TWO | HOW ABOUT ME?

436 112 137
                                    

Ting

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ting

Deringan di ponselnya berbunyi membuat Vanessa yang sedari tadi tengah menyisir rambutnya pun menghentikan aktifitasnya dan segera mengecek ponselnya. Dilayar ponsel yang terletak paling atas terdapat notifikasi dari Fauzan. Tanpa sadar bibirnyaa mengulas senyuman manis.

|Ca, gue udah di depan.

Bentar lagi Eca ke bawah|

|Baiklah tuan putri
Read

Vanessa semakin dibuat tersenyum kala melihat chat itu. Tak ingin membiarkan Fauzan menunggu lama, ia segera mengambil tasnya lalu keluar dari kamar. Namun, langkahnya terhenti saat menuruni tangga, pasalnya ia melihat pemandangan di depan dengan hati yang sedikit mencelos.

Dilihatnya seorang pria paruh baya yang masih terlihat muda tengah makan dengan gadis cantik yang diketahui sebagai kakak Vanessa. Mereka makan dengan sesekali bercanda ria. Terlihat sangat bahagia bukan?

Ia iri dengan kakaknya yang bisa mengobrol bersama dengan ayanya, sedangkan dirinya tidak pernah sekalipun mengobrol dengan sang ayah, untuk makan pun ia harus di dapur. Bahkan, ia tak pernah mendapatkan kasih sayang dari seorang ayah. Namun, ia sama sekali tak membenci Varesya. Ingat itu, ia sama sekali tak membenci kakaknya.

Gadis itu berusaha tegar dan memilih melanjutkan langkahnya menuruni anak tangga dengan langkah yang sangat pelan. Pasalnya jika Varesya melihatnya, gadis itu akan mengajaknya makan bersama. Ia tahu bahwa ayahnya itu tak mungkin mau makan bersama dengannya, bahkan ayahnya pun tidak akan sudi melihat wajahnya. Maka dari itu ia tak ingin mengganggu.

Setelah dirasa aman, ia membuka pintu utama dan di halaman rumah terdapat Fauzan yang tengah duduk di atas motornya seraya tersenyum lebar ke arahnya. Ah sial, senyuman itu begitu memabukkan.

Di sepanjang perjalan Fauzan dibingungkan dengan perubahan sikap Vanessa yang tak seperti biasanya. Lantas, ia menengok sedikit ke belakang.

"Ca?"

"Iya?"

"Lo kenapa?"

Vanessa mengernyitkan dahinya heran. "Eca? Eca gak papa kok, emang ada apa?"

"Lo gak kayak biasanya, biasanya lo berisik, terus cerita apa aja yang bisa bikin gue ketawa."

Vanessa tertegun. Benar juga, mengapa sedari tadi dirinya hanya diam saja. Entahlah ia juga tidak tahu mengapa dirinya seperti sekarang.

"Oh, Eca lagi sariawan," ujarnya seraya menyengir kuda.

Fauzan merasa ada yang ganjal. Ia menghela nafas berat. "Gue gak suka lo kayak gini, Ca."

"Lo tau kan, kita udah sahabatan dari kecil. Lo gak bisa bohong sama gue."

Vanessa terdiam. Enggan menjawab. Hal itu membuat Fauzan memberhentikan motornya di sisi jalan.

Vanessa mengernyitkan dahinya. "Kok berhenti?"

"Cerita."

Vanessa mengendurkan tangannya yang sedari tadi melingkar dipinggang Fauzan lalu menundukkan kepalanya.

"Eca gak bisa cerita sekarang, maafin Eca."

Fauzan terdiam sejenak. Sekarang ia tahu bahwa Vanessa benar-benar sedang tidak baik-baik saja.

"Sampai kapan lo kayak gini? Dari dulu gue nyuruh lo cerita tapi Lo bilang kata-kata itu terus. Sampe kapan Ca?!"

"Gue lebih suka Eca yang cerewet dari pada lo yang selalu diem dan mendem perasaan lo seorang diri kayak tadi."

"Kita dari kecil udah sama-sama, Ca. Belajar berbagi rasa yang lo rasain ke gue."

Vanessa hanya bisa menundukkan kepalanya dalam. Ia hanya bisa diam tanpa mau mengatakan sepatah katapun.

"Waktu di suatu tempat ojan ngerasa sedih, apa yang bakal Ojan lakuin?"

Akhirnya setelah beberapa menit Vanessa mengeluarkan suaranya.

Fauzan terdiam sejenak. "Gue bakal inget kebahagiaan yang datang buat nutupin kesedihan itu."

"Terus apa yang bakal Ojan lakuin kalo kesedihan lebih banyak hadirnya sedangkan kebahagiaan jarang hadir?"

Fauzan terdiam. Ia sekarang paham apa yang tengah Vanessa rasakan. Ia tidak terlalu bodoh untuk mengerti apa yang Vanessa maksud.

"Mulai besok lo harus mulai terbuka sama gue."

Vanessa hanya mengangguk mengiyakan. Mungkin ini sudah waktunya ia terbuka pada Fauzan yang notabenya sahabatnya sedari kecil.

TBC

Voment please?

Jangan jadi pembaca gelap ya, share juga cerita ini ke temen-temen kalian

Makasih ya udah mau baca ceritaku, sukses rl buat kalian, semangat terus-!!

NEXT GAK NI?

How About Me? [TELAH TERBIT]Where stories live. Discover now