27. Kencan Pertama

935 89 38
                                    

" Aku udah lama banget gak ngerasain apa itu senang. Atau malah, aku gak inget rasanya. Tapi sejak ketemu Ara, aku bisa tau kalau semesta rupanya masih berbaik hati untuk memberikan izin aku buat bahagia. "









*
*
*
*
*










" Bunga yang cantik, khusus untuk pacar Ara yang paling cantik sejagat raya. "

Chika mengangkat alisnya ketika Ara memberikannya satu tangkai bunga mawar untuknya, bukan ia tak merasa senang soal itu tapi Chika hanya heran akan bagaimana cara gadis itu mendapatkan bunga diperkarangan pombensin begini? Sudah gitu Ara kan tadi cuma bilang ingin ke kamar mandi karena sudah kebelet pipis.

" Nyolong dimana? " Celetuk Chika menggaruk pelipisnya bingung.

" Buset, kok nyolong sih? "

" Ya kamu pikir aja emangnya ada pombensin yang jual bunga? " Ketus gadis itu, memangnya Ara pikir Chika sebodoh itu untuk dibodohi olehnya?

Ara pun hanya memberikan sebuah cengiran polos diwajahnya. " Dibelakang ada yang tanam ini banyak. Terus mumpung lagi gak ada yang jagain, ya Ara ambil aja deh. " Jawabanya.

Chika menepuk dahinya, " Astaga! Bandel banget sih kamu Raa. Itu kan namanya mencuri, perbuatan yang nggak bagus loh. "

" Iya Chika. Tadinya Ara juga mikir gitu kok, soalnya pas Ara ambil bunganya Ara jadi ngerasa bersalah. Makannya habis itu Ara langsung datangin Abangnya yang jaga. Terus Ara coba jujur dan minta maaf juga ke Abangnya. " Kata Ara menundukkan kepalanya takut bila Chika akan marah padanya.

" Terus? "

" Hm.. Abangnya baik. Dia maafin perbuatan Ara, katanya gak boleh diulangin lagi hal buruk gitu. Tapi udahannya Ara dibolehin nyimpen bunga yang Ara petik ini, katanya sebagai hadiah karena Ara udah berani jujur dan bertanggung jawab loh. " Jelas Ara cukup antusias dalam bercerita, sorot matanya tak sama sekali menunjukkan adanya sebuah kebohongan disana.

Chika yang melihat kekasihnya menjelaskan dengan jujur pun akhirnya mengukir senyum tipisnya. Entahlah Chika terkadang suka melihat sisi Ara yang seperti ini. Keluguan Ara yang natural tanpa dibuat-buat itu suka membuat Ara sering bertingkah seperti anak kecil, tapi justru kelihatan sangat lucu dan menggemaskan untuk Chika.

Meski begitu pun tak jarang pula sisi kedewasaan Ara juga akan muncul ketika Chika membutuhkannya. Gadis itu seperti punya dua sisi yang berbeda dan berlainan, yang tentunya cukup unik sampai membuat gadis seperti Chika dapat tertarik, bahkan sulit untuk berpaling darinya walau untuk satu detik.

" Karena kamu udah jadi anak yang baik, yaudah aku ambil deh bunganya. Tapi lain kali pacar aku gak boleh nyolong sembarang gini ya. " Kata Chika, ia mengambil bunga dari tangan Ara.

Ara menganggukkan kepalanya berulangkali persis seperti seorang anak kecil yang mendapatkan sebuah titah dari orangtuanya.

" Hehe iya Ara janji nggak akan nyolong lagi. "

" Good girl. Btw makasih yaa.. Mbak pacar. " Sahut Chika lagi, ia mengelus lembut pipi Ara. Yang membuat wajah Ara pun memerah dan semakin menggemaskan dimata Chika, untunglah keduanya masih berada ditempat umum karena bila tidak Chika pasti akan segera mengisi seluruh permukaan wajah manis Ara itu dengan lipstik merahnya.

Kisah Untuk Zahra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang