SEVEN | HOW ABOUT ME?

201 75 26
                                    

"Pagi Nes," sapa Varesya seraya tersenyum

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Pagi Nes," sapa Varesya seraya tersenyum.

Vanessa membalas senyuman itu dengan manis. "Pagi Kak."

"Sini makan sama kakak," ajaknya membuat Vanessa menggeleng.

"Nanti ayah marah lagi, gak mau ah, Eca takut."

Varesya menatap sang adik teduh. "Ayah udah ke kantor tadi."

Vanessa mengangguk paham. Ia pun berjalan menghampiri Varesya dan duduk di samping sang kakak.

Dilihatnya Resya mengambil nasi dan menaruhnya di piring Vanessa. Setelahnya Resya hendak mengambil lauk pauk tetapi Vanessa segera menahannya.

"Biar Eca aja, Kak."

Resya tersenyum. "Biar kakak aja."

Vanessa hanya bisa pasrah. Ia memilih duduk kembali dengan tenang, setelahnya keduanya memakan makanannya dengan hidmat. Setelah menghabiskan makannya keduanya meminum air minumnya masing-masing.

"Mau ke pasar malam gak? Mau ya." Varesya memohon seraya meletakkan gelasnya kembali.

Vanessa tersenyum seraya mengangguk. "Of course dong."

"Nah gitu dong, nanti naik bianglala ya."

Vanessa kembali menganggukkan kepalanya. "Kakak suka bianglala ya?"

Resya mengangguk antusias. "Suka! Suka banget malah, soalnya adem gitu apalagi kalo udah di atas beuhh! Enak banget bisa liat pemandangan kota yang kelap-kelip."

Vanessa terkekeh. "Abis itu kita main capit boneka yaa."

"Gas lahh!"

Keduanya sama-sama terkekeh. Setelahnya keduanya mulai menaruh piring di wastafel bertepatan dengan itu bi Didis selaku pembantu di rumah itu berjalan menuju wastafel untuk mencuci piring.

Vanessa menatap bi Didis dengan mata yang berkedip lucu. "Padahal mau kita cuci loh, Bi."

"Gak usah non, ini sudah jadi tugas bibi. Kalian mending istirahat atau nonton drakor gitu," ujar bi Didis seraya terkekeh kecil.

"Resya mending notn film horor."

"Kalo Eca sih mending drakor."

Varesya berjalan menaiki anak tangga untuk menuju kamarnya diikuti oleh Vanessa.

"Emang kakak gak takut ya?"

"Ngapain takut sama setan, nih ya takut itu sama Allah."

Vanessa mengangguk paham. "Eca tau, tapi ya gimana ya."

"Eumm.. Eca boleh ikut?" tanyanya saat sudah di depan pintu kamar Varesya.

Resya mengangguk. "Boleh lah, lo kan adek gue."

Vanessa menyengir kuda. Lantas ia masuk ke dalam kamar Resya.

"Ihh boneka! Eca pengen banget beli boneka besar kayak gini. Ihh lucu deh, gemesin kayak Eca." Gadis itu terus memeluk boneka besar itu dengan erat.

Resya menatap Vanessa iba. Ia tahu jika Vanessa tidak pernah merasakan memeluk boneka sedair kecil, ayahnya itu tidak pernah membelikan Vanessa boneka atau hal semacam itu, bukannya Vanessa tak mau. Hanya saja ayahnya itu terlihat sangat benci pada adiknya, entah karena hal apa ayahnya membenci Vanessa, ia juga tidak tahu. Maka dari itu, Vanessa selalu menabung hanya untuk membeli robot mainan dari pada Barbie atau boneka semacam itu.

"Teryata main boneka seempuk ini ya,"

Vanessa yang tersadar dengan Resya yang sudah menatapnya teduh pun segera melepaskan boneka itu dan menyimpannya kembali ke tempatnya semula.

"Kalo lo mau, ambil aja. Gue masih banyak kok di bawah, tuh liat."

Vanessa mengikuti arah pandang kakanya. Dan benar saja, banyak sekali boneka besar yang terletak di dua kardus berukuran besar.

"Buset dah, kayak mau jualan aja."

"Gue risi, kalo aku ambil aja yang banyak."

Vanessa menatap kakanya dengan berkali-kali mengedipkan matanya polos. "Seriously?"

"Iya, Nes. Ambil aja."

"Yeayy akhirnya Eca bisa punya bonekaa lucu-lucu."

Vanessa beralih menatap sang kakak. "Eca gak jadi ikut nonton film horor deh, Eca mau bawa boneka ini ke kamar dulu abis tu nonton drakor. Kalo kakak mau liat bisa masuk kamar Eca aja ya, dadah kakak cantik. Makasih bonekanya, emuah!"

Setelah mengecup pipi sang kakak, Vanessa segera berlari seraya membawa dua boneka berukuran besar ditangannya menuju kamarnya untuk menghindari amukan sang kakak. Ia tahu kakaknya anti sekali dengan ciuman. Varesya bilang katanya geli.

"VANESSA!"

TBC

Voment please?

Jangan jadi pembaca gelap ya, share juga cerita ini ke temen-temen kalian

Makasih ya udah mau baca ceritaku, sukses rl buat kalian, semangat terus-!!

NEXT GAK NI?

How About Me? [TELAH TERBIT]Where stories live. Discover now