16

126 25 3
                                    

Raja Avinas dan Magistra Mamond tidak punya waktu lama untuk berdiskusi. Mereka mempersilakan Cecilia untuk memanggil Sycamore.

Sebelum ataupun setelah Tahun Api, naga hampir tidak pernah memasuki wilayah manusia. Mereka sudah nyaman berada di habitat masing-masing. Hari ini, Cecilia memanggil salah satu dari mereka kemari setelah prajurit mengatur pengunjung kuil agar menjauh, memberi ruang bagi Sycamore.

Sembari menunggu, Cecilia memainkan keliman gaunnya. Kalau saja dia membawa jarum rajut dan benang wol, niscaya dia sudah mulai merajut saat ini.

Kedatangan Sycamore tidak terlihat berbahaya dari kejauhan, ketika naga itu masih tampak kecil bagai seekor burung. Namun, semakin dekat ke kuil, semua orang serentak menahan napas. Para prajurit bersiaga dengan tombak masing-masing, begitu pula para penyihir. Magistra Mamond sudah membisikkan beberapa instruksi kepada bawahannya, menyiagakan mantra apabila hal tidak diinginkan terjadi.

Secara umum, naga pasti langsung ragu untuk mendarat gara-gara keadaan yang tidak kondusif. Namun, Sycamore mendarat anggun di dekatnya dengan tubuh tegap.

"Halo, Sycamore," Cecilia menyapa sambil mengusap kepala naga itu. "Aku akan melindungimu."

Tentu, Cecil, balas Sycamore. Kepalanya mengarah pada sang raja dan sang penyihir. Aku percaya padamu.

Cecilia mengatupkan tangan di dada dan merapalkan doa. Dalam situasi sesenyap ini, dia bisa memanggil kekuatannya dengan penuh kekhusyukan. Angin sepoi-sepoi hangat mengitari mereka. Ranting dari pohon magnolia dan tangkai daffodil berayun gemulai di sekitar mereka.

Cecilia sudah melakukan uji coba terhadap kekuatan yang baru minggu lalu diterimanya dari Naterliva. Sang Dewi selalu memberikan kekuatannya secara bertahap dan kali ini, dia memberikannya di saat yang tepat. Rasanya hampir seperti hadiah bagi Cecilia karena berhasil menyelamatkan naga bunga.

"Manusia," panggil Sycamore. Suaranya rendah dan dalam, dengan gemuruh pelan yang serasa menyentuh hingga ke dada Cecilia.

Orang-orang terkesiap, berpasang-pasang mata melotot lebih lebar dan mulut-mulut ternganga tatkala mendengar suara sang naga. Suara percakapan kembali meninggi, menimbulkan gabungan kegaduhan yang tak jelas. Semua itu tidak mengganggu Sycamore.

"Aku datang dengan maksud damai, begitu pula teman-temanku," sambung sang naga, membungkam sebagian keributan.

"Magistra Mamond, bagaimana menurutmu?" tanya Raja Avinas tanpa mengalihkan pandangan dari Cecilia dan Sycamore. "Menurutmu penyihir kita bisa melakukan ini?"

"Saya ...," Magistra Mamond terlarut dalam pikiran, membuatnya terhenti sesaat, "mungkin bisa, Yang Mulia. Namun, ada sesuatu yang berbeda dari sihirnya."

"Itu karena sihir Cecilia memang berbeda dari milikmu," kata Sycamore. "Seperti yang kubilang, aku datang dengan damai untuk membahas perkara Tahun Api. Selama berabad-abad, sejak masa sebelum penyatuan hingga setelahnya, para naga tidak pernah terlibat konflik dengan manusia. Malah, kalau boleh dikatakan, manusialah yang selalu mencari masalah duluan dengan kami."

"Berani-beraninya kau menuduh kami," geram Raja Avinas.

"Aku hanya mengatakan yang sebenarnya, Yang Mulia," Sycamore membalas kalem. "Tahun Api terkesan seperti pengecualian, tapi salah seorang dari kaum kalian memaksa kami berbuat demikian. Dan orang itu, Marcus Wickham, malah kabur tanpa menebus kesalahannya."

"Kalau begitu kenapa dia tidak datang untuk menyelesaikan masalahnya?" tanya Magistra Mamond. "Apakah dia bahkan masih hidup? Setelah hampir dua setengah abad lamanya?"

"Kita tidak perlu Marcus Wickham kalau Cecilia hadir di sini, dengan kekuatan serupa." Sycamore melirik Cecilia sekilas. "Freya dan teman-temannya berasal dari tempat yang amat menghargai keberadaan naga. Karena itu aku ingin mereka bekerja sama memperjuangkan keadilan bagi kami."

Daughter of Naterliva [#1]Where stories live. Discover now