44. New Chapter

945 94 10
                                    

" Bahkan sekalipun Chika lah yang akhirnya membuang Ara, Ara bisa pastikan untuk tetap selalu ada disini menunggu dan berusaha untuk kembali meraih kamu sekali lagi. "









*
*
*
*
*








" Kamu benar-benar bodoh, Git. Harusnya tempat ini itu bukan jadi milik kamu. Semestinya Ara lah yang berada disini. " Keluh Ara kemudian menghela napasnya kasar.

Gadis itu meletakkan sebuah phuket bunga cantik yang ia bawa di atas gundukan tanah makam yang saat ini ditinggali oleh Gito. Hari ini sudah terhitung tepat tiga bulan berlalu semenjak operasi transplantasi jantung yang telah dilakukan Gito kepadanya, ya Ara berhasil selamat dari kematian. Gito, saudara tirinya itu telah menyelamatkan hidupnya dengan memberikan jantung miliknya untuk Ara supaya ia bisa menikmati perjalanannya lebih panjang di Dunia.

Sebulan pertama Ara sungguh merasa kesal, ia tidak percaya saat mengetahui fakta tersebut, secara ia jelas-jelas sudah berulangkali menolak penyerahan jantung Gito ketika semua orang memaksanya. Tapi mau bagaimana lagi? Jika ini adalah keputusan akhir Gito, artinya tidak ada yang bisa dilakukan olehnya selain memang harus memulai hidup baru dengan sebaik mungkin agar pengorbanan Gito tidaklah sia-sia.

" Mulai besok Ara akan pindah dari sini. Ara akan melanjutkan sekolah dan juga memutuskan untuk kuliah di Aussie. Iya sangat jauh sih.. Tapi Kak Bobby bilang pendidikan diluar itu jauh lebih bagus ketimbang disini. " Ucapnya pelan.

" Gimana menurut kamu? Setuju kan? Ara juga udah cerita sama Kak Aran, tadi sebelum ke sini Ara lebih dulu berkunjung ke sana. Kalau menurut Ara, bila Kak Aran masih ada disini, ia pasti akan setuju. Selama ini akan menjadi hal positif buat Ara, Kak Aran pasti akan mendukung. " Kekehnya selanjutnya.

Sebenarnya jikalau Ara bisa memilih Ara pastinya akan jauh lebih senang untuk tinggal disini ketimbang harus pindah jauh-jauh ke negeri orang. Namun benar kata Bobby, kesempatannya untuk sukses jauh lebih besar disana. Terutama Bobby pun sangat berniat untuk menjadikan Ara pebisnis sama sepertinya, agar mungkin kedepannya ia bisa dipercaya untuk mengurus salah satu perusahaan Keluarga mereka. Karena sekarang Gito sudah tidak ada, ia cukup kelimpungan, dan ia jelas tidak akan pernah percaya kepada Gracia yang lebih gemar menghabiskan waktunya disalon berjam-jam ketimbang mendengarkan bagaimana keseharian Kakak laki-lakinya selama dikantor.

" Ohiyaa Git, kamu harus tau gimana respon Chika waktu dia tau soal ini. " Ara bercerita dengan amat heboh, mimik wajahnya sangat mengekspresikan apa yang ingin ia katakan.

" Iya.. Apapun tebakan kamu saat ini sudah pasti benar! Chika benar-benar marah. Dia hampir merusak wajah indah Ara ini dengan wajan penggorengan rumahnya, kalau aja Ara telat satu detik untuk menghindar dari lemparannya. " Gadis itu menggelengkan kepalanya, ia masih bisa merasakan kepanikannya mengingat apa yang kekasihnya lakukan tiga hari yang lalu padanya.

Kemarahan Chika itu memang sangat menyeramkan. Ara bersumpah ia mirip seperti seorang penyihir saat tengah emosi. Padahal Ara mengatakannya dengan amat hati-hati dan sangat lembut, namun Chika membalasnya dengan murka. Bayangkan saja, gadis itu sudah gila karena berpikir niat Ara ingin pergi ke luar negeri itu untuk menghindar dan menjauh darinya. Bisa-bisanya Chika menuduh Ara melakukannya untuk mendapatkan gadis cantik lainnya disaat ia sudah punya yang tercantik, dimatanya.

" Semua tuduhannya itu emang gak masuk akal, padahal itu kan permintaan Kak Bobby! Harusnya Chika marahnya sama Kak Bobby, bukan Ara! Tapi lagi-lagi selalu aja Ara yang disalahkan! " Keluh Ara mengerucutkan bibirnya sebal.

Kisah Untuk Zahra Where stories live. Discover now