23 : Pregnant?

20.2K 361 39
                                    

"Alana sudah meninggal sejak tiga tahun yang lalu, son! Sadar Alison, sadar!"

"Tidak, aku masih melihat Alana. Setiap hari kita bertemu, aku bahkan dengan rutin membuatkannya susu sebelum tidur."


"Itu karena kau melihat Alana dari dalam wajah Alena. Kau yang memaksa Alena meminum susu seperti kebiasaan Alana, padahal alena tidak menyukai itu. Tolong bangunkan kesadaranmu Alison, kau ini kenapa? Kau selalu menganggap Alena itu Alana, aku tekankan sekali lagi. ALANA SUDAH MENINGGAL ALISON!"

"ALANA!"

Alison terbangun dari mimpi buruknya. Keringatnya bahkan sudah bercucuran di dahinya. Saat menyadari itu hanya mimpi, Alison berusaha mengatur nafasnya.

"Semuanya seakan-akan benar terjadi."

Kejadian ini datang lagi. Disaat Alana mendiamkan Alison terlalu lama, maka akibat yang Alison dapat adalah mendapat mimpi buruk mengenai Alana. Entah mengapa isi dari mimpi itu selalu terlihat sama. Bahkan jika Alison kembali merasakannya, ini benar-benar seperti nyata.

Alison beranjak dari ranjangnya, keluar dari kamar tidurnya menuju ke kamar Alana. Memastikan bahwa Alana memang masih ada di atas kasurnya. Alison benar-benar merasa lega saat mendapati Alana yang masih bernafas dengan tenang di tidurnya. Jam dinding kamar Alana sudah menunjukkan pukul lima pagi, dengan segera Alison menempatkan diri tidur di samping Alana. Menyibakkan selimut yang menutupi tubuh Alana hingga Alison ikut masuk kedalamnya. Ia menaruh kepala Alana di lengan kirinya, wajahnya ia benamkan ke dada bidang milik alison. Detik kemudian, pemuda itu ikut hanyut kembali ke dalam alam bawah sadar bersama Alana.

Alana tidak menyadarinya, jika ia telah tidur bersama Alison. Yang Alana bisa rasakan adalah, ia terlalu nyaman berada di pelukan Alison saat tidur. Bukan kenyamanan baru, hanya saja Alison seperti memiliki kondisi hati yang baik karena membuat Alana merasa nyaman saat berada di dekat kakaknya itu.

Namun semakin lama, Alana semakin merasa terusik di setiap pergerakannya. Ia membuka kedua matanya secara perlahan, saat ia mendongak, ia dihidangkan wajah tenang Alison yang terkesan sangat tampan. Ia merindukan suasana pagi hari seperti saat ini. Jika bukan karena kesalahan Alison di puncak beberapa hari yang lalu, mungkin semalam alana sudah mengajak Alison untuk tidur bersama. Salahkan Alison karena tempo hari, ia bersama dila selama satu hari penuh. Dari ia pergi belanja tanpa berpamitan Alana, sampai pemuda itu bermalam bersama dila. Tidak, Alana bukannya egois. Hanya saja, alana selalu merindukan sosok Alison setiap harinya. Alison adalah ayah dan ibu pengganti bagi Alana, karena itulah alison penting bagi seorang Alana.

"Eugh." Lengkuh alison

Alison tersenyum manis kepada Alana yang tengah menatapnya.

"Pagi, Alana."

"Sejak kapan kakak ada di sini?"

Alison mengatur nafasnya sejenak sebelum menjawab Alana. "Dari satu jam yang lalu. Kakak merindukanmu Alana, bisakah kita damai saja?"

"Lalu kakak akan mengulanginya lagi?"

Alison menggeleng kuat, "Kakak marah atas apa yang sudah kakak lakukan ke kamu, sayang. Maafkan kakak."

"Meminta maaf memang mudah kak."

"Kakak tidak akan mengulanginya lagi, kakak janji. Kau bisa pegang janji kakak."

The Affair DEVIL | 21+ SELESAI ✅Where stories live. Discover now