27

106 27 2
                                    

Sycamore datang ke sekolah pada hari Senin di minggu berikutnya. Semua siswa kelas lima dan enam diajak untuk belajar di halaman belakang sekolah. Mereka berusaha sebaik mungkin menjaga ketenangan meskipun semua anak terlihat ingin melompat kegirangan atau kabur saking takutnya.

Beberapa meter di belakang para murid, terdapat para ibu yang merelakan waktu mereka bekerja atau mengurus rumah demi memastikan keamanan anak-anak mereka. Para penyihir berdiri di barisan paling belakang, ikut menatap Sycamore dengan penuh minat.

"Aku ingin kalian semua tenang," Cecilia meminta. "Sycamore akan membaui kalian terlebih dahulu sebagai caranya berkenalan. Tetap tundukkan kepala dan biarkan dia membiasakan diri. Aku akan memanggil nama setiap anak satu per satu ke depan. Paham?"

"Paham, Miss Lockwood," semua menjawab serentak. Sycamore bergerak ke sebelah Cecilia, mulai membaui setiap anak yang dibawa ke hadapannya sementara Cecilia mengenalkan nama mereka.

Beberapa murid memang ketakutan sampai getaran di tangan mereka tampak jelas. Cecilia memegang tangan setiap murid, memastikan mereka tidak merasa sendirian ketika menghadapi sang naga.

"Kita akan mengulang sedikit materi mengenai naga pohon. Apa kalian semua siap?" Cecilia memastikan anak tahun kelima dan keenam mengangguk, baru melanjutkan, "Siapa yang ingin memaparkan kembali materi tentang naga pohon yang sudah kalian dapatkan? Ya, Alice?"

Seperti biasa, anak tahun kelima yang satu ini penuh semangat dalam belajar. "Silvarra Ressilos juga akrab dikenal dengan istilah naga pohon. Mereka hidup dalam kelompok berjumlah sepuluh sampai lima belas naga, dengan kepemimpinan yang bersifat patriarkal. Naga pohon umumnya tinggal di hutan, walau pada musim tertentu mereka mencari tempat yang lebih hangat untuk didiami. Dengan empat kuku yang besar dan berujung tajam pada masing-masing kaki, naga pohon memiliki kemampuan untuk memanjat pohon serta melawan musuh dengan tendangan mematikan."

Kali ini Alice tidak berhenti semudah itu, Dia mengulang semua informasi yang diterimanya dan tidak memberi kesempatan bagi anak lain. Ambisi gadis itu kian menjadi-jadi dengan hadirnya Sycamore, membuat teman-temannya langsung memasang wajah pasrah karena tidak mendapat giliran. Agar lebih adil, Cecilia memilih beberapa anak lagi untuk memberi penjelasan dalam versi mereka.

Mereka punya semangat, komentar Sycamore. Terutama gadis berambut pirang tadi.

Alice memang selalu bersemangat, Cecilia membalas geli.

"Miss Lockwood, bisakah aku bertanya pada Sycamore?" tanya Michael. "Aku ingin tahu mengenai sistem kepemimpinan dalam kawanan naga pohon. Anda menjelaskan kalau pemimpin dipilih berdasarkan pemenang pertarungan antara pejantan. Apakah Sycamore pernah mengalami hal semacam itu?"

"Kalau begitu, akan kubiarkan Sycamore menjawab sendiri." Cecilia merapalkan doa dan menyalurkan kekuatannya kepada sang naga.

"Tentu pernah." Mendengar suara Sycamore, anak-anak terkesiap keras. Sang naga melanjutkan, "Karena aku pemimpin, maka aku mengambil alih kepemimpinan setelah melawan ayah dan saudaraku."

"Apakah naga tidak sedih ketika melawan orang tua mereka?" tanya Michael. "Bukankah ... bukankah melawan orang tua adalah dosa?"

"Mereka naga, Mike," celetuk kawannya.

"Ya, tapi tetap saja ..." Michael merengut. "Lupakan saja pertanyaan tadi."

"Pertarungan semacam itu diperlukan untuk mencari pemimpin yang layak dalam menjaga kawanan," jawab Sycamore. "Bisa dibilang pertarungan itu bukan sekadar perlawanan tanpa makna. Sekarang pun, kalau anak-anakku menantangku untuk bertarung, aku akan meladeni mereka. Ketika mereka sudah cukup kuat mengalahkanku dan mempertahankan posisi tersebut, maka anggota kawanan akan merasa aman dengan kehadiran pemimpin baru yang lebih kuat."

Daughter of Naterliva [#1]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن