Part 48

5.6K 369 60
                                    

Setelah Aaron datang 5 menit kemudian, Zayn menghabiskan malam itu untuk bercerita.

Ia bercerita tentang bagaimana pesawat jatuh, bagaimana ketika ia menyelamatkan diri bersama beberapa penumpang lainnya. Ia juga menceritakan ketika ia terombang-ambing di laut selama 5 jam sebelum mencapai ke pulau terdekat.

Pulau itu letaknya cukup jauh dari lepas pantai Sunderland. Tetapi untungnya, pulau itu bukan pulau kosong. Zayn dan beberapa korban yang terbawa sampai pulau itu dibantu oleh penduduk setempat. Mereka memberi Zayn makanan, minuman, serta tempat tinggal.

Zayn sudah bilang bahwa ia harus tiba di London secepatnya, tetapi penduduk bilang bahwa kapal yang akan pergi ke Sunderland untuk membawa bahan-bahan makanan baru saja berangkat. Kapal-kapal itu akan tiba tujuh hari lagi.

Tujuh hari.

Dan tujuh hari itu dihabiskan Zayn untuk berjalan-jalan di pantai, berharap ada tim sar atau siapapun yang bisa membawanya ke Sunderland dengan cepat, agar ia bisa pulang secepat mungkin. Tapi sia-sia saja. Tidak ada bala bantuan selain kapal itu.

Tujuh hari kemudian, ketika Zayn merasa ia sudah berubah menjadi kepiting, barulah kapal itu datang. Ternyata kapal itu tidak langsung berangkat lagi. Mereka akan berangkat lima hari lagi. Jadi, lagi-lagi Zayn menunggu.

Barulah lima hari kemudian Zayn berangkat naik kapal itu. Berada di laut sudah benar-benar membuatnya muak, tetapi berhubung hanya itu satu-satunya jalan, Zayn tidak punya pilihan lain selain memaksakan diri.

Sekitar enam jam perjalanan yang memuakkan, Zayn akhirnya sampai di Sunderland. Ia kemudian langsung ke bandara, dan mengambil pesawat tercepat yang bisa ia temui. Dan untuk sementara, mengkesampingkan fakta bahwa ia membenci pesawat lebih dari apapun.

Zayn sampai di London sekitar jam sembilan, lalu ia langsung naik taksi untuk pulang. Begitulah kisah sebenarnya.

Katya memperhatikan Zayn, setiap kalimat yang ia ceritakan, mimiknya ketika ia menceritakan hal-hal yang tidak disukainya, semuanya.

"Yang paling tidak bisa kubayangkan adalah ketika kau terombang-ambing di laut selama lima jam," Katya bergidik. "Itu lama sekali."

Zayn mengangguk. "Kuakui, itu memang buruk. Rasanya aku sudah menelan dua galon air laut," gumamnya. "Dan itu adalah lima jam terpanjang dalam hidupku. Rasanya seperti tiga hari. Ketika aku sampai di pantai pulau itu, kukira aku sudah mati."

"Tapi kau berhasil melewatinya."

"Aku kan pernah bilang aku rela melewati apapun hanya untuk pulang kepadamu," ia menyeringai, sementara Aaron pura-pura batuk. "Walaupun rasanya aku tidak mau melewati yang seperti kemarin lagi."

Katya tertawa. "Aku menyayangimu."

"Aku menyayangimu juga."

"Apa kau sudah selesai?" Aaron terdengar gusar, kemudian Zayn tertawa. "Dan, Katya. Kurasa sebaiknya kau bicarakan yang waktu itu dengan Zayn."

Zayn mengerutkan dahinya. "Yang waktu itu apa?"

Katya menatap Aaron, kemudian mengangguk singkat. "Ketika Alaska lahir.....apakah benar-benar hanya Alaska?"

"Maksudmu?"

"Karena aku ingat betul, Zayn, aku tidak hanya melahirkan Alaska."

Zayn terdiam. "Jadi maksudmu...."

"Ingat, kan kalau kita tidak pernah melakukan USG untuk menentukan jenis kelamin dan yang lainnya?" Katya berhenti sebentar. "Alaska punya kakak, Zayn. Atau adik. Yang jelas, dia punya saudara kembar."

For him, She was.Where stories live. Discover now