Prolog

911 111 99
                                    

***

Meski sudah menawari satu samudera, Niko tetap menolak untuk tanggung jawab kepada Naira yang sudah kacau. Matanya penuh airmata dan wajahnya yang sembab nan merah tak lagi jadi alasan untuk pemuda brengsek itu berbelas kasih kepada kekasihnya, gadis yang sudah pemuda itu rusak masa depannya.

"Niko please... aku butuh kamu" isak Naira, tangan kanannya memeluk perutnya yang masih rata.

"Nai aku gak bisa, aku gak mungkin mempertaruhkan pendidikan ku demi anak kamu"

Naira tertawa sumbang saking tidak bisa lagi mengekspresikan bagaimana hancurnya ia.

"Anak kamu?!"

"Ini anak kamu juga Niko, anak kita" rendah Naira, menahan isakan yang sungguh menyakitkan.

"Tapi aku tetep gak bisa Nai, aku gak pernah paksa kamu juga. Dan aku udah kasih solusinya ke kamu kemarin buat hilangin aib itu tapi kenapa kamu tetep maksa buat pertahanin?"

Kata-kata gak bisa, paksa, solusi, aib dan pertahanin adalah beberapa kata yang sudah menusuk hati Naira. Rasanya sama saat seperti dirumah, lagi-lagi dia yang dianggap salah, hanya dirinya. Seolah menghilangkannya dan membuang dirinya semua masalah akan selesai.

Naira meluruh, kakinya lemas tidak mampu menahan semua beban yang sekarang dia topang sendirian. Tangisnya pecah, membuat pemuda didepannya menunduk. Dengan perasaÀan berat hati Niko tetap pada pendiriannya.

"Nai, please... mungkin emang itu solusi satu-satunya"

"Demi masa depan kita"

Seketika raut wajah Naira berubah, menjadi berang. Tidak tahan dengan ucapan Niko yang menurutnya sangat jahat.

"Masa depan kamu kan?"

"Terus mau kamu apa!?" suara Niko meninggi.

"Ini gak mau itu gak mau, Aku capek Nai. Aku gak bisa tanggung jawab sekarang, sekarang pilihan ada di kamu? Aku cuma bisa sampai disini"

Naira semakin kejar menangis, melihat punggung Niko yang berbalik meninggalkan Naira sendiri ditengah gerimis.

Sadar bahwa tubuhnya sudah setengah basah Naira bangkit, susah payah membawa satu tas ransel berisi pakaian seadanya sembari tangan kanannya memeluk protektif terhadap anaknya.

Berteduh dibawah post ronda didekat sana. Meski malam belum larut jalanan disana terasa sangat sepi, mungkin karena cuaca malam ini yang tidak cerah.

By Marwasidmi.

Hallo teman-teman semuanya, sebelumnya mau ucapin terimakasih banyak buat temen-temen yang dengan senang hati sudah mengikuti akun Wattpad author dan juga membaca cerita ini.

Oh iya gimana nih prolog nya? Hihi maafkan author yang masih pemula ini ya kalau masih ada yang kurang baik dalam penulisan maupun ide cerita. Dari cerita ini gak berharap lebih seperti cerita ku sebelum-sebelumnya yang berakhir mangkrak atau tersimpan rapih di draft aja. Selesai dengan rapih serta adanya dukungan dari teman-teman semuanya itu udah lebih dari cukup.

Karena ternyata dukungan itu penting banget dalam tulis menulis kaya gini, selain menjadi semangat juga bisa bikin author jadi makin produktif, jadi aku benar-benar terimakasih banyak karena udah mau dukung ya.

Apapun bentuk dukungannya aku pasti terima, vote, comment, share bebas ya



Nice To Meet You (END)Where stories live. Discover now