FORTY-ONE | HB'ME?

125 40 76
                                    

"Def?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Def?"

Drap drap drap

Suara ketukan high heals milik Vanessa terdengar memenuhi ruangan yang sangat gelap itu.

"Def, ini mati lampu ya?"

"Sayang?"

"Kamu di mana?"

Vanessa semakin dibuat merinding dengan suasana yang begitu mencekam. Ia lebih memilih berhenti dan berbalik untuk menemukan pintu keluar. Saat ia membalikkan tubuhnya, ia sempat dibuat terkejut dengan banyaknya cermin di hadapannya. Ia melihat ke sekelilingnya yang kini sudah ada cermin berukuran besar.

Jantungnya kini berpacu lebih cepat. Ia bingung dengan semua ini. Ruangan begitu gelap, apakah dunia ini hanya ada dirinya seorang saja? Mengapa sepi sekali? Rasanya begitu sesak, ia ingin keluar dari tempat itu, rasanya ia ingin berteriak. Namun, entah kenapa bibirnya pun terasa kaku, bahkan ia seakan tak bisa mengeluarkan suaranya.

Tiba-tiba Vanessa dikagetkan oleh dua orang pria paruh baya yang berada di dalam cermin itu. Ia melihat keduanya secara bergantian dengan tatapan bertanya.

"Eca ini Ayah sayang," ucap salah seorang pria paruh baya..

"Ayo, Nak ikut Ayah."

"Jangan! Jangan ikut dia, Nak."

"Dia bukan ayah kandungmu, dia jin yang menyerupai wajah Ayah," ucap pria paruh baya lainnya.

Vanessa seakan teringat sesuatu yang Fauzan katakan tempo hari yang lalu padanya. Fauzan mengatakan bahwa ayahnya mempunyai tanda gangster dilengannya. Lantas, ia segera mencari siapa yang memiliki tanda gengster dilengannya.

Vanessa terkejut bahwa pria yang melarangnya untuk ikut dengan pria lainnya itu benar-benar ayahnya.

"Sini, Nak. Ikut ayah."

"Ayah kangen sama kamu," ucap pria paruh baya yang diketahui sebagai ayah kandungnya.

Vanessa melangkahkan kakinya ragu-ragu. Sebenarnya, ia ingin sekali memeluk ayahnya, ia ingin menghabiskan waktu bersama ayah kandungnya.

"ECA JANGAN, CA!"

Vanessa terlonjat kaget kala mendengar teriakan seorang pria tadi. Lantas, ia menoleh ke cermin di belakangnya dan betapa terkejutnya ia melihat Fauzan ada dua.

Salah satu pria itu memakai baju putih dengan rambutnya yang dibelah dua dan satunya memakai baju hitam dengan rambut yang berantakan. Jelas Vanessa tahu mana Fauzan asli mana yang tidak.

Vanessa memundurkan langkahnya saat tangan ayahnya hendak meraih lengannya. Fauzan bisa bernafas lega karena Vanessa dengan cepat menghindar.

"Ca! Merem, Ca! Waktu lo gak banyak buruan!"

Vanessa mengikuti apa yang Fauzan katakan. Ia memejamkan matanya lama dan membukanya perlahan. Ia terkejut mendapati Deffano yang menatapnya khawatir.

"A-aku di mana?" tanya Vanessa.

"Kamu di rumah sayang, kenapa? apa terjadi sesuatu, hm?"

Vanessa menggeleng pelan. Ia tak mau membuat Deffano pusing lagi, lelaki itu pasti sudah pusing dari awal kalung yang dia pakai hingga teka-teki yang lainnya yang belum terselesaikan.

"Kamu gak kerja?"

Deffano menggeleng. "Mana bisa aku kerja dan tinggalin kamu."

"Harusnya kamu kerja aja. Eca baik-baik aja kok di sini."

"Baik-baik ndasmu, dari tadi kamu tidur gelisah terus sambil manggil nama aku."

Vanessa sedikit terkejut. "Oh ya?"

Deffano mengangguk. "Kenapa sih? Kamu mimpi apa?"

Vanessa terdiam cukup lama, setelahnya ia kembali besuara. "Gak papa, Eca lupa."

Deffano menatap Vanessa intens dan tampak memicing. "Kamu gak bisa bohong sama aku, Ca."

Vanessa terdiam. Hal itu membuat Deffano semakin merasakan suatu hal yang menjanggal.

Lelaki itu menghela nafas panjang. Tangannya terangkat untuk mengelus rambut Vanessa sayang. "Cerita, Ca."

Mau tak mau Vanessa menceritakan apa yang barusan ia alami. Rasanya seperti nyata. Deffano sempat dibuat terdiam mematung. Mengapa menyeramkan sekali, pikirnya. Pasti Vanessa ketakutan, pantas saja waktu tidur gadis itu nampak gelisah.

"Kita harus tau dulu muka ayah kamu."

"Caranya?—" Vanessa dan Deffano saling memandang satu sama lain.

"Foto ayah!"

Keduanya bergegas keluar rumah dan masuk ke dalam mobil. Lelaki itu menjalankan mobil menjauhi pekarangan rumah. Mereka akan pergi ke rumah bunda Vanessa untuk meminjam foto ayah kandung Vanessa.

TBC

Voment please?

Jangan jadi pembaca gelap ya, share juga cerita ini ke temen-temen kalian

Makasih ya udah mau baca ceritaku, sukses rl buat kalian, semangat terus-!!

NEXT GAK NI?

How About Me? [TELAH TERBIT]Where stories live. Discover now