47

95 23 15
                                    

Entah sudah berapa lama Cecilia dimasukkan ke dalam penjara. Rasanya sudah berhari-hari, walau mungkin dia baru di sana dalam hitungan jam. Namun, kurungan yang dia tempati adalah salah satu ruangan paling terisolasi. Di lantai dua pula, membuatnya jauh dari tanah.

Dinding batu mengelilinginya. Pintu di hadapannya terbuat dari besi. Terdapat penutup kecil di bagian bawah pintu yang dipakai untuk memasukkan makanan. Cahaya dari luar menerangi celah itu, membantu Cecilia melihat di tengah kegelapan walau bantuan tersebut tidak seberapa sebab hanya terlihat garis-garis cahaya tipis. Ditambah, celah itu tidak bisa dibuka meski Cecilia sudah mendorong dan menariknya.

Baru sebentar berada di dalam sana dan Cecilia mulai kesulitan bernapas. Dia tetap berada di dekat pintu, tidak yakin ingin menjelajahi ruangan gelap itu.

Kekuatan Cecilia surut lebih cepat dari biasanya. Dia khawatir bila terlalu memaksakan diri menggunakan kekuatan hanya akan membuatnya sekarat, tapi biar bagaimanapun dia harus mencari cara menyampaikan kabar kepada keluarganya.

Cecilia memejamkan mata, mencurahkan konsentrasinya pada Norle. Berusaha menjangkau pikiran kucing itu tidak semudah biasanya. Rasanya seperti berjuang menjangkau sesuatu yang terus menjauh darinya.

Ketika Cecilia berhasil menyentuh pikiran Norle, dia baru ingat untuk kembali bernapas. Nyeri mulai menyerang bagian dadanya walau tak begitu parah.

Norle, cari Freya! Cecilia berseru. Suruh dia dan Espen waspada!

Cecil, mereka tidak di rumah. Ketakutan Norle terasa amat kentara dari suaranya. Aku tidak tahu apa yang terjadi. Aku bersembunyi di kamar Dion.

Jantung Cecilia serasa lupa cara berdetak. Tangannya memilin rambut terlalu kuat sampai Cecilia ingin menarik putus rambutnya hingga ke akar.

Apa ada yang terluka?

Para pelayan baru saja bangun, lapor Norle. Kurasa sekarang sudah aman, tapi Freya dan Espen ... aku tidak ... mereka ... tadi Elm ....

Suara Norle hilang dan timbul. Kepala Cecilia seraya diremas dan dipuntir oleh tangan tak kasatmata.

Peringati para naga, pinta Cecilia setelah mencurahkan seluruh sisa tenaganya, beri tahu mereka untuk berhati-hati kepada Richard Mamond, ayah dari Edwin Mamond.

Cecilia, a-apa yang terjadi padamu?

Pikiran mereka terputus. Cecilia mengerang kesakitan, seolah habis dipukul pada bagian kepala.

Tempat itu merenggut setiap napas Cecilia. Dia mencoba berbaring untuk meredakan rasa nyeri yang melanda, tetapi keadaannya tak kunjung membaik. Air mata Cecilia mengalir melewati pipinya.

Cecilia memikirkan hutan. Dia memikirkan kebebasan, udara segar, hewan-hewan yang sering dia temui, bunga di kebun kecilnya. Semua itu bagai dongeng yang berada di negeri nun jauh. Cecilia bertanya-tanya apakah dia bisa melihat semua itu lagi. Entah kenapa rasanya mustahil.

Cecilia berharap tidur bisa membantunya merasa lebih baik. Dia harap dirinya berada di mana pun selain tempat ini.

Dia hanya ingin pulang.

≿━━━━༺❀༻━━━━≾

Freya disadarkan oleh sensasi panas membara di wajahnya.

Dia memberontak, menjauhkan diri dari tangan yang menyentuhnya. Sengatan dari cincin-cincin besi itu masih terasa walau tangan yang melakukannya telah menjauh. Sebuah jemari bergerak melintas pipi Freya, menyentuh telinganya.

Bulu kuduk Freya meremang dan erangannya lolos tatkala salah satu cincin besi mengenai telinganya.

"Kenapa aku tidak menyadari lebih awal?" Pria itu bertanya. "Sudah kuduga manusia biasa yang hidup bersama naga terdengar terlalu aneh." Pria itu menjauh. Sulit melihatnya di tengah keremangan. "Tapi kalau makhluk sepertimu, kurasa wajar saja bila hidup bersama naga."

Daughter of Naterliva [#1]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz