48

99 25 8
                                    

Cecilia memimpikan musim dingin.

Dia paling membenci musim dingin, tetapi bangun dari mimpi itu pun tidak membantunya. Hari semakin gelap dan penglihatannya tak lagi berguna.

Kesunyian memerangkap Cecilia. Dia kembali memejamkan mata, meski tidur hanya membuat tubuhnya terasa semakin berat untuk digerakkan.

Ada banyak hal yang memberinya penghiburan, sampai-sampai dia tidak tahu harus mulai dari mana. Cecilia memikirkan hutan, naga, serta hewan-hewan yang senantiasa dia urus. Dia memikirkan kebun bunga kesayangannya yang selalu tampak mempesona pada musim semi dan musim panas. Sekarang pun, Cecilia bisa menghirup aroma harumnya yang samar tetapi menyegarkan.

Dia membayangkan rumah, serta harum masakan yang hangat dan membuat perut bergemuruh lapar. Cecilia teringat kali pertama Madam Mary mengajarinya cara memasak. Ketika sang pengasuh tahu bahwa Cecilia tidak ingin lagi memakan daging demi menjaga perasaan para hewan, beliau mencari-cari resep makanan tanpa daging dari setiap kerajaan dan menuliskan sebuah buku resep untuk Cecilia.

Cecilia teringat pada Dion. Ketika sang adik yang baru lahir itu ditinggalkan oleh ibunya, Madam Mary dan Cecilia segera merawatnya bersama. Cecilia ingat kata pertama yang diucapkan Dion. Bukan Ibu atau Ayah, melainkan Cecil.

Dia memikirkan Connor. Pria itu telah berubah setelah empat belas tahu pergi, tetapi ketika mereka bertemu kembali, sang kakak serasa tak pernah menghilang. Tak semua saudara punya kedekatan semacam itu dan Cecilia tahu dirinya beruntung. Sungguh, dia amat beruntung punya kakak seperti Connor. Kalau waktu bisa diulang, Cecilia akan melakukan apa pun untuk menyelamatkan kakaknya supaya mereka bisa tumbuh bersama.

Dia memikirkan Papa serta pelukan pria itu. Cecilia berjanji akan membuat makanan yang lebih enak untuk Papa setelah dia pulang nanti. Mungkin keluarganya bisa piknik bersama pada bulan Mei tahun depan, ketika bunga-bunga pohon apel mekar.

Ah, tapi tahun depan Dion sudah pergi ke Qarstone, semisal dia lulus ujian—-dan Cecilia sangat yakin adiknya akan lulus. Mungkin dia dan keluarganya bisa berkunjung ke Ameryth pada musim semi dan pergi ke taman umum, mencari lokasi yang indah untuk duduk bersama.

Tidak masalah meski tidak ada pohon apel di sekitar mereka. Cecilia ingin makan bersama keluarganya, mendengar Dion bercerita mengenai ilmu baru yang dia terima sementara Connor kebosanan setengah mati mendengarnya, mengingat sang kakak tidak pernah tertarik pada sekolah. Papa akan menyimak sambil bertanya-tanya pada Dion, sementara Cecilia akan menyantap kue seraya mendengar cerita adiknya juga, karena dia sangat suka mendengar Dion bicara soal berbagai hal.

Betapa menyenangkannya, pikir Cecilia.

≿━━━━༺❀༻━━━━≾

Bastian tidak akan meragukan penciuman naga daun lagi.

Bastian yakin kalau Elm sudah sempat mengikuti orang-orang yang menculik Freya dan Espen. Naga itu hanya tinggal menunjukkan arah yang perlu dilalui. Dia duduk di pelana kuda Connor sehingga Bastian membiarkan pria itu memimpin perjalanan mereka.

Mereka memasuki wilayah Neryma. Para kuda melambat sehingga memberi Bastian sedikit waktu untuk menenangkan diri. Pacuan adrenalinnya berkurang dan dia mulai merasakan kelelahan yang menghinggapinya. Tubuhnya berjuang untuk bertahan di atas kuda yang melaju cepat selama berpuluh-puluh menit, sementara salah satu tangannya memegangi lentera.

Mereka berkuda ke arah timur Neryma, memasuki daerah pergudangan. Elm sibuk mengendus, mengarahkan kepalanya ke jalan yang harus mereka ambil, melewati kompleks bangunan yang diterangi cahaya lentera samar.

Elm berkuak pelan, menunjuk ke salah satu gudang. Connor dan Bastian memberhentikan kuda secara bersamaan.

"Hei!" Teriakan itu hampir menghentikan mereka. Seorang pria berjalan mendekat. "Apa urusan kalian di sini?"

Daughter of Naterliva [#1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang