Part 20

3.1K 313 99
                                    

Ada kalanya kau merasa seperti di atas angin.

Hidup terasa sangat ringan. Semuanya baik-baik saja. Kau merasa seperti kau bisa mengatasi apapun. Tidak ada yang bisa membuatmu merasa sedih karena kau merasa semuanya akan baik-baik saja. Selamanya akan baik-baik saja.

Tetapi kenyataannya tidak begitu.

Hidup itu tidak seperti itu. Kau mungkin pernah merasa seperti di atas angin. Kau mungkin merasa hidupmu ringan. Kau merasa seperti semuanya baik-baik saja. Tapi kau salah tentang satu hal.

Tidak selamanya semuanya akan baik-baik saja.

Akan datang waktu dimana semua yang kau sayang akan diambil darimu. Dan pada saat itulah kau akan menyadari betapa mudahnya kau kehilangan sesuatu yang kau kira akan kau miliki selamanya.

***

Katya menatap kaca jendela besar di sampingnya.

Secangkir teh mengepul di hadapannya, tetapi bukan karena itulah ia tidak menyentuhnya. Matanya terpaku pada jalanan yang basah karena terkena hujan, padahal tidak ada apa-apa di jalanan itu.

Ia menarik napas dalam-dalam.

Akhir-akhir ini, ada sesuatu yang mengganjal dalam hatinya. Ia merasa seperti ia telah melewatkan sesuatu yang penting. Ia merasa seperti ada yang hilang dalam dirinya.

Sebenarnya, sudah sangat lama ia merasa seperti itu. Ia beranggapan bahwa semua itu hanya halusinasi atau hanya perasaannya saja, tetapi ketika ia bertemu dengan Zayn, semua perasaan ganjil itu bercampur jadi satu.

Katya tahu dia tidak mengenal Zayn. Zayn hanyalah pria asing yang baik hati yang secara tidak sengaja ditemuinya di sebuah mini market.

Tetapi entah bagaimana caranya, Katya merasa sebaliknya.

Ia merasa seperti ia telah mengenal Zayn sebelumnya. Ia merasa bahwa Zayn adalah sesuatu yang penting yang ia lewatkan.

Yang hilang.

Konyol, Katya memberitahu dirinya sendiri. Itu konyol.

Yang lebih konyol lagi, otak Katya memberitahu dirinya bahwa ia tidak mengenal Zayn, tetapi hati Katya memberitahu dirinya bahwa ia, sangat merindukan Zayn.

Bagaimana bisa?

Pintu kaca kafe itu terdorong terbuka. Seorang pria tinggi dengan rambut cokelat yang tercukur rapi berjalan masuk ke dalam. Mata cokelatnya menyapu sekeliling seperti mencari-cari sesuatu.

Ketika ia bertemu pandang dengan Katya, bibirnya terangkat membuat seulas senyum tipis. Katya balas tersenyum sembari melambai ke arahnya.

“Hai,” sapanya. “Sudah lama menunggu?”

Katya menggeleng. “Hai, Ethan.”

***

Zayn menyadari kalau sudah agak lama ia tidak memiliki waktu berdua saja dengan Alaska. Karena itulah, ia mengajak Alaska jalan-jalan di taman.

Udara bulan November sedang cerah-cerahnya, padahal sebentar lagi musim dingin akan tiba. Zayn dan Alaska berjalan beriringan, menikmati indahnya cuaca serta memperhatikan orang berlalu-lalang di jalanan.

Hari itu hari Sabtu. Alaska sedang libur sekolah, sementara Zayn ada pertandingan nanti sore di Stamford Bridge. Rencananya hari ini Zayn akan mengajak Alaska untuk menonton pertandingannya secara langsung, untuk yang pertama.

Alaska sendiri tampaknya sangat menyukai gagasan itu.

Zayn membeli fish&chips untuk Alaska, lalu mereka berdua duduk di bangku taman tak jauh dari tempat Zayn memarkir mobil. Setelah menatap mobil Zayn cukup lama, Zayn sepertinya akan memutuskan untuk membeli mobil baru.

For him, She was.Where stories live. Discover now