FORTY-TRHEE | HB'ME?

103 35 39
                                    

Vanessa iseng berjalan di sekitar jalanan sepi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vanessa iseng berjalan di sekitar jalanan sepi. Ia ingin memastikan bahwa apa yang dibilang kakek Fauzan itu memang benar adanya.

Dan ternyata dugaan kakek Fauzan ada benarnya. Kini Vanessa tengah dikejar oleh beberapa orang misterius berpakaian hitam dengan topeng serta jubah hitam dengan tudungnya. Mereka adalah musuh ayahnya yang tengah mengincar dirinya dan bundanya.

"Huh.. huh... Cape banget."

"Kenapa mereka ngejar Eca terus sih, gak cape apa?"

"Eca aja cape mending main petak umpet."

Vanessa terus berlari, dan sampai di pertigaan jalan. Vanessa memilih belok ke arah kanan mengikuti saran kakek Fauzan. Namun, di ujung jalan terdapat beberapa musuh ayahnya lagi. Lantas, ia membalikkan tubuhnya ke belakang, dan betapa terkejutnya ia saat melihat banyak segerombolan musuh ayahnya dengan membawa senjata api semacam pistol.

Vanessa bingung harus lari ke mana. Ia teringat akan sesuatu yang dibilang sang kakek. Lantas, tangannya terangkat untuk menyentuh kalung pemberian ayahnya lalu memejamkan matanya dengan merapalkan kata rumah Deffano dan dirinya.

Perlahan, ia membuka matanya dan benar saja, ia sudah berada di rumah. Rumah nampak sepi karena Deffano sedang kuliah.

Dilain tempat, musuh ayah Vanessa dibuat terkejut dengan hilangnya Vanessa barusan. Bagaimana tidak? Gadis itu menghilang dalam sekejap bahkan mereka pun tak sempat berkedip karena tercengang.

"Bos, jangan-jangan dia bukan manusia," ujar salah satu anggota dari geng motor itu.

Ketuanya terdiam mematung. "Kita lanjut besok. Cabut."

"Kenapa masih dilanjut bos? Sigit kan udah lama meninggal. Gak akan ada gunanya kita bunuh keluarganya."

Ya, Sigit yang dimaksud mereka adalah ayah kandung Vanessa.

"Kalo kalian gak mau berada dijeruji besi mending diem dan lakuin perintah gue."

Semuanya memilih bungkam. Tak ada yang berani membantah ucapan ketuanya.

***

"Kok Deffano lama banget sih," gumam Vanessa merasa khawatir. Pasalnya, sudah larut malam seperti ini Deffano tak kunjung pulang.

Gadis itu pun sudah berkali-kali menghubungi Deffano. Namun, ponsel lelaki itu tidak aktif. Kemana perginya Deffano?

Dilain tempat, Deffano tengah menyidiki kasus kecelakaan Vanessa dan Fauzan 9 bulan silam. Ia bersama anggotanya tengah berusaha mencari informasi lebih lanjut. Deffano merasa ada yang menjanggal dibalik ini semua, pasti ini ada hubungannya dengan musuh gengnya atau bisa jadi musuh ayah Vanessa.

"Def, gue udah nemu!" seru Radit yang tengah menatap layar laptopnya membuat keempat inti blackdrick berkumpul.

Di sana terdapat email yang menunjukkan informasi dari suruhan Radit.

"Ditempat lokasi kejadian tabrak lari yang dialami Vanessa terdapat cctv penduduk. Bawahan gue udah ngecek cctvnya," jelas Radit.

Jari lelaki itu kembali menari di atas keyboard untuk membuka rekaman cctv itu. Mereka terdiam membeku ditempat saat melihat truk itu berhenti dan keluarlah seorang wanita. Dilihatnya wanita itu turun untuk melihat Vanessa. Hal itu mampu membuat keempat ini anggota blackdrick tercengang saat tahu dalang di balik ini semua. Dia Cindy. Ya, tunangan Fauzan. Tak hanya itu, ada lagi salah seorang gadis keluar dari mobil truk itu membuat mereka kembali membeku. Ternyata Cindy bekerja sama dengan Serly, ada yang masih ingat Serly siapa? Dia yang waktu itu ngaku-ngaku jadi pacar Fauzan. Tapi karena terlanjur kesal dengan Serly yang terus menganggunya membuat Fauzan geram dan memilih mengusir Serly agar tidak menganggu kehidupannya lagi. Namun, hal itu membuat Serly benci dan merasa dendam bukan pada Fauzan, melainkan pada Vanessa dan alhasil gadis itu memilih bekerja sama dengan Cindy.

"Shit! Dasar wanita ular!"

"Bisa-bisanya dia ngelakuin hal senekat itu sampe ngebuat orang koma, dia hampir aja ngebuat nyawa Vanessa ilang."

Rega terus mengumpati keduanya kasar. Semua yang di sana masih terdiam mematung ditempat tak menyangka dengan apa yang barusan mereka lihat. Mereka tak habis pikir dengan apa yang telah dua wanita sinting itu perbuat. Mereka sama-sama beralih mencari keberadaan Deffano yang menghilang begitu saja.

Bahaya, kemana perginya lelaki itu? Tanpa mau berlama-lama di sana, mereka bergegas keluar untuk menyusul Deffano.

Mereka tahu jika Deffano pasti tak akan tinggal diam. Sudah dapat dipastikan lelaki itu akan melakukan hal yang sama nekatnya dengan kedua wanita itu. Jika mereka tak segera menyadari bahwa Deffano sudah tak berada lagi di sana, bisa-bisa lelaki itu akan meggila dan bahkan bisa saja melenyapkan dua wanita itu dari bumi.

TBC

Voment please?

Jangan jadi pembaca gelap ya, share juga cerita ini ke temen-temen kalian

Makasih ya udah mau baca ceritaku, sukses rl buat kalian, semangat terus-!!

NEXT GAK NI?

How About Me? [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang