SEVENTEEN | HB'ME?

149 58 37
                                    

Kini Vanessa tengah menulis soal dipapan tulis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini Vanessa tengah menulis soal dipapan tulis. Namun, lagi-lagi Risa terus saja mengganggunya membuatnya kesal setengah mati.

"Risa bisa diem gak sih?" desis Vanessa. Risa hanya menyengir kuda.

"Iya deh maafin, lo pms ya, Ca?"

Vanessa mengangguk pelan. "Bulan ini lo udah?"

Risa mengangguk. "Udah dari awal gue mah."

Tok tok

Suara ketukan pintu oleh pak Haris selaku guru olahraga dan wakil kepala kesiswaan membuat seluruh penghuni kelas menoleh ke ambang pintu begitu juga Bu Euis.

Pak Haris masuk ke dalam kelas. "Permisi Bu, saya mau menganggu waktunya sebentar."

Bu Euis selaku guru matematika pun tersenyum seraya mengangguk pelan.

"Baik, di sini bapak akan memberikan surat perizinan untuk siswa/i dari kelas X - XI renang. Berhubung kelas XII Minggu depan akan melaksanakan ujian kelas X - XI belajar daring."

"Km?"

Arland berdiri membuat pak Haris menyuruhnya untuk mengambil surat itu dan dibagikan pada seluruh penghuni kelas.

"Setelah surat sampai ditangan masing-masing silahkan lihat tanggal kegiatan. Setelah pulang kalian bisa langsung memberikan surat itu pada orang tua kalian. Jika sudah mendapat perizinan, kalian gunting kertas yang ada di paling bawah lalu kumpulkan ke bendahara kelas. Uang juga kalian kumpulkan ke bendahara kelas. Bisa dimengerti?"

"Siap bisa."

"Terimakasih atas perhatiannya. Bu saya permisi," pamit pak Haris membuat Bu Euis mengangguk.

Semua kelas menjadi ricuh. Wajah mereka terlihat gembira. Bu Euis segera memberi kode agar kelas tetap tenang.

"Harap tenang semuanya. Silahkan kerjakan lagi soal yang ada di papan tulis."

Sebagian murid mendesah kecewa. Mereka pikir soal itu akan dijadikan pr. Namun, ternyata tidak.

***

"Ojan!"

Vanessa berlari seraya mengalungkan tangannya dileher Fauzan. Dengan sigap Fauzan melingkarkan tangannya dipinggang ramping gadis itu.

"Kenapa hm? Seneng banget kayaknya."

Vanessa mengangguk. "Eca seneng nanti Senin mau renang."

Fauzan menatap Vanessa jengah. "Kamu enak, aku mikir, Ca."

Vanessa tersenyum tipis. "Semangat ujiannya."

Fauzan mengecup pipi Vanessa membuat Vanessa sekilas membuat mata Vanessa membulat kaget.

"Makasi, Ca."

Gadis itu menggeplak lengan Fauzan pelan. "Ini disekolah Ojan!"

"Biarin, mau lagi hm?" Vanessa menggeleng berusaha melepaskan pelukannya. Namun, Fauzan semakin mempererat pelukannya.

"Heh! Kalian ngapain, malah pelukan lagi. sana belajar!" ujar pria paruh baya yang diketahui kakek Fauzan. Pemilik yayasan sekolah yang bernama Hendrick.

"Ojan lagi pacaran, Kek. Ganggu aja," desis Fauzan membuat Vanessa menggeplak lengannya. Kali ini cukup keras berhasil membuatnya meringis.

"Sopan dikit napa sama kakek sendiri," tegur Vanessa membuat Fauzan tersenyum kikuk.

Sang kakek menghampiri keduanya. "Jangan bawa pengaruh buruk untuk Eca kamu," tegasnya.

Fauzan menatap sang kakek jengah. "Iya kek, nggak."

"Kakek mau kemana?" tanya Vanessa saat melihat ada dua bodyguard dibelakang Hendrick.

"Kakek ada urusan penting. Kalian cepat masuk kelas, ingat jangan bolos."

Vanessa mengangguk antusias, berbeda dengan Fauzan yang terlihat mengangguk malas. Setelahnya sang kakek pergi bersama kedua bodyguard nya.

Fauzan kembali menatap Vanessa dengan tersenyum menggoda. "Mau lanjutin yang tadi gak?"

Vanessa paham dengan apa yang dimaksud oleh Fauzan. Lantas, ia menggeleng keras dan berlalu dari sana meninggalkan Fauzan yang terkekeh geli.

TBC

Voment please?

Jangan jadi pembaca gelap ya, share juga cerita ini ke temen-temen kalian

Makasih ya udah mau baca ceritaku, sukses rl buat kalian, semangat terus-!!

NEXT GAK NI?

How About Me? [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang