Daughter of Naterliva [#1]

32

Papa pasti sudah mengetahui kejadian dua minggu lalu melalui koran harian, tetapi pria itu belum mengatakan apa-apa sampai hari ini. Mungkin karena Cecilia rajin memasakkan hidangan yang lezat setiap harinya demi meredakan murka sang ayah.

Malahan, tidak ada yang benar-benar membahas kejadian itu kecuali Dion. Mungkin Jaromir sudah mendengarnya melalui Espen sehingga tidak kaget lagi setelah membaca berita. Sementara Freya hanya tersenyum puas dan melihat Cecilia dengan tatapan yang seolah berkata, "Lihat? Akhirnya kau terlibat dengan kelompok itu."

Cecilia memilih fokus mengurus tugas utamanya sebagai guru dragonologi. Ujian pertama telah selesai dinilai dan hasilnya yang cukup memuaskan dikirim ke Ameryth untuk dilihat langsung oleh raja. Anak-anak menerima informasi dengan baik, membuktikan bahwa pengetahuan tentang naga sudah cukup menempel di kepala mereka.

Ketika Cecilia meminta izin untuk membawa naga tanah ke sekolah, tidak ada lagi makian atau teriakan dari Mr. Hesse. Memang, sang kepala desa memasang air muka kecut, tetapi entah apa yang membuatnya menahan diri untuk tidak mengutuk. Jumlah orang tua yang hadir di sekolah untuk mengawasi anak mereka pun sudah berkurang.

Walau beberapa pemimpin kawanan naga tanah mengajukan diri untuk pergi, Viel-lah yang Cecilia pilih untuk kunjungan ini. Lagi pula, dia khawatir naga tanah lain terlalu bersemangat sampai tidak bisa mengendalikan gerak-gerik mereka.

Kendati naga tanah termasuk berukuran kecil, para murid tetap saja sedikit kaget saat mendengar suara aneh yang dibuat Viel. Tetapi Cecilia sudah mengingatkan mereka mengenai hal ini selama pelajaran Dragonologi berlangsung. Setidaknya, anak-anak itu tidak mengira Viel akan menyerang mereka atau apa pun itu.

Pelajaran hari ini dilakukan pada jam terakhir, berhubung anak-anak harus melumuri diri dengan tanah pada proses perkenalan. Kendati tampak enggan, di sisi lain mereka cukup bersemangat tatkala melakukannya, seakan interaksi dengan naga sudah lama dinanti-nanti. Apalagi, sebelum ini Cecilia sempat mengecewakan mereka karena tidak dapat membawa naga api kemari.

"Anak-anak yang sopan," Viel berkomentar senang. Suara sang naga yang ramah terdengar oleh semua anak setelah kekuatan Cecilia bekerja, membuat para murid terlihat lebih tenang.

Viel bergerak maju tanpa ragu dan mengamati setiap anak satu per satu. Keramahan naga tanah membuat beberapa anak tersentak kaget, tetapi Viel memaklumi ketakutan tersebut.

"Kalian tidak perlu takut," Cecilia ikut menenangkan. "Selagi Viel mencoba mengenali kalian satu per satu, bagaimana kalau kita mengulang sedikit materi tentang naga tanah? Ya, Cornelia, silakan."

"Soilas Gashari, atau naga tanah, termasuk naga yang paling vokal dalam berkomunikasi. Mereka membuat suara-suara melalui pergerakan di tenggorokan mereka sehingga menimbulkan suatu bentuk getaran. Naga tanah termasuk salah satu spesies yang ramah dan suka pada hal-hal baru. Naga ini tinggal secara berkelompok, dengan satu naga betina sebagai pemimpin dan beberapa ekor naga jantan dalam satu kawanan."

Cecilia mengangguk. "Terima kasih, Cornelia."

"Oh, kalian benar-benar mengajari mereka!" Viel terbang kembali ke arah Cecilia dan menggosokkan kepalanya ke kaki gadis itu. "Terima kasih! Terima kasih! Akan kupamerkan semua ini pada Karst supaya dia semakin tidak sabaran. Sulit membuat naga batu bersemangat, kau tahu?"

"Sebentar lagi gilirannya dan aku agak khawatir." Cecilia mengusap lengannya. "Aku bahkan tidak yakin dia diperbolehkan datang."

"Ayolah, aku yakin anak-anak ini mau bertemu naga batu sungguhan, benar, 'kan?" tanya Viel. Semua murid serentak mengangguk.

"Memangnya seperti apa naga batu itu?" tanya seorang anak.

"Oh, dia luar biasa besar!" Viel mengangkat kedua kaki depannya dan merentangkan sayap. Anak-anak membelalakkan mata sambil terperangah. "Tapi tenang saja! Aku yakin teman-teman manusiaku ini akan mengajari kalian cara terbaik mendekati naga batu. Sebenarnya mereka sangat kalem, asalkan—"