TWENTY-SEVEN | HB'ME?

133 44 63
                                    

Vanessa dan Fauzan sama-sama mengalami koma

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Vanessa dan Fauzan sama-sama mengalami koma. Vanessa yang tertabrak mobil dan Fauzan yang kecelakaan saat balapan liar.

"Eca." Panggilan seorang pria dair arah belakang membuat Vanessa membalikan badannya menatap sang empu.

"Ojan?"

"Ojan, Eca mau ikut sama Ojan hiks..."

Fauzan menggeleng. "Perjalan lo masih panjang, Ca."

"Di dunia nyata bakal ada orang yang bener-bener tulus mencintai lo."

Vanessa menggeleng keras. "Cuma Ojan. Cuma Ojan lelaki terbaik yang pernah Eca temuin sekalipun Ojan bilang Ojan brengsek, tapi dipikiran Eca gak pernah terlintas sekalipun tentang hal buruk yang pernah Ojan lakuin ke Eca."

"Ojan tau? Waktu itu lo pernah bilang kalo Ojan bakal inget kebahagiaan untuk menutupi kesedihan. Itu yang sekarang Eca lakuin."

Fauzan mendekap Vanessa erat. "Makasih, makasih udah hadir di kehidupan gue. Makasih udah biarin gue masuk ke dalam hidup lo, gue beruntung kenal sama orang yang tulus kayak lo. Lo tulus dalam hal apapun."

"Tapi gue gak bisa terus ada di samping lo, Ca. Allah udah ngambil gue lagi. Karena emang pada dasarnya semua makhluk ciptaan Tuhan suatu saat akan kembali lagi padanya."

"Gue mohon lo ikhlasin gue, ya?"

Vanessa menggeleng dan semakin mempererat dekapannya. "Hiks.. nggak, Eca gak mau Ojan pergi."

"Pulang, Ca. Pulang ke tempat lo, alam kita udah beda. Belum saatnya lo ikut sama gue."

Fauzan melepaskan pelukan itu membuat Vanessa mencekal pergelangan tangan Fauzan. "Eca gak mau kehilangan Ojan untuk kedua kalinya, Eca udah relain Ojan sama Cindy, dan sekarang Eca gak bakal biarin Ojan pergi lagi."

Fauzan menggenggam kedua tangan Vanessa lembut. "Maaf udah biarin lo berjuang sendirian, maaf udah bikin lo sakit hati. Sekarang biarin gue pergi dari hidup lo, karena dengan adanya gue dihidup lo terus, itu bakal ngebuat lo ngerasain sakit terus, Ca."

Fauzan melepaskan genggaman itu dan berlalu dari sana meninggalkan Vanessa seorang diri diruangan serba putih itu. Hingga pada akhirnya lelaki itu menghilang ditelan kabut yang cukup lebat.

Vanessa terus berteriak memanggil nama Fauzan. Ia tidak mau kehilangan Fauzan, ia tidak mau.

***

Deffano yang panik berusaha mencari dokter. Pasalnya, layar monitor terpampang garis lurus dan berbunyi hingga memekikan telinga.

Salah satu dokter dan beberapa perawat segera mengikuti Deffano untuk mengecek keadaan fauzan.

Deffano hanya bisa menunggu dengan pikiran yang berkecamuk. Bagaimana jika terjadi sesuatu dengan ketua gengnya? Bagaimana caranya ia memberitahu kondisi Fauzan yang sebenarnya nanti pada Vanessa? Ia mengusap wajahnya gusar. Dalam hati ia terus berdoa pada Allah berharap tidak terjadi apa-apa pada lelaki itu.

How About Me? [TELAH TERBIT]Where stories live. Discover now