18. Ulang Tahun Christy

889 110 16
                                    

" Chika sebenarnya juga ingin mengakrabkan diri kepada anak-anak disini, namun ia hanya tak tahu dengan bagaimana caranya ia harus memulainya. "









*
*
*
*
*









" Jadi gitu guys ceritanya. "

Fiony terlihat baru saja menyelesaikan cerita panjangannya mengenai 'Rumah Keluarga' kepada teman-temannya, tentunya tanpa ada satupun bagian yang terlewati. Termaksud dengan perihal siapa sosok yang ada dibalik pendiri dari Rumah tersebut.

Ashel, Marsha, Aldo, dan Gito kompak terhenyuh selama beberapa detik sebelum memang kemudian mereka hanya meresponnya dengan sebuah anggukkan, yang menandakan bahwa mereka cukup mengerti akan penjelasan Fiony.

Namun sedikit lain cerita dengan reaksi Zee dan Oniel yang entah mengapa selalu saja menjadi yang berbeda. Kedua lelaki itu nampak mematung, sepertinya Zee dan Oniel masih terkejut usai mengetahui cerita yang disampaikan Fiony soal kebaikan hati Ara yang sampai punya niat membangun sebuah tempat tinggal khusus untuk Anak Jalanan dan Yatim Piatu.

" Ah.. Gila! Gila banget! " Celetuk Zee heboh sembari menggelengkan kepalanya sulit untuk percaya.

Pletak! Gito langsung melayangkan jitakan tepat dikepala Zee, " Lo yang gila. Orang punya niat baik malah dikatain gila. " Serunya geram.

" Aduh! Maksudnya tuh bukan gila yang itu. " Balas Zee mengerucutkan bibirnya.

" Gue itu cuma gak nyangka kalau Ara yang tengil dan suka ceplas-ceplos tiap ngomong ternyata sifatnya mulia banget. " Lanjut Zee menjelaskan maksudnya.

" Iya. Jujur gue sendiri masih kaget sih. " Sahut Oniel menggelengkan kepalanya tak percaya, " Asli duit Ara tuh banyak juga ya sampai bisa bangun Rumah segala. Tau gitu harusnya dari awal gue pacarin aja. " Sambungnya mengusap dagunya kecewa, rupanya itu adalah maksud sesungguhnya ia begitu takjub pada Ara.

" Niel.. " Panggil Aldo berdecak malas ke arah Oniel, Zee dan Oniel memang selalu samanya. Selalu hobi merusak suasana.

" Hehe.. Bercanda sih bercanda. " Oniel hanya melempar cengiran pada Aldo. " Tapi kalau serius juga gapapa sih, siapa tau aja malaikat barusan dengar omongan gue terus berbaik hati deh ngabulin permintaan gue buat bikin Ara jadi beneran naksir sama gue. " Tambahnya, kali ini suaranya terdengar pelan.

" Dih najis mimpi lo ketinggian. " Tekan Ashel kesal.

" Huss.. Udah-udah. " Lerai Aldo mulai mengusap punggung Ashel, berusaha menenangkan gadis itu agar tak perlu repot-repot meladeni omongan sampah yang keluar dari mulut Oniel ataupun Zee.

"  Niel, lo mau tutup mulut lo atau tangan Gito juga nanti bakal melayang ke muka lo? " Tutur Aldo lagi, matanya melirik Gito yang sekarang sudah ikut geram akan tingkah konyolnya.

" Hehehe.. Iya bossku, gue diem. " Jawab Oniel mengalihkan wajahnya menghindar dari tatapan tajam Gito yang mengintimidasinya.

Gito sendiri mulai menarik napasnya dalam-dalam hingga kemudian menghelanya keluar. Binar matanya terlihat penuh arti, sepertinya ia cukup tertarik untuk mengenal siapa sosok gadis yang sejak tadi selalu disebut oleh teman-temannya.

Zahra Nur Khaulah. Menarik.

" Ternyata dijaman yang sekarang telah dipenuhi dengan manusia-manusia bangsat, rupanya masih ada juga ya manusia model begitu? "

Aldo tersenyum, ia mengerti bila Gito pasti mulai penasaran dengan Ara. Pasalnya, ia adalah satu-satunya orang disini yang belum pernah bertemu atau mengenal Ara. " Ara.. Dia itu bukan cuma cantik parasnya tapi cantik juga hatinya. " Pujinya seraya merangkul bahu Gito.

Kisah Untuk Zahra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang