49. The Way I Loved You💋

928 63 14
                                    

" Dari awal Ara gak pernah berharap lebih untuk bisa memiliki kamu sejauh ini. Bukan bermaksud untuk angkuh tapi Ara hanya gak mau jadi orang serakah yang menuai harapan untuk bisa dicintai balik sama kamu setelah Tuhan memberikan kesempatan Ara untuk jatuh cinta cuma dengan kamu. "








*
*
*
*
*








Melihat Chika segera beranjak turun dari taxi tanpa mengucapkan sepatah kalimat atau bahkan memiliki niat untuk menunggu kekasihnya terlebih dahulu itu pun mengakibatkan Ara menghela napasnya sangat pasrah. Jikalau boleh jujur, Chika dalam kondisi merajuk karena menelan rasa cemburu itu sungguh menyulitkannya. Dia akan begitu sulit untuk dibujuk.

Contohnya seperti sekarang ini. Padahal gadis itu tidak tahu dimana letak kamar Ara didalam gedungnya, namun ia terlihat tak memperdulikannya dan seenaknya berjalan lebih dulu meninggalkannya.

" Hey pretty, wait. " Seorang lelaki dengan setelan kemeja kotak-kotak berwarna merah itu baru saja menahan lengan Chika yang hendak masuk ke dalam gedung asrama. 

Sepasang mata cokelat Chika berputar melirik tajam ke arahnya dan juga jemari tangan lelaki itu yang dengan kurang ajar telah melekat dilengannya, Chika sangat tak suka disentuh oleh siapapun, apalagi orang asing.

" Dia bersama Ara. " Sahut Ara buru-buru menjelaskan dari arah belakang tepat Chika berdiri. Peraturan asramanya memang cukup ketat dan jika tidak didampingi oleh penghuni asrama tidak akan diperbolehkan untuk masuk.

Lelaki itu sontak melepaskan cengkramannya dan menyunggingkan senyumnya, " A-Ah.. B-Bidadari ini Kakaknya Ara ya? " Gumamnya bertanya-tanya didalam hatinya, matanya tak berkedip menampakkan betapa terkesima ia akan rupa kecantikan wajah Chika.

" Saya pikir Bidadari dari mana tiba-tiba muncul dan masuk ke asrama. Ternyata dia sama kamu, pasti orang Indonesia juga yaa? Sama dong Haha.. Emang ya Ra, kenalan kamu tuh gak ada yang gagal, selalu aja cantik-cantik. " Kekeh lelaki itu, kali ini ia sangat berani memberikan tatapan menggoda ke arah Chika.

Mata Ara seketika melotot menyadari bahwa staff asramanya itu berniat merayu kekasihnya. Hatinya memanas, pemuda centil ini begitu menggelikan, ia selalu saja menggoda dan akan merayu siapapun yang sedang bersamanya, ia juga melakukannya terhadap Olla, Lulu, dan Indira setiapkali mereka berkunjung ke tempatnya.

Sementara Chika yang mendengar penjelasan dari lelaki itu langsung menatap Ara dengan penuh curiga, kalimat 'kenalan' dan 'selalu cantik-cantik' yang dikatakan oleh staff asrama itu sangat menganggu pikirannya. Siapa? Siapa kenalan yang dimaksudnya dan seberapa banyak kira-kira kenalan yang dibawa Ara ke tempatnya?

" Sebelumnya perkenalkan ya manis.. Saya Fajri. Staff paling tampan di asrama ini. Bagaimana dengan namamu, wahai bidadari? " Ucapnya sangat percaya diri, ia mengedipkan satu matanya genit pada Chika.

Dahi Ara berkerut memperlihatkan betapa ia sangat tidak senang mendengarnya, perutnya bahkan mendadak terasa mual melihat tingkah dan kepercayaan diri lelaki itu.

" Chika. " Ara menolehkan kepalanya kian tak percaya mengetahui Chika malah memberikan namanya kepada Fajri. Oh, sungguh? Apa kekasihnya itu benar-benar tak peduli dengan Ara yang berada disebelahnya?

" Salam kenal yaaa, manis. Ohiya jika kamu ingin berkunjung atau menginap disini, kamu wajib sekali mengisi buku tamu terlebih dahulu. Bukunya ada disebelah sana, ayo mari saya antar agar tidak tersesat. " Katanya ramah, matanya mengarah pada ruangan yang ada didekat tangga. Dia mengangkat tangannya sempat berniat untuk merangkul pundak Chika, namun tangan Ara jauh lebih cepat untuk menepis kasar jari-jarinya.

Kisah Untuk Zahra Where stories live. Discover now