48. She's Always Be The One

993 104 43
                                    

"Aku berjanji untuk membuatnya bahagia, sama seperti yang selalu dia bilang padaku, jangan pernah takut dengan pilihan karena ada waktunya terkadang kebahagiaan itu memang perlu sekali diambil sendiri. "





*
*
*
*
*






" Nggak ya, pokoknya Ara gak mau! Lagian kenapa gak kalian aja yang pergi temanin Indira? Kalian berdua itu kan tau, Chika gak suka Ara berdekatan sama Indira. Ara udah berusaha banget loh menghindari situasi dimana Ara berduaan sama Indira. Terus sekarang kalian seenaknya malah ngelempar Ara buat pergi berdua sama Indira! Gila aja yaa kalian! " Ketus Ara mengomel sambil melipatkan kedua tangannya didadanya menatap kedua sahabatnya bergantian.

Olla dan Lulu benar-benar sudah tak waras.

Ara sungguh tak habis pikir, kedua anak itu sepertinya memang tak pernah menggunakan otaknya untuk berpikir, Olla dan Lulu barusan meminta Ara pergi menemani Indira ke salah satu toko buku dipusat kota karena Olla dan Lulu berkata tak bisa menemaninya, keduanya telah memiliki jadwal yang tak bisa mereka ganggu gugat hari ini. Olla harus pergi mengantar sepupunya ke Dokter Gigi, sementara Lulu dipaksa orangtuanya untuk ikut Acara Keluarga.

" Ayolah Ra! Chika gak akan tau.. Kasian loh Indira pergi sendiri. Dia baru banget pindah ke sini, emangnya elo tega kalau sampai sesuatu terjadi sama Indira? " Sahut Olla menepuk bahu Ara.

" Bener tuh, Ra. Kalau seandainya gue sama Olla bisa, kita juga gak bakalan kali minta tolong lo yang pergi buat anterin Indira. " Timpal Lulu tampak serius.

Namun Ara tetap menggelengkan kepalanya, ia tetap pada keputusannya. Bukan bermaksud untuk bersikap kejam, tapi masalahnya Chika sangat tidak menyukai kehadiran Indira. Dan kalau kekasihnya itu tahu Ara akan pergi bersamanya berdua, Chika pasti akan mengamuk kepadanya. Tak hanya itu, Indira juga mungkin akan kena imbasnya.

Lagi pula Olla dan Lulu itu seharusnya jera atas kejadian beberapa waktu lalu. Ketika dimana mereka sempat menjahili Ara soal Indira yang membuat keduanya harus merasakan bagaimana menyeramkan dan melelahkannya saat dimaki habis-habisan oleh Chika selama empat jam penuh tanpa istirahat.

" Chika nggak akan tau kok. Lagian kata lo sendiri kan, Chika itu lagi badmood terus udah dua hari ini juga cuekin telfon dari lo. " Olla kembali membujuknya.

Lulu mengangguk, " Yang penting lo tutup mulut dan gak bilang-bilang sama Chika semuanya udah pasti aman. "

" Dari mana kalian bisa yakin Chika gak akan tau? Melihat napas Ara beda tempo penghirupan aja, tiga hari Ara terus-terusan ditanyain dan dicurigain dikira menyembunyikan sesuatu, padahal waktu itu emang Ara lagi capek aja habis jogging. Dan sekarang kalian malah minta Ara buat gak bilang-bilang ke Chika? Apa gak akan jadi masalah lagi? " Omel Ara berdecak geram.

" Pokoknya gak yaa enggak! Chika tuh besok ulangtahun, Ara gak mau cari masalah. Udah cukup deh dua hari ini Ara dicuekin karena Chika lagi pms. " Gadis itu kembali mengeluh seraya menggelengkan kepalanya.

" H-Hei.. Kalau misalnya Ara gak bisa gapapa kok. Jangan dipaksain, aku gak mau merepotkan siapapun disini. Terimakasih ya buat perhatian kalian semua, tapi aku bisa pergi sendiri. " Sahut Indira lembut, ia berjalan menghampiri mereka karena merasa tak enak. Meski tak mendengar keseluruhannya sebab Olla dan Lulu langsung menarik Ara menjauh, tapi ia tahu bahwa perdebatan baru saja terjadi melihat raut wajah dari ketiganya yang tak mengenakan.

Kisah Untuk Zahra Donde viven las historias. Descúbrelo ahora