28. The Pure Heart

734 90 18
                                    

" Dia nggak pernah sekalipun berhenti memandangi Chika setiap kali matanya berhasil menemukan Chika. "







*
*
*
*
*







Begitu sampai disebuah cafe, sepasang mata Ara mulai berputar mencari sosok yang ingin ditemuinya hari ini. Dan pada saat ia telah berhasil menemukannya, Ara pun segera langsung beranjak jalan menghampiri dan mendudukkan dirinya dikursi tanpa berpikir kama.

" Tumben nggak sama Chika. "

" Chika dijemput Kak Bobby. " Seru Ara. Gadis itu lalu sempat menarik napasnya panjang sebelum akhirnya menghelanya kembali keluar, " Kalian marah yaa sama Ara? " Tanyanya ketika menyadari kalau Marsha, Ashel atau Fiony menatapnya dengan tatapan berbeda.

" Ngapain kamu ngajak kita ketemu disini? Biasanya juga kan disekolah. " Bukannya menjawab, Marsha dengan ketusnya melayangkan sebuah pertanyaan terhadap Ara.

" Kalau disekolah Ara itu takut, Sha. Disana soalnya ada yang ngawasin. " Celetuk Ashel melirik Ara dengan tatapan sinis.

Fiony terlihat memijat dahinya merasa cukup jengah mendengar ocehan dari dua sahabatnya, sesungguhnya ia pun tak juga ingin ikut-ikutan seperti Marsha dan Ashel yang bertingkah menyebalkan hanya untuk melampiaskan kekesalan mereka dengan Ara beberapa hari ini. Namun mengetahui alasan Ara bolos sekolah kemarin, membuat Fiony juga perlu ikut untuk menegurnya.

" Maafin Ara. " Ucap Ara seraya menundukkan kepalanya merasa bersalah.

Marsha menarik dagu Ara dan menatapnya dengan cukup tajam, " Maaf buat apa? "

" Maaf untuk soal Chika atau maaf karena kamu gak pernah mau jujur sama kita? " Timpal Ashel tak kalah pedas.

Wajah Ara melesu mengetahui bahwa Marsha dan Ashel sepertinya masih terlihat sangat kesal terhadapnya. Bahkan pertanyaan sekaligus sindiran dari kedua sahabatnya itu justru kian terasa seakan menjerumuskannya ke dalam lautan penuh rasa bersalah.

" Buat kedua hal itu. " Jawab Ara,

Mendengar jawaban dari Ara, Marsha dan Ashel pun jadi saling bertukar pandangan merasa cukup tak percaya bila akhirnya Ara punya niat untuk membuka suaranya perihal masalah ini.

" Mereka nggak kesal. Marsha dan Ashel itu cuma butuh kejujuran dari kamu, Ara. " Kali ini suara Fiony yang menyahut untuk mewakilkan apa maksud keinginan Marsha dan Ashel mendiamkan Ara beberapa hari ini.

" Maaf.. Aku banyak bohong ke kalian. "

" Jangan cuma minta maaf, Ara. Tapi tolong katakan dengan sejujurnya! " Seru Marsha, kesabarannya mulai menipis. " Apa hubungan kamu dan Chika? Kepedulian kamu udah melewati batas. " Lanjutnya lagi bertanya to the point.

" Bahkan dari awal kamu masuk, kamu gak pernah berhenti untuk terus bertanya dan selalu aja merhatiin cewek aneh itu. " Tambah Ashel merasa sangat jengkel mengingatnya.

" Dia punya nama, Ashel. Dan Chika itu bukan cewek aneh. " Kata Ara tak senang saat Ashel malah memanggil kekasihnya seperti itu.

" Belain terus. " Celetuk Ashel malas.

" Shel.. " Lerai Fiony berusaha mengingatkan kalau Ashel sudah bertingkah sedikit keterlaluan.

Kisah Untuk Zahra Where stories live. Discover now