57 : Mine is mine!

19.5K 358 67
                                    

- Mencintaimu itu mudah. Menggenggammu, itu hal yang paling sulit.

- Gz.

* * * * *

Alana mengedarkan pandangannya mencari sosok Callister. Siang ini, Alana membelakan diri untuk menemui callister di universitas derlangga. Tetapi, dari rektorat sampai ke gedung fakultas hukum, perempuan itu tak kunjung menemukannya. Alana juga sudah beberapa kali menghubungi Callister, namun sama saja, tidak ada jawaban.

"Apa dia sedang ada rapat?" Pikirnya

Perempuan itu berniat mencari Callister di ruang rapat, hanya saja, ia urungkan niatnya karena rasa lelah yang tiba-tiba datang. Alana memutuskan untuk menunggunya saja di taman yang sering para mahasiswa/mahasiswi kunjungi, hanya untuk sekedar mengerjakan tugas atau nongkrong disana.

"Alana?" Panggil seseorang di belakang Alana. Sang empu pun menoleh.

"Kau Alana, atau Alena?" Alana hanya menatap orang itu jengah. Mood -nya seketika berubah hanya dengan melihat wajah wanita itu.

Alana hendak pergi dari sana, menghindari wanita yang sudah membuat hubungannya dengan callister hancur dulu. Tetapi, belum sampai dua langkah, wanita itu sudah menarik tangan Alana dengan kasar.

Alana menatap tajam wanita itu "Apa yang kau inginkan?" Geramnya

"Dimana etikamu? Apakah itu kebiasaanmu saat seseorang mengajakmu berbicara."

"Etika? Kau membicarakan etika denganku?" Alana tertawa hambar. "Apa kau lupa aku siapa? Daripada membicarakan etika denganku, bagaimana jika kau mengaca lebih dulu. Supaya kau tahu, apa itu etika."

Tanpa kedua wanita itu sadari, mereka telah menjadi pusat perhatian para penghuni taman. Banyak dari mereka yang langsung mengeluarkan kalimat-kalimat sarkas untuk kedua wanita itu.

Wanita itu-mauren, wanita yang tidak pernah mau kalah. Ia menatap Alana geram seraya mengepalkan tangannya. "Bagaimana ini? Aku tidak punya kaca. Kalau begitu, apa kau mau meminjamkan kaca kepadaku?" Mauren maju satu langkah, mendekatkan mulutnya ke telinga alana. "Agar aku bisa tahu, secantik apa dan se- sexy apa diriku sampai laki-lakimu bisa jatuh ke pangkuanku. Hanya dengan membuka pakaian, aku bisa menangkap Callister. Bagaimana, kau bersedia meminjamkan kaca untukku?"

Bukannya termakan ucapan Mauren, Alana malah tertawa. Setelah itu, Ia memandang wajah wanita itu dengan seringai di wajahnya. "Kau membanggakan itu? Kau bangga membuka pakaian di depan laki-laki dan kau juga bangga karena berhasil mengajaknya tidur bersamamu? Woah! Kau benar-benar wanita jalang. Kau tidur dengan kekasih orang lain dan itu membuatmu bangga? Baiklah-baiklah, kebanggaannya para jalang memang berbeda."

"Jalang? Mauren adalah seorang jalang? "

"Woah! Aku jadi tidak heran jika para laki-laki di kampus sering menggoda Mauren."

"Pantas saja setiap hari Mauren selalu berangkat dengan laki-laki yang berbeda."

"Iya. Ternyata mereka bermalam lebih dulu."

Alana tersenyum puas melihat ekspresi Mauren. Wanita itu marah, mungkin telinganya susah memanas akibat lontaran-lontaran yang ia dapatkan. Mauren menatap alana nyalang, nafasnya bahkan memburu. Ia marah karena harga dirinya di hancurkan oleh Alana.

Plak! Wajah Alana menoleh ke kiri akibat tamparan keras dari Mauren. Sakit. Sangat sakit. Tetapi Alana harus bisa menahannya.

Saat Alana kembali menghadap Mauren, wanita hendak kembali melayangkan tamparannya. Tetapi, sebuah tangan sudah lebih dulu menahan pergelangan tangan Mauren. Alana melihat siapa orang itu.

The Affair DEVIL | 21+ SELESAI ✅Where stories live. Discover now