NINETEEN | HB'ME?

146 56 59
                                    

Tak terasa ujian kelulusan sudah selesai

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tak terasa ujian kelulusan sudah selesai. Bagi para murid kelas XII akhirnya bisa bebas dan bisa bernafas lega. Mereka hanya tinggal menunggu hasilnya, semoga saja memusakan.

Fotoshoot sudah dilaksanakan sebelum jauh-jauh hari. Kini mereka sudah tidak akan lagi mengikut KBM dan bisa kapan saja datang ke sekolah untuk sekedar berkunjung melepas rindu untuk hari-hari kedepannya. Mereka berharap suatu hari mereka akan bertemu lagi.

Hari ini Fauzan datang ke sekolah untuk menemani Vanessa. Lelaki itu akan menunggu di outdoor jika jam pelajaran berlangsung. Tiba-tiba saja seorang wanita menghampirinya.

"Fauzan," panggil gadis itu membuat Fauzan yang sedari tadi memainkan ponselnya pun beralih menatap lawan bicaranya.

"Iya?"

"Lo beneran gak inget sama gue?"

Fauzan mematikan ponselnya dan menatap gadis itu intens. "Lo kan Cindy temen sekelas gue."

Ya gadis itu bernama Cindy. Gadis itu menggeleng pelan. "Bukan sebagai teman sekelas lo doang, tapi gue juga mantan lo waktu SMP."

Deg!

Jantung Fauzan berdetak tak karuan. Wanita yang sedari lama ia cari-cari dan ia tunggu akhirnya kini berada di hadapannya. Lelaki itu berdiri membuat Cindy ikut berdiri.

"You want to hug me?" Cindy merentangkan tangannya membuat Fauzan tersenyum merekah dan segera memeluk gadis itu erat.

Tanpa mereka sadari, sedari tadi bel pulang telah berbunyi menandakan para siswa berhamburan pergi keluar gerbang. Namun tidak dengan Vanessa yang terdiam mematung kala melihat pandangan yang berada tak jauh dari tempatnya. sedari tadi ia menyaksikan dari awal Cindy datang menemui Fauzan dan Fauzan yang terlihat senang dengan kedatangan gadis itu hingga sekarang lelaki itu memeluk Cindy. Vanessa mengetahui jika wanita itu Cindy, karena ia hapal betul dengan nama-nama murid yang berada di kelas Fauzan. Tentu saja karena dirinya selalu diajak Fauzan untuk main di kelasnya.

Tanpa sadar bulir matanya jatuh mengenai pipinya dengan cepat Vanessa menepis air matanya kasar saat Fauzan menyadari kehadirannya. Lantas, ia memilih berlari menjauh dari sana.

Fauzan segera melepaskan pelukan itu paksa. "Eca?"

Cindy menatap Fauzan tak suka "Kenapa lo manggil dia terus di saat kita lagi berduaan?"

Fauzan tak mengindahkan pertanyaan itu. Ia segera berlari mengejar Vanessa yang sudah mulai menjauh.

Dilihatnya Vanessa terus berlari menelusuri jalanan trotoar. Bisa saja gadis itu menaiki taksi atau memesan ojek online. Namun, gadis itu sedang ingin sendiri.

Fauzan yang mengendarai motornya terus mencari keberadaan Vanessa. Hatinya tak tenang. Ia tak mau Vanessa sakit hati karenanya. Ia harus bagaimana? Di satu sisi ia menyayangi Vanessa, tapi di sisi lain ia merindukan sosok wanita yang telah lama ia tunggu kehadirannya.

Netranya tak sengaja menangkap Vanessa yang berjalan seorang diri. Ia kembali melajukan motornya menghampiri Vanessa.

"Eca, berhenti, Ca."

Vanessa yang tersadar akan suara itu segera menghentikan langkahnya dan menolehkan kepalanya ke arah belakang tepat dimana Fauzan berada masih dengan mengendarai motornya.

Vanessa membuang pandangannya ke arah lain tak kuasa menahan isak tangisnya. Entah mengapa dirinya menjadi seperti ini. Gadis itu memilih melanjutkan langkahnya mengabaikan Fauzan.

"Ca, gue mohon lo berhenti."

Vanessa masih menghiraukan panggilan itu, ia terus menelusuri jalanan trotoar dengan pandangan kosongnya.

"VANESSA!"

Pekikan Fauzan berhasil membuat langkah Vanessa terhenti. Fauzan meninggalkan motornya dan berlarian menghampiri Vanessa.

Dipeluknya gadis itu olehnya. Namun, Vanessa masih tetap diam dan enggan membalas pelukan itu.

"Ca, gue bisa jelasin."

"Tadi itu gak seperti apa yang lo liat, ta-"

"Jelasin," ujar Vanessa dingin.

Bukannya menjelaskan Fauzan malah bungkam dan masih terdiam ditempat. Elusan lembut dirambut Vanessa pun kini terhenti.

"Diem kan lo?"

Vanessa melepas paksa pelukan itu dan berlalu dari sana meninggalkan Fauzan yang masih terdiam.

"Eca maafin Ojan," ujarnya lirih seraya menatap kepergian Vanessa dengan tatapan sendu.

TBC

Yeayy menuju konflik baruu

Voment please?

Jangan jadi pembaca gelap ya, share juga cerita ini ke temen-temen kalian

Makasih ya udah mau baca ceritaku, sukses rl buat kalian, semangat terus-!!

NEXT GAK NI?

How About Me? [TELAH TERBIT]Where stories live. Discover now