15. Sebuah Usaha Untuk Membahagiakan

1.1K 119 7
                                    


" Sometimes we dont need the words, and maybe just let a chocolate speak the volume. "










*
*
*
*
*









Lamunan Chika berhasil terbuyarkan saat menyadari sebuah cokelat silverqueen baru saja menempel dipipinya. Matanya terpaku terkesiap menatap sosok Ara telah berdiri tepat persis dihadapannya. Tangannya masih mengulur ke depan, memberikan cokelat yang sempat dibeli diminimarket untuk gadis itu.

" Chocolate can make you feel better. "  Tutur Ara memandangnya hangat, ia menurunkan punggungnya seraya mendekatkan wajahnya.

Gadis cantik itu mendongakkan kepalanya terhenyuh melihat Ara, " How do you know that? " Dia bertanya dengan lugunya.

Ara tak menyingkirkan senyumnya, " Because someone told me that chocolate will be better than words. " Kalimat dari Ara nampak menyentuh hati Chika, membuat gadis itu terhanyut dan terbawa pergi oleh perasaan asing dimana Chika hanya akan selalu menemukan ketenangan didalam sana.

Yah.. Untuk kesekian kali disetiap kejadian dalam hidupnya, Ara ada disini.

Dia selalu berada pada waktu yang tepat untuknya.

Satu senyuman pun lolos dari kedua sudut bibir Chika yang bersinggungan. Dia kemudian mengambil cokelat itu dari tangan Ara, " I do love chocolate. But i guess, you are better than chocolate. " Ucapnya pelan, setelah itu tangan lainnya bergerak menarik pinggang Ara lebih mendekat dan memeluknya cukup erat. Seakan-akan gadis itu memang tak akan pernah berniat untuk melepaskan peluknya.

Ara sempat terkejut Chika tiba-tiba menariknya dan memeluknya dengan kuat. Namun pada satu detik selanjutnya, ia hanya mengatur ekspresinya dan mengukir senyuman tipisnya seraya tangannya telah terangkat turut membalas pelukan hangat dari Chika. 

Ara selalu benci melihat Chika bersedih, hatinya hanya terasa sakit setiap kali melihat gadis itu merasakan duka hidupnya. Serta atas dasar alasan itu pula, Ara pasti akan selalu memutar otaknya berusaha berpikir keras untuk menemukan bagaimana cara agar dapat mengembalikan senyum manis gadisnya itu kembali lagi terukir diwajah cantiknya.

" Aku gak butuh cokelat. Aku gak butuh Ci Shani. Aku gak butuh teman. Aku gak butuh dunia. Aku gak butuh apapun, kecuali kamu. " Chika semakin menenggelamkan kepalanya dipundak Ara, hatinya cemas dan pikirannya terlalu runyam. Ketakutan akan kehilangan Ara melintas dikepala dan benaknya. Dia sungguh telah kehilangan banyak hal didunia, tapi Chika mohon untuk Ara harus menjadi pengecualian.

" Cukup kamu Ra. Cukup kamu disini. " Lanjutnya meringis khawatir.

Jemari tangan Ara mulai bergerak, ia menyentuh setiap helai bagian belakang rambut panjang Chika yang sedang terurai. " Iya.. Ara disini kok. Ara akan akan selalu ada disini untuk Chika. " Sahut Ara berusaha untuk menenangkan kegelisahan yang sedang menyelimuti jiwa gadis itu.

Mungkin dulu pernah ada suatu waktu dimana Ara sering bertanya-tanya kepada Tuhan. Perihal tentang apa maksud dan tujuan dari semesta yang selalu mempertemukannya dengan Chika dalam keadaan waktu yang tak pernah terasa tepat. Setidaknya mengapa dari sekian banyaknya manusia dibumi, hanya Ara yang selalu menemukan Chika bersedih. Mengapa Ara yang sekiranya punya hati paling lemah lah yang harus menonton Chika menderita karena hidupnya yang tak kunjung menemukan arti bahagia.

Namun pada akhirnya secara perlahan setelah Ara mengenal baik sosok Chika dan lumayan jauh terjun masuk ke dalam hidupnya, Ara mulai menemukan pendapat lain. Bahwa mungkin saja pertemuan itu bukanlah sebuah kebetulan, melainkan memang bagian yang telah dituliskan pada garis takdir keduanya. Dimana kedua sifat yang bertolak belaka itu perlu bertemu dan saling mengenal baik untuk dapat melengkapi kekurangan dikehidupan mereka masing-masing, Ara yang selama ini diketahui begitu mencintai dan menghargai hidupnya harus dipertemukan dengan Chika yang sangat membenci hidupnya. Atau mungkin secara tidak langsung ini juga dapat diartikan sebagai pesan singkat dari Tuhan untuk Ara, agar ia dapat menolong dan memberikan sebuah penglihatan berbeda mengenai sisi lain dari kehidupan kepada Chika.

Kisah Untuk Zahra Where stories live. Discover now