TWENTY-NINE | HB'ME?

127 46 56
                                    

Setelah mengantarkan Vanessa ke sekolah, ia tak langsung pergi ke kampus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah mengantarkan Vanessa ke sekolah, ia tak langsung pergi ke kampus. Ia berniat mencari tahu siapa dalang dari tabrak lari yang dialami Vanessa beberapa bulan yang lalu. Bukan apa-apa, ia hanya merasa ada yang menjanggal dengan kejadian dimana Vanessa dan Fauzan sama-sama mengalami kecelakaan tabrak lari, bedanya Fauzan kecelakaan saat balapan liar. Warga melihat truk itu tidak memakai plat nomer sama seperti truk yang menabrak Vanessa.

Ia tak bisa tinggal diam. Sudah berbulan-bulan juga Vanessa mendapatkan teror dari orang misterius. Pernah sesekali ia melihat orang misterius itu memakai topeng serta tudung hoodie berwarna hitam dan juga celananya yang berwana hitam. Seseorang itu keluar dari arah jendela kamar Vanessa saat ia baru akan masuk ke dalam kamar Vanessa. Namun, saat ia akan menutup jendela kamar, ia tak melihat siapa-siapa di sana. Jika seseorang itu melompat dari atas balkon yang menjulang tinggi itu tentu saja tidak mungkin. Lantas, kemana perginya orang itu? Mengapa dia bisa sampai di kamar Vanessa? Mau apa dia? Banyak sekali pertanyaan dalam benaknya yang belum terjawabkan. Dan keesokan harinya Vanessa menjerit saat membersihkan kolong kasur dan mendapati bangkai tikus yang dipenuhi dengan darah yang bau amis.

Ia tidak ingin Vanessa terus-terusan diteror oleh orang misterius itu. Mau apa dia sebenarnya?

Setibanya ia di basecamp, Deffano dikejutkan dengan geng Alextor yang tiba-tiba saja menyerang gengnya. Ya, sebelum menuju kematian Fauzan, lelaki itu memintanya untuk mengantikan Fauzan menjadi ketua Blackdrick. Ia sempat menolak. Namun, Fauzan memohon-mohon padanya membuatnya tak tega dan mengiyakan permintaan Fauzan.

"BAJINGAN LO PADA! BERHENTI!"

Pekikan Deffano mampu membuat semuanya menghentikan aktifitasnya.

"Lo pada jangan bawa senjata, kalo mau tawuran pake tangan kosong!"

Semua anggota Alextor terdiam. Bagaimana bisa Deffano mengetahui jika mereka membawa senjata api? Tanpa mengatakan sepatah katapun, ketua Alextor yang bernama Vezo menarik pelatuknya dan mengarahkannya pada Deffano.

"Lo mau bunuh gue?" tanya Deffano seraya menyeringai menatap Vezo.

Ia tahu bahwa Vezo tidak lihai dalam menggunakan pistol, dan selalu tidak tepat sasaran jika menembak.

Vezo tersenyum miring. "Siap-siap aja ajal menjemput lo!"

"Yang ada lo yang bakal mati duluan."

Dor

Tanpa diduga, Deffano menarik pelatuknya dan menembak ke atas atap membuat semua orang tercengang. Ia pikir Deffano tidak pernah membawa pisto atau hal semacam itu. Namun, ternyata mereka salah menduganya.

Vezo berdecih dan segera melepaskan pelatuknya membuat Deffano segera menghindar. Vezo mendengkus kesal karena tembakannya tidak tepat sasaran. Ia terus menembak lelaki itu. Namun nihil, hasilnya tetap saja tak memuaskan. Seluruh anggota Blackdrick dan Alextor tercengang melihat Deffano yang bergerak lihai menghindari serangan dari Vezo.

Vezo mengkode wakilnya agar ikut menyerang Deffano. Namun, pria itu sempat menolak tapi akhirnya pria itu mulai membidik Deffano dari arah belakang. Deffano yang masih tetap tenang membuat pria itu tak mau menyia-nyiakan kesempatan itu lalu menarik pelatuknya dan—

"DEFFANO AWAS!"

Dor!

TBC

Voment please?

Jangan jadi pembaca gelap ya, share juga cerita ini ke temen-temen kalian

Makasih ya udah mau baca ceritaku, sukses rl buat kalian, semangat terus-!!

NEXT GAK NI?

How About Me? [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang