46. Long Distance Relationship

886 86 26
                                    

" Dia membuat Chika merasa bahagia disaat Chika yakin sekali bahwa sebelumnya Chika gak akan pernah bisa merasakan apapun lagi untuk bisa dirasakan. "







*
*
*
*
*









Ara menghela napasnya panjang setelah merasakan bahwa punggungnya berhasil menyentuh papan kursi tempat ia mendudukkan dirinya. Hari ini terasa begitu melelahkan, padahal ia sudah tinggal dan menjalani kegiatan di Aussie selama satu bulan tapi tampaknya ia masih saja sulit untuk beradaptasi. Mungkin ia perlu waktu yang banyak untuk membiasakan diri. Entahlah, mungkin karena pelajaran dan lingkungannya yang juga sangat berbeda dengan Indonesia, terlebih pula disini tidak ada Chika. Dia jadi tak bersemangat dan lebih sering menghabiskan waktunya hanya untuk merindukan wajah cantik dan senyum manis kekasihnya.

"Araaa! "

Ara mengangkat kepalanya, senyumnya merekah melihat kedua teman barunya berjalan menghampirinya. Mereka pun sama sepertinya, sama-sama berasal dari Indonesianya.

" Hai guys. " Sapa Ara, selain notif panggilan dan pesan chat dari Chika yang mampu membuat hari-harinya berwarna, teman-teman Indonesianya juga menjadi salah satunya.

" Gimana kelas hari ini, Ra? " Tanya Olla ikut mendudukkan dirinya didepan Ara.

" Biasa, Miss Alice marah-marah mulu dikelas. Aku pikir cuma di Indonesia aja yang kalau gurunya pms bakal berubah jadi nenek sihir. Ternyata disini juga sama ya? Lebih parah malahan. "

" Hahaha.. Sabar Ra. Miss Alice kayak gitu pasti karena kelamaan jomblo. Apa perlu kita jodohin aja ya? Biar setiap hari wajahnya berseri-seri. " Balas Lulu sambil mengunyah cokelat ditangannya.

" Pacarin gih sana, Lu. Siapa tau moodnya ke depannya jadi baik sama kita. " Olla menepuk pundak Lulu.

Lulu menggelengkan kepalanya, " Lah kenapa gue? Ara aja lah! Dia yang paling cocok untuk urusan menghadapi tante-tante galak kayak Miss Alice. "

" Dih kok malah jadi Ara sih? " Kata Ara memajukan bibirnya heran.

" Soalnya lo lebih berpengalaman dalam menghadapi cewek tempramen, Ra. " Olla menjawabnya dengan nada mengejek.

Disusul pula tawa Lulu yang ikut membenarkan pernyataan Olla. Mereka berdua jelas tengah membicarakan Chika, kekasih Ara yang tiga minggu lalu sudah memaki Olla dan Lulu habis-habisan cuma karena ia melihat mereka dengan santainya merangkul Ara saat Video call.

Benar, Chika masih tetaplah Chika. Gadisnya yang begitu posesif, yang akan dengan mudahnya meledakkan amarahnya setiap melihat kekasihnya hendak disentuh atau digoda oleh oranglain. Tidak perlu heran, Chika bahkan sangat cemburu dengan Shani, Cicinya sendiri.

" Haii.." Suasana meja Ara berubah menjadi hening karena kehadiran gadis cantik yang baru saja menghampiri meja mereka, ia berdiri tepat disebelah kursi Ara.

Dahi Ara berkerut merasa bingung, ia kemudian melemparkan padangannya pada Olla dan Lulu seakan bertanya tentang siapa gadis ini dan apakah mereka mengenalnya. Namun kedua sobatnya itu hanya memberikan senyuman lebar terlihat mencurigakan dan entah mengapa hal itu justru membuat firasat Ara jadi tak enak.

" Hai? H-Hm.. Apa kita saling mengenal? " Ara bertanya lebih dulu memastikan.

" Aku, Indira. Kita satu kelas dalam pelajaran biologi jika kamu lupa. " Ucapnya memperkenalkan diri.

Kisah Untuk Zahra Where stories live. Discover now