THIRTY-FOUR | HB'ME?

109 35 18
                                    

Vanessa sudah siap dengan seragamsekolahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vanessa sudah siap dengan seragam
sekolahnya. Ia menatap Deffano yang masih tertidur. Lantas, ia membangunkan Deffano karena lelaki itu harus pergi ke kampus. Ia tahu lelaki itu ada sif pertama.

"Sayang, bangun!"

Deffano melenguh dan menggeliat kecil. perlahan lelaki itu membuka matanya dan yang pertama ia lihat adalah wajah cantik istrinya.

Ia mengangkat kepala sedikit agar bisa mengecup pipi gadis itu.

Deffano berhasil dibuat terkekeh saat melihat wajah Vanessa yang kini sudah berubah menjadi seperti kepiting rebus.

"Sayang, morning kiss."

Vanessa tersipu malu kemudian membekap mulutnya dan berlari keluar kamar.

"BURUAN MANDI! KAMU ADA SIF PAGI."

Deffano tertawa terbahak-bahak. Setelah puas, ia memilih masuk ke dalam kamar mandi untuk melakukan ritual mandinya.

***

"Jangan main sama cowok! Awas kamu, masih aku pantau."

Vanessa dibuat kesal. Pasalnya sedari tadi diperjalanan sampai sekarang sudah sampai di sekolah pun Deffano tetap mengomel. "Iya ih bawel."

Lelaki yang dulu irit sekali bicara, sekarang ketiak bersamanya menjadi semakin banyak bicara. Namun, Vanessa suka akan hal itu.

"Dadah suami, Eca masuk dulu ya. Jangan genit-genit sama cewek lain!"

Cup

Setelah mengecup pipi suaminya, Vanessa segera membuka pintu mobil dan berlarian menuju gerbang sekolah.

Deffano masih tertegun. Lelaki itu menyentuh bekas kecupan dari Vanessa. Jantungnya terus berdegup kencang. Ia menggigit bibir bawahnya menahan senyumnya.

Setelahnya, ia memilih berlalu dari sana dengan hati yang berbunga-bunga.

***

Hari ini kelas XII tengah melaksanakan ujian kelulusan. Itu berarti Vanessa dan Risa tengah berjuang untuk mendapatkan nilai yang memuaskan. Mereka sama-sama mengerjakan soal-soal ujian dengan lihai. Namun, tetap teliti.

Vanessa itu tipikal orang yang cerdas sama seperti Risa. Bedanya, Risa lemah di mapel matematika. Tahun kemarin Vanessa berhasil memenangkan peringkat 2 dikelasnya sedangkan Risa memenangkan peringkat 4.

Setelah selesai Vanessa segera menaruh jawaban soal di meja guru dan disusul oleh Risa.

Tak terasa bel pulang telah berbunyi menandakan para siswa/i bergegas menuju keluar gerbang sekolah.

"Risa, Eca duluan ya, ayang udah jemput."

"Eohh, mentang-mentang udah nganu. Liat aja, Ca. Gue juga bakal nyusul."

Vanessa terkekeh geli dan berlalu dari sana menuju mobil Deffano.

"Gimana soal-soal nya susah gak?"

"Susah-susah gampang sih."

Deffano menganggukan kepalnya paham.

"Eugg.. mampir dulu yu ke emang ice cream ya?"

Lagi-lagi lelaki itu mengangguk mengiyakan.

Sesampainya di sana, Vanessa segera turun dari mobil untuk membeli dua buah ice cream. Gadis itu kembali dengan dua buah ice cream ditangannya.

"Buat aku mana?"

Deffano mengernyitkan dahinya heran saat Vanessa menyodorkan satu ice cream padanya. Bukannya apa, pasalnya gadis itu selalu membeli tiga, dua untuk Vanessa sendiri dan satunya gadis itu berikan padanya.

"Berhubung Eca lagi baik, Eca kasih aja sama kamu."

Deffano segera menerimannya dengan senang hati. "Gemes deh, jadi pengen makan kamu."

"Kan pas malem udah." Vanessa membekap mulutnya. Ia malu sungguh!

Deffano menyeringai. "Enak kan bikin debay?"

Vanessa mengangguk polos. "Enak sih, tapi sakit."

"Padahal aku mainnya lembut."

"Lembut iya, tapi sampe pagi. Kan Eca pegel."

Deffano menatap gadisnya jengah. Ia memilih menjalankan mobilnya menjauhi pekarangan sekolah.

TBC

Voment please?

Jangan jadi pembaca gelap ya, share juga cerita ini ke temen-temen kalian

Makasih ya udah mau baca ceritaku, sukses rl buat kalian, semangat terus-!!

NEXT GAK NI?

How About Me? [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang