26. Khawatir Tidak Berdasar

69 9 7
                                    

Hari ini adalah hari paling sibuk untuk mahasiswa BEM yang bergabung team kepanitiaan acara Festival Seni Budaya Kampus.
Semuanya fokus dengan tugas dan peran masing-masing seperti halnya anak divisi perlengkapan, acara juga PDD yang sibuk di lapangan utama kampus. Sebagai lokasi acara festival digelar.

Radit sebagai ketua pelaksana sangat menikmati perannya. Berkat arahan Demas pemuda itu kini memiliki kepercayaan diri untuk mengerahkan seluruh tenaganya di acara yang tinggal empat hari lagi.

Berbeda dengan Radit yang sedang merasa percaya diri membantu anak divisi acara untuk gladi kotor, Demas sendiri lebih sibuk pemuda itu sedang fokus mengarahkan dan mengatur para peserta festival yang mulai berdatangan untuk mulai mendirikan stand-stand.

"Bukannya Demas lagi gak enak badan ya Dit?"

"Argh... bikin kaget aja Lo Dar."

Dari kejauhan, tepatnya di atas panggung Dara dan Radit tengah melihat ke arah Demas yang berjalan bolak-balik memantau tempat-tempat Stand yang sedang di dirikan.

"Udah kali, dia udah minum obat kemarin, lihat aja tuh anak tingkahnya sok paling sibuk diantara kita."

"Heh buta mata Lo dit, dia emang sibuk." sentak Dara sembari memukul lengan Radit, tidak terima dengan ucapan asal pemuda itu.

"Aww sakit, bisa gak si Dar jangan mukul." jerit Radit, mengusap-usap lengannya yang terasa sakit akibat pukulan Dara

"ya mata Lo aneh jelas-jelas Demas emang yang paling sibuk pontang-panting sana sini Lo bilang sok paling sibuk."

Radit memutar bola matanya jengah mendengar respon Dara. Sambil mecebikan bibirnya Radit mendorong pelan Dara.

"Suka Lo sama Demas?" tuduh Radit tidak beralasan.

Dara membelalakkan kedua matanya, ketika Radit menyergapnya dengan pertanyaan yang membuatnya terkejut itu.

"Apasih gak jelas."

"Halahh suka kan Lo?"

"Radit apaan si!"

Geram Dara saat Radit mulai menunjuk-nunjuk gadis itu dengan wajah mengejeknya.

"Cie...cie, Uhuuyyy."

"Udah gila ni orang."

Dara dengan gerakan tulunjuknya di depan wajah memberi isyarat seolah Radit adalah orang gila.

"Suka kan Lo? Iya kan?"

"Kalo gue suka kenapa, Lo cemburu?"

Respon Radit diluar dugaan, pemuda itu yang semula mengernyitkan dahi kini justru tertawa terbahak-bahak. Entah apa yang menurut pemuda itu lucu tapi Dara begitu merasa diejek dari suara tawa Radit yang geli itu.

"Gue cemburu sama dia ahaha tidak bisa ferguso. Eh Dar asal Lo tau ya Demas itu emang yang paling keren yang paling berani dan si paling most wanted di kampus ini tapi dia aselinya itu sadboy Dar, gak pernah kan Lo liat dia tebar pesona sama cewek-cewek."

Kali ini Dara yang mengernyitkan dahi, sedikit penasaran dengan fakta Demas.

"Gak ada hubungan kali itu mah Dit, Demas gak kaya gitu kan ya emang udah seharusnya, Lo gila kalau jadi Demas masa iya dia punya pacar bisa-bisanya tebar pesona sama cewek lain. Aneh Lo dit aneh."

"Yaelah percaya ama gue pacar Demas yang dedek-dedek gemes fakultas ekonomi itu cuma pelarian doang, itu juga ceweknya yang nembak duluan mana sambil mohon-mohon kalau gak di terima bakal bundir."

"Hah serius Lo Dit?"

Kali ini Dara tak lagi menutup-nutupi rasa penasarannya, gadis itu juga tidak lagi perduli ketika Radit menatapnya dengan tatapan kesalnya.

Nice To Meet You (END)Where stories live. Discover now