50. Concert In Love💃🏻

1K 110 7
                                    

" Dia akan melakukan segalanya untuk Ara. Perempuan itu adalah tipikal seseorang yang akan menghancurkan seluruh Dunia sekalipun untuk tetap melihat Ara. Dan.. Itulah hal yang paling sulit dilakukan oranglain. "









*
*
*
*
*








Mata Ara mengerjap, tidurnya mulai terganggu merasakan sebuah bibir menekan kulitnya, ia menggerayangi dan menyentuh seluruh permukaan wajahnya dan menurun pada bagian tengkuk leher miliknya. Hal itu terpaksa membuat Ara membuka matanya terbangun, ia terhentak saat menemukan kekasihnya telah berada diatasnya menyambut dirinya dengan kerlingan nakal dan senyum termanisnya.

" Goodmorning, baby. " Sapa Chika didepan wajahnya, jari telunjuknya menyentil hidung Ara.

" Hey.. Bidadari dari mana ini? Kenapa bisa jatuh tepat diatasku? " Ara tersenyum menarik bagian belakang Chika untuk mendekat dan memberikan kecupan dibibir kekasihnya.

" Ah, Ternyata pacarku. " Kekehnya kemudian.

Chika tersenyum tersipu menyadari kekasihnya itu sengaja menggodanya. Senyumnya menghilang berganti menjadi rintihan penuh kenikmatan saat merasakan nafas Ara berhembus dikulitnya sebelum setelahnya ia mulai memberikan kecupan-kecupan sensual dileher putihnya, tepatnya pada titik terlemah Chika.

Gadis itu menggigit bibir bawahnya terlena akan ciuman panas Ara yang terus menurun sampai pada bagian dadanya yang tak tertutup apapun sejak kegiatan bercinta mereka semalaman. Tubuhnya bergetar dan menggelinjang kuat merespon baik kehebatan Ara dalam membangkitkan gairah seksualnya. Chika memejamkan kelopak matanya dan tak berhenti mendesah menikmatinya.

" Sayang.. "

" Morning seks, baik kan? " Kata Ara mengedipkan matanya nakal seolah tak puas dengan apa yang sudah mereka lakukan sepanjang malam.

Chika mengangguk pelan dan menarik dagu kekasihnya lalu melumat bibirnya cukup kasar. Mereka berciuman dan saling berpagutan seakan menu sarapan mereka hanya ingin memakan bibir satu sama lain, namun sayangnya cumbuan mereka terpaksa harus terhenti saat tiba-tiba pintu kamar Ara terbuka dan suara teriakan melegar keras berhasil mengejutkan pasangan tersebut.

" Astagfirullah! "

" Oh, Tuhan Yesus! "

Lulu dan Olla mengangkat tangannya dan meletakkannya dimulut mereka, keduanya reflek mengucap bersamaan karena apa yang baru saja mata mereka tangkap saat ini. Sungguh, mata sucinya telah ternodai.

" TUTUP MATA KALIAN OI! " Ara berteriak, wajahnya memucat buru-buru menutupi tubuh Chika dengan selimutnya.

Chika berdecak kesal raut wajahnya amat murka, tinggi harapannya untuk bisa membunuh seseorang hari ini, ia keluar dari kamar mandi setelah berpakaian didalam sana, sementara Ara yang telah keluar lebih dulu usai berpakaian pun masih menggerutu dan tidak hentinya memarahi kedua temannya yang sudah kurang ajar menerobos masuk ke dalam kamarnya tanpa mengetuk pintu.

" Tapi bukan salah gue dong Ra, biasanya juga kan kita kalau main ke asrama selalu begini. Lagian salah siapa pintunya gak dikunci? " Sahut Olla mengerucutkan bibirnya.

" Ben- " Lulu menghentikkan kalimatnya tak sengaja matanya bertabrakan dengan tatapan Chika yang menajam padanya. " Kita salah.. Maaf ya Ra. " Katanya menunduk, Olla menoleh dan menyipitkan matanya tak percaya. Bagaimana bisa Lulu jadi tak sependapat dengannya dalam hitungan detik?

Kisah Untuk Zahra Where stories live. Discover now