10. Party + Truth Or Dare‼️

1.3K 151 29
                                    

" Berikan ciuman kepada orang yang paling membuatmu terpanah hari ini. Pilihlah salah satu dari pemain yang ikut bermain. "








*
*
*
*
*










Suara dentuman musik terdengar keras menghentak telinga semua orang didalam ruangan. Cahaya gemerlap lampu khas club malam kelihatan jelas, cukup mencolok dan membuat pusing bagi orang yang tak biasa melihatnya. Kumpulan para remaja berkumpul ditempat ini, baik para lelaki atapun para gadis, mereka sangat asyik menggoyangkan tubuhnya di area dance floor, nampak terlihat sangat menikmati suara musik yang sedang terputar.

Sementara yang sedang tak berminat 'berolahraga' di area dance floor itu hanya dapat menonton keriuhan dari kursi mereka, tentunya ditemani oleh minuman pesanan masing-masing.

" Ara gak suka tempat ini. " Keluh Ara menggelembungkan pipinya malas.

Marsha meneguk minumannya lalu memutar pandangannya pada Ara. " Berhenti terus ngeluh, lebih baik kamu cobain minuman itu. " Tuturnya menggeleng heran melihat Ara yang tak sama sekali mau menyentuh gelas minumannya.

" Ini alkohol kan? Ah, Ara gak minum. " Balas Ara menopangkan satu dagunya.

Ashel terkekeh, " Kenapa? Gak kuat? Wah sama dong Fiony juga gak kuat minum. " Ledeknya seraya menyenggol bahu Fiony.

" Gak usah ngeledek deh. Aku minum kok tapi emang gak segila kalian ya. " Tekan Fiony cuma memutar bola matanya malas.

Ashel dan Marsha terkekeh, kedua gadis itu tak akan menyangkal. Meski mereka tergolong pintar dan rajin disekolah, tapi tak akan menutupi fakta kalau mereka pun juga tidak lah sepolos itu. Bukan hanya suka minum diam-diam, mereka terkadang juga suka menghabiskan waktu di club sesekali untuk sekedar merenggangkan pikiran mereka dari urusan disekolah atau pun urusan pribadi.

" Lagian kenapa kalian gak bilang sih kalau pestanya itu di adain disini? " Oceh Ara lagi.

" Kalau bilang nanti yang ada kamu makin gak mau datang. " Jawab Fiony.

Wajahnya kembali merenggut, " Mending Ara dirumah aja bisa boboan sama Chika. " Ucap Ara pelan sekali.

" Kamu bilang apa Ra? " Ashel mengangkat satu alisnya di ikuti pandangan teman-temannya yang turut menatap Ara.

" Hah? Apa? Aku gak bilang apa-apa. " Elak Ara menggelengkan kepalanya.

Ketiga temannya mengangguk tak terlalu memperdulikannya. Cukup membuat Ara menghela napasnya lega, bersyukur karena Ashel, Marsha, dan Fiony tak mendengar dan memutuskan untuk tak memperpanjang pertanyaan mereka.

" Sayang, turun yuk? " Seru Zee, ia baru menghampiri Marsha setelah asik bersama dengan teman-temannya sedari tadi.

" Kirain lupa punya pacar. " Sindir Marsha seraya memainkan kuku tangannya.

Zee meneguk ludahnya mendengar sindiran dari kekasihnya, ia segera membungkukkan punggungnya lebih mendekat pada Marsha. " Aduh gak gitu loh. Maaf.. Sebenernya aku dari tadi udah niat banget mau nyamperin kamu tapi tanganku malah ditarik sama Oniel, Aldo. "

" Loh.. Pacar kamu itu siapa emangnya sih? Oniel sama Aldo? Aku heran banget deh giliran mereka yang manggil kamu tuh gercep banget. Udah gitu nurut banget lagi! Nyebelin tau! " Omel Marsha, ia meneguk segelas bir nya lagi kesal karena waktu bersama kekasihnya itu selalu saja diambil oleh teman-teman Zee.

Ashel yang menatapnya pun ikut terkekeh terhibur melihat wajah cemas Zee sekarang, " Makannya Zee makannya! Marsha padahal udah cantik banget loh malam ini tapi masih aja dibuat cemburu sama selir-selirmu itu. "

Kisah Untuk Zahra Where stories live. Discover now