17 : Dejected

17K 400 43
                                    

Play song : BEN - Can you hear me?🎵

Malam, Mereka masih menyibukkan diri dengan kegiatannya. Melihat Alison dan Dila sedang memanggang daging bersama membuat hati Alena bergemuruh walau dirinya ada di tengah orang-orang yang sedang tertawa bersama.

"Cal, kau sudah ambil birnya?"

Callister yang sedang mencuri pandang ke arah alana pun menoleh ke Alison, "Mau sekarang?"

Yang ditanya menengok ke belakang, menyadari bahwa masih ada Alana disana. Ia lupa bahwa mereka itu berlibur, yang membuat Alana masih terbangun di pukul 9 ini.

"Alana tidak apa-apa kak, kalian bersenang-senanglah dengan itu. Alana sudah bawa jus," ucap Alana mengangkat sebuah botol minum Tupperware ke atas.

Callister yang melihat itu menatap kekasihnya gemas, ia mengulum senyumnya akibat dari tingkah polos Alana. Kejadian itu tidak luput dari tatapan Rangga, Callister yang menyadari tatapan Rangga pun melunturkan senyumnya, mengangkat sebelas alisnya seakan-akan bertanya 'Apa yang kau lihat?' Rangga malah mengangkat jari tengahnya ke arah Callister.

"Aku mau kebelakang dulu," pamit alena karena sudah tidak tahan

Ia melangkah pergi membawa sebotol minuman keras yang ia ambil dari bawah meja peralatan, ia menuntun kakinya menuju taman yang letaknya tak jauh dari tempat mereka. Udara dingin yang menyeruak ke kulit Alena membuat gadis itu hampir menggigil. Ia duduk di sana, di kursi single dengan meja bundar di tengahnya. Ia mengeluarkan sebungkus rokoknya, benda nikotin yang selalu menjadi lampiasan Alena saat sedang merasa gelisah, sendirian, atau bahkan atas kemarahannya. Pada akhirnya, kepulan asap yang Alena ciptakan sendiri membuat kesan sesak di dadanya semakin menjadi.

Setelah menghisap benda nikotin itu, ia meneguk kasar minuman keras di depannya, Seakan menjadi obat untuk luka hatinya. Ia terus saja bergulat dengan pikirannya sendiri. Tentang kesalahan apa yang telah ia perbuat sampai Alison selalu bersikap acuh dan tega terhadap Alena. Laki-laki lebih sayang Dila, kekasihnya, dibanding memberikan sedikit perhatian untuk Alena. Tiba-tiba ia terkekeh, ia menertawakan nasibnya sendiri. Kenyataan pahit yang membuat Alena harus bersikap murahan kepada Alison itu seolah membeli perhatian laki-laki itu menggunakan tubuhnya. Tetapi apa yang sebenarnya terjadi? Walaupun Alena tidak berfikir sampai disitu, kenyataan pahit tetaplah pahit. Alena dituntut untuk menerima kehidupan yang tidak pernah ia inginkan ini.

"I Miss you, mom. "

Ia rindu dengan sosok ibundanya. Airmatanya turun tanpa di perintah. Hanya ibundanya yang membuat Alena harus dengan terpaksa menerima ini semua. Walaupun sudah ada di atas sana, Alena masih setia menjadikan ibundanya sebagai alasan untuk bertahan sampai sejauh ini. Ia tidak pernah lagi mendapatkan kasih sayang dari sosok orangtuanya, ayahnya yang sibuk bekerja di luar negeri membuat Alena tidak pernah lagi merasakan kehangatan di pelukan beliau. Ditambah lagi Alison, laki-laki tidak pernah melihat Alena sedikit pun. Ia selalu berharap tinggi untuk mendapatkan perhatian Alison seperti yang laki-laki itu berikan terhadap Alana. Dan sialnya, harapan bodoh itu membuat Alena malah salah arah. Ia menyayangi Alison, lebih dari yang ia lihat.

Alena berdecih, "Memangnya apa yang aku lihat dari dia, sampai aku harus jatuh cinta kepada dirinya?"

Tiba-tiba ada yang merebut benda nikotin itu dari tangan Alena, tangan itu membuangnya ke tanah lalu menginjaknya. Kemudian ia menempatkan diri di kursi sebelah Alena. Menarik kursi itu semakin mendekat dari tempat duduk Alena.

"Kau memang bodoh jika mencintai laki-laki yang hanya menjadikanmu sebagai pemuas nafsunya."

Benar, yang dikatakan Rangga memang benar.

The Affair DEVIL | 21+ SELESAI ✅Where stories live. Discover now