50 : Apakah sepadan?

12.7K 369 68
                                    

⚠ danger 21+

Alana mengembangkan senyumnya, saat melihat Rangga dan dallen di ambang pintu. Dengan cepat perempuan itu menghampiri mereka, tidak menghiraukan callister yang datang bersamaan dengan mereka.


"Ah sial! Kenapa kau bertambah cantik, alana?" Puji dallen seraya merentangkan tangannya menyambutnya Alana.

"Kak dallen.."

"Bagaimana kabarmu? Kenapa kau tidak pernah menghubungi kita sama sekali, hm? Aku kira kau sudah melupakan kita. Kau tahu? Kita hampir gila mencari keberadaan mu."

Alana mencimbikkan bibirnya. "Maaf."

"Besok lagi jangan seperti itu, ya." Sambil mengacak-acak rambut Alana

Alana hanya mengangguk menuruti ucapannya dallen.

"Ayo masuk." Alana mempersilahkan, ia menarik tangan dallen untuk masuk kedalam. Diikuti oleh tiga pemuda yang bersamanya tadi.

Callister menggeram kesal melihat interaksi Alana dan dallen. Perempuan itu menyambut Rangga dan dallen dengan baik, sedangkan Callister sendiri? Kehadirannya bahkan tidak diharapkan. Ia harus nekat memasuki kamar Alana diam-diam hanya untuk bertemu dengan Alana. Sungguh malang nasibnya.

"Kak dallen sama kak Rangga ingin minum apa? Alana buatkan."

Bukannya menjawab, kedua pemuda yang ditanyai itu menatap Callister secara bersamaan. Kehadirannya memang benar-benar tidak dianggap oleh Alana.

"Tetapi disini juga ada Callister."

Alana melirik Callister sebentar. "Ah! Maaf. Aku tidak melihatnya tadi." Katanya dengan nada mengejek

"Kau ingin minum apa?" Tawar Alana kepada callister

"Siapa? Aku?"

"Memangnya siapa lagi yang belum aku tanyai selain dirimu?" Cetusnya

Ketiga pemuda disana hanya melongo melihat Alana dan callister saling melempar tatapan sengit. Tetapi dallen dan Rangga tidak heran, mungkin akibat dari pertemuan mereka yang selalu berujung perdebatan setiap harinya dan menjadi kebiasaan bagi mereka.

"Kita sudah bawa wine, Alana. Kita akan minum lagi. Sekarang bagaimana jika kau antar aku saja ke tempat kembaranmu?" Lerainya dengan merangkulkan tangannya ke pundak Alana.

Hal itu malah membuat Alison kesal, "Kalian bilang hanya quality time untuk kita berempat. Tidak ada kesepakatan untuk bertemu siapapun selain menghabiskan malam kita bersama."

"Jangan terlalu serius, son. Ini masih sore."

Alison hanya berdecak kesal. "Alana kau bermalam dengan geza saja, akan aku hubungi dia."

Bukan apa-apa, Alison hanya khawatir saat mereka minum nanti, Callister mencuri kesempatan untuk menemui Alana di tengah dirinya yang mabuk. Alison tidak ingin kecolongan lagi, walaupun amarahnya kepada callister sudah sedikit mereda, namun hal itu tidak membuat Alison percaya kepada callister seratus persen.

"Kak geza sedang ikut ayah William ke luar kota, kak. Jika kak geza tidak pergi, sedari tadi dia sudah ada disini bersama Alana."

The Affair DEVIL | 21+ SELESAI ✅Where stories live. Discover now