi."

"Alana."

Alison menghela nafasnya kasar, gadis itu tak kunjung membuka mulutnya. Jika seperti ini terus, Alison meyakini dirinya sebentar lagi akan merasa gila.

"Kakak minta maaf." Ucapnya untuk kesekian kalinya

"Alana berangkat,"

Alison langsung menatap alana yang sedang menggendong tasnya.

Pemuda itu langsung beranjak dari duduknya, "Berangkat bersama kakak,"

"Tidak. Alana akan naik taksi."

Alison langsung mencekal pergelangan tangan Alana.

"Kau boleh tidak memaafkan kakak, tetapi setidaknya kau ingat aku adalah kakakmu. Seseorang yang punya tugas untuk melindungimu."

The Affair DEVIL | 21+ SELESAI ✅Where stories live. Discover now