Part 29

2.9K 287 53
                                    

Update bcs chelsea menang premier league :))

#gapenting

Anyway....enjoy!

***

Iris merasa beban hidupnya terangkat sedikit ketika ia memeluk Harry, seolah-olah pria itu sudah membantunya memikul setengah bebannya.

Lama sekali Iris terisak dalam rengkuhan Harry. Iris menangisi hal-hal yang membuatnya sedih, serta hal-hal yang membuatnya senang. Iris menangisi Zayn karena pria itu sangat disukainya, tetapi sangat jauh dan tidak terjangkau.

Iris menangisi Harry, karena pria itu selalu ada. Selalu dekat dengannya, selalu menjadi tameng dikala ada sesuatu yang datang padanya. Karena pria itu sangat dekat, terjangkau, tetapi tidak bisa Iris cintai.

Bohong kalau Iris tidak tahu bahwa Harry menyayanginya. Harry memang menyayanginya. Iris pun begitu—ia juga menyayangi Harry. Tetapi, mereka tidak saling menyayangi dalam konteks yang sama. Itulah yang membuat Iris menangis.

Iris menangisi Harry karena ia tahu ia tidak bisa menyayangi Harry seperti cara Harry menyayanginya.

Harry memeluk Iris seperti Iris adalah sesuatu yang terbuat dari keramik yang harus dijaga agar tidak pecah. Sangat lembut dan hati-hati. Sedangkan Iris memeluk Harry sangat kuat, sekuat yang ia bisa, dengan sisa-sisa tenaganya.

"Tidak apa-apa," begitu Harry berkata untuk menenangkannya. "Kau baik-baik saja. Tidak apa-apa. Tidak perlu dia membalas cintamu untuk mencintainya, ya, kan?"

Iris tidak terkejut ketika Harry berkata seperti itu. Harry memang sudah pasti bisa menebaknya. Menebak kalau Iris menyukai seseorang yang tidak menyukainya.

"Patah hati pertama memang menyakitkan, Iris," Harry berkata lagi. Suaranya sangat halus dan lembut di telinga Iris. "Tapi kau akan baik-baik saja. Jadi jangan khawatir."

Iris ingin berteriak, mengatakan betapa ia menyesal karena Harry harus menyayangi orang sepertinya—seseorang yang tidak bisa balik menyayanginya. Iris ingin berteriak, meminta Harry berhenti menyayanginya. Agar ia tidak merasa bersalah sehebat ini.

Tapi suaranya tidak mau keluar. Isakannya semakin kencang. Pelukannya ke Harry semakin erat. Iris hanya ingin ada disana, di pelukan sahabatnya, sampai ia bisa menghadapi dunia lagi. Sampai ia bisa menghadapi kenyataan lagi.

"Maafkan aku, Harry."

Harry menghela napas, senyumnya terlihat tulus, tetapi matanya sedih.

"Aku tidak bisa menyalahkanmu karena kau tidak bisa menyayangiku seperti aku menyayangimu, Iris. Dan kau tidak perlu menyesal hanya karena aku menyayangimu lebih dari kau menyayangiku. Lagipula, tidak apa-apa. Menyayangimu membawa kebahagiaan tersendiri untukku."

Lagi, Iris terisak. Ia menangis, tidak peduli seberapa keras atau seberapa lama. Memikirkan bagaimana seandainya ia jatuh cinta kepada Harry—bukan kepada Zayn.

***

Zayn naik taksi ke rumah sakit terdekat untuk menjahit kepalanya yang bocor. Setelah keluar dari flat Ethan, tubuhnya mulai mengeluarkan tanda-tanda sakit, persis seperti kemarin. Kepalanya pusing dan perih, tubuhnya ngilu. Perutnya terasa sakit ketika ia berjalan.

Rumah sakit sedang tidak ramai. Ketika Zayn datang, Zayn langsung dituntun ke unit gawat darurat. Selesai kepalanya dijahit, ia membayar biaya administrasi dan langsung pulang. Ia tidak mau harus dirawat karena sakitnya yang satu lagi.

Setelahnya, ia hanya beristirahat di kamar hotel. Sekitar jam 7 malam, Zayn turun ke bawah untuk makan malam, lalu naik lagi ke kamarnya. Ia hanya tidur-tiduran sembari menonton acara televisi yang membosankan.

For him, She was.Where stories live. Discover now