25

112 25 2
                                    

Anak-anak kelas lima terdiam ketika melihat Cecilia dan Espen masuk. Semua percakapan terpotong, lalu melirih hingga tertinggal helaan napas semata.

Kemungkinan besar mereka juga tidak mempersiapkan barang untuk dilempar. Pastinya mereka tahu kalau kelas dragenologi tetap berlangsung, pasalnya Edwin dan Robert sudah menanti di bangku paling belakang. Mereka cuma tidak menyangka kalau Cecilia dan Espen masih akan datang.

Cecilia meletakkan buku catatan beserta sekeranjang biskuit yang dipanggangnya tadi pagi ke atas meja guru. Espen menenteng gulungan kertas yang dia bawa khusus untuk kelas hari ini.

Mereka bertukar pandang sejenak dan saling mengangguk kecil. Espen menggelar kertas yang dibawa dan menempelkannya di papan tulis baru, menunjukkan ilustrasi naga daun yang sudah dibuatnya. Terdapat pula beberapa ilustrasi yang lebih detail terkait bagian-bagian tubuh naga tersebut.

Sembari menunggu Espen selesai bersiap, Cecilia berjalan ke arah salah satu jendela dan membukanya lebar-lebar. Angin sepoi-sepoi berembus masuk, menerbangkan helaian rambut merahnya. Kemudian Cecilia membuka keranjang biskuit, membiarkan aroma manis menyebar ke tiap sudut ruangan. Semua anak diam tak berkutik. Mata mereka setia mengikuti pergerakan Cecilia dan Espen.

"Hari ini kita akan mulai mempelajari naga daun," Cecilia berujar tanpa basa-basi. "Tapi sebelumnya, apakah kalian tahu apa itu dragenologi?"

Cecilia menunjuk seorang gadis paling depan. "Alice, jawablah."

Tidak sia-sia Cecilia menghapal daftar nama dan posisi duduk yang telah Cornelia jabarkan. Mata Alice melebar, tak mengira Cecilia akan tahu namanya. "Eh ... ilmu tentang naga?"

"Tepat." Cecilia mengambil satu biskuit dan memberikannya pada gadis itu. Alice menatap biskuit di tangannya dengan curiga, tetapi tetap mengambilnya.

Suara perekat menandakan Espen belum selesai bekerja, jadi Cecilia melanjutkan, "Dragenologi. Berasal dari bahasa kuno Ellesvore. Dragen yang berarti naga, dan logerma yang artinya ilmu. Dragenologi digagas pertama kali oleh Henry Willow pada tahun 1410 AM, tetapi penelitian berkembang pesat pada tahun 1449 AM, ketika Marcus Wickham pertama kali memulai ekspedisinya untuk meneliti para naga lebih dalam. Pertanyaan berikutnya, kenapa kita mempelajari dragenologi?"

Tidak ada yang menjawab.

"Kenapa?" Cecilia bertanya lagi.

"Karena kami disuruh mempelajarinya?" tebak salah satu murid.

Cecilia menggeleng. "Terima kasih sudah menjawab, tetapi ada jawaban lain?"

Lagi-lagi, semua orang diam.

"Ketika aku menyebut kata 'naga', apa yang ada dalam pikiran kalian?" Cecilia mengganti pertanyaan.

"Makhluk yang buas!" Seorang anak lelaki menjawab.

"Monster!"

"Menyemburkan api!"

"Mengerikan!"

Jawaban-jawaban serupa berdatangan. Cecilia mengangkat tangan ketika kelas mulai ribut, dan lucunya semua orang terdiam.

"Apakah naga ini terlihat seperti yang kalian sebutkan?" Cecilia mundur sedikit dan menunjuk ke arah gambar buatan Espen. "Mr. Elosvari, bisakah kau jelaskan naga apa ini?"

"Orang-orang mengenalnya sebagai naga daun," Espen menerangkan. "Marcus Wickham memberi nama dalam bahasa kuno bagi naga ini, yakni Teralli Leaferanta atau Daun yang Menenangkan. Apa ada yang bisa menebak alasannya?"

Semua murid saling pandang. Salah satu dari mereka mengangkat tangan. "Karena dia ditumbuhi daun?"

"Hampir benar." Espen menunjuk ke arah punggung naga daun. "Sekilas, dedaunan ini memang terlihat biasa saja. Namun, sebenarnya ini adalah alat pertahanan dari naga daun. Kita mengenalnya sebagai daun firnen, atau dikenai juga sebagai dragon's catnip. Tumbuhan ini punya efek serupa seperti catnip karena bisa menenangkan hampir semua spesies naga."

Daughter of Naterliva [#1]Where stories live. Discover now