FOUR | HOW ABOUT ME?

297 95 69
                                    

PERHATIAN!

NOTE: HARAP DIBACA!

Hanya sekedar mengingatkan. Biasakan baca dari awal pasti ngerti alurnya gimana, mungkin kalian pusing ya karena nanti bakal banyak teka-teki gitu. Maka dari itu, bacanya pelan aja biar gak ada yang ke skip. Bukan apa-apa saya gak mau nambah kalian pusing, kalo ada yang ke skip nanti dikira alurnya ngawur lagi, yang ada kalian komplain sama saya.

Sekian terimakasih

Vanessa terusik dari tidurnya karena dirasa ada yang mengelus pipinya lembut

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

Vanessa terusik dari tidurnya karena dirasa ada yang mengelus pipinya lembut. Lantas, ia memilih membuka matanya perlahan. Yang pertama ia lihat adalah wajah tampan milik Fauzan yang tengah menatapnya teduh.

"Bangun, Ca. Udah mau maghrib."

"Eughh," lenguhnya seraya menggeliat kecil.

"Ojan gak pulang?"

Fauzan menggeleng pelan, tangannya beralih untuk mengelus rambut gadis itu sayang. "Gue mau nemenin lo."

"Eca gak perlu ditemenin, kan ada kak Resya."

"Kakak lo pergi sama bokap lo, katanya mau ketemu sama kolega bisnis om Adrian."

"Loh, Eca gak di ajak gitu?"

"Tadi Resya sempet ke sini, tapi waktu dia tau lo tidurnya pules, dia gak jadi bangunin lo, katanya gak tega."

Vanessa mengangguk paham. Lantas menatap Fauzan lekat. "Eugg.. yaudah, Ojan balik aja, kasian nanti bunda nyariin."

"Yakin berani sendirian di rumah segede ini, hm?" tanya Fauzan dengan nada yang menggoda.

Vanessa terdiam sejenak kemudian melipatkan kedua tangannya di depan dada seraya membuang pandangannya dari Fauzan. "Eca berani."

Fauzan tersenyum miring. "Fine."

"Awas, Ca hati-hati di kolong kasur ada anu." Lelaki itu mulai berdiri dari duduknya dan menyambar jaketnya serta kunci motornya dan hendak keluar kamar. Namun, Eca terlebih dahulu menahannya dengan melingkarkan tangannya di pinggangnya. Gadis itu memeluknya dari belakang membuat Fauzan sedikit terkejut.

"Ojan jangan gitu, Eca takut."

Fauzan terkekeh geli. Lantas, ia melepas lengan gadis itu yang barusan melingkarkannya di pinggang, kemudian ia membalikan badannya menghadap Vanessa.

Ia tak tahan untuk mencubit pipi gadis itu. Lantas ia segera mencubit pipi gadis itu gemas membuat sang empu mencebikkan bibirnya kesal. "Gemesin banget si, Ca."

"Gue jadi pengen makan lo."

"Dih, mulut Ojan aja kecil mana bisa makan Eca, sinting."

Tak

"Awshh.. sakit ojaan!"

Vanessa meringis ngilu saat bibirnya di sentil oleh jari Fauzan. Bukannya lebay, pasalnya sentilan Fauzan tak main-main. Kalo penasaran cobain deh, rasanya.. ah mantap!

Fauzan mengabaikan Vanessa yang meringis kesakitan karena ulahnya. Ia malah menatap gadis itu tajam. "Mulutnya licin, siapa yang ngajarin kayak gitu, hm?"

Vanessa yang sadar dengan nada bicara Fauzan yang berbeda segera mengalihkan pandangannya tak mau menatap Fauzan.

"Maaf."

"Siapa yang ngajarin?" tanyanya kekeh dengan nada yang sedikit tinggi.

"Risa."

Sial! Risa lagi Risa lagi, gadis itu sangat membawa pengaruh buruk bagi Vanessa. Pernah waktu dulu Vanessa di ajari untuk membaca cerita wattpad yang berbau 21+ beserta gift yang__ kalian pasti tahu lah apa itu, dan sekarang, Risa mengajari Vanessa dengan kata-kata yang sangat toxic. Seharusnya dari dulu ia basmi saja wanita itu. Tapi untungnya ia masih punya hati.

"Jangan dengerin kata Risa, dia ajaran sesad, ngerti?"

Vanessa mengernyitkan dahinya heran. "Kenapa?" tanyanya polos.

"Lo inget waktu itu Risa ngajarin Lo baca cerita wattpad berbau 21+ hm? Lo mau gue marah lagi sama lo?"

Vanessa menggeleng keras. "Eca udah gak baca itu lagi kok udah Eca hapus, Ojan jangan marah. Ojan juga pernah bilang kalo Eca baca cerita itu bakal digoreng sama Allah, right?"

Fauzan menatap Vanessa jengah. Ternyata kepolosan Vanessa belum juga hilang. Sepertinya sudah mendarah daging. Sudahlah, ia memilih mengangguk dari pada harus berdebat dengan Vanessa yang tak akan ada habisnya.

"Sekarang Eca gak boleh ngomong toxic lagi, biar Eca gak di goreng sama Allah."

Vanessa mengangguk. "Iya kak."

Fauzan mengernyitkan dahinya heran. "Kak?"

"Iya kak, kenapa?"

Fauzan menatap Vanessa intens penuh intimidasi. "Kak?" ulangnya lagi. Sungguh ia tak suka jika Vanessa memanggilnya dengan embel-embel kak.

Vanessa mendengkus. "Kenapa sih emang gak boleh panggil kak?"

"Gak suka gue lo panggil gue dengan embel-embel kak," ujar Fauzan dingin.

"Kenapa sih kak?"

"Eca?!"

"Apa kak?"

"Ca, lo— akh!"

Fauzan menarik kepala gadis itu dan menaruhnya tepat di ketiaknya. Sontak saja hal itu mampu membuat Vanessa terkejut dan segera memberontak meminta dilepaskan.

"Ojan lepasin! Bauu ojaan!"

"Biarin, sapa suruh manggil gue kak."

Vanessa memutar bola matanya malas. "Kan emang lo lebih tua dari gue."

"Beda setaun doang, Ca!" ujar lelaki itu frustasi.

"Iya deh yang waras ngalah."

"Astaghfirullah, Ca. Lo ngatain gue gak waras dong."

"Emang! Lepasin sialan!"

"Heh!"

Fauzan mebanting tubuh Vanessa pelan ke atas kasur lalu menindihnya. Vanessa yang sempat terkejut kini semakin dibuat terkejut dengan Fauzan yang tiba-tiba menindih tubuhnya. Seakan tak nyaman dengan posisi seintim ini, Vanessa segera mendorong bahu lelaki itu agar sedikit menjauh. Namun nihil, tenaga Fauzan lebih besar darinya membuatnya kesusahan untuk mendorong tubuh kokoh milik lelaki itu

Suara bedug mulai terdengar di susul oleh suara adzan yang berkumandang sangat merdu.

"Allahuakbar Allahuakbar..."

"U-udah adzan."

"Ojan bisa minggir dulu gak? Eca m-mau shalat."

Dengan terpaksa, Fauzan menjauhkan tubuhnya dari gadis itu. Hal itu membuat Vanessa akhirnya bisa bernafas lega. Tak mau berlama-lama berdekatan dengan lelaki itu, ia segera bangun dari tidurnya dan berlari menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu.

Fauzan menatap kepergian gadis itu dengan terkekeh geli. Lucu sekali, pikirnya.

TBC

Voment please?

Jangan jadi pembaca gelap ya, share juga cerita ini ke temen-temen kalian

Makasih ya udah mau baca ceritaku, sukses rl buat kalian, semangat terus-!!

NEXT GAK NI?

How About Me? [TELAH TERBIT]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें