H-1

8.8K 343 8
                                    

~🖤~

Yuu langsung aja cuss...

Kepalanya sedikit pening karena jambakan Ganta yang sangat kuat. Orang-orang hanya menatap iba, tanpa berani menolongnya. Apa pengaruh Ganta begitu besar ? Seharusnya dari dulu Nara sadar, bahwa mencintai Ganta adalah pilihan yang salah. Ada begitu banyak perbedaan di antara mereka. Ganta dan Nara bagaikan langit dan bumi. Seharusnya bumi tetap berputar di tempatnya, jangan sekali-kali berniat mendekati langit.

"Pulang ke rumah gue!" Ucap lelaki itu sambil berbalik dan berjalan menjauh tanpa menghiraukan keadaan Nara yang terlihat menahan sakit.

Tapi Nara masih terdiam. Tidak ingin mengikuti Ganta ke rumahnya. Nara tidak tahu rencana apalagi yang dibuat Ganta untuk dirinya. Ia sangat takut. Andai saja papa masih hidup, lelaki itu tidak akan pernah membiarkan hal ini terjadi. Papa akan membawanya pergi, menjauh dari Ganta. Ganta adalah bencana.

"Cepet budeg! Lo mau gue hajar lagi hah ?!!!" Teriak Ganta tanpa rasa malu.

Beberapa orang menatap lelaki itu takut. Iba melihat keadaan Nara, tapi tidak berani menolong.

Akhirnya Nara bangkit. Perlahan ia mulai mengikuti Ganta menyeberangi jalan. Tak lupa ia membawa harum manis pemberian kak Ryan. Saat akan memasuki mobil Ganta, sekilas Nara menatap kafe tempat Ganta dan teman-temannya kumpul.

Setelah masuk, dengan buru-buru ia memasangkan seatbelt nya. Ia harus mengantisipasi, dalam keadaan marah, Ganta selalu mengebut, ia tidak ingin keningnya menabrak dashboard. Nara selalu berdoa semoga hari ini ia selamat, selamat dari amukan singa lapar di sampingnya.

Tak lama kemudian, setelah memarkirkan, mobil itu melaju dengan cepat. Ganta berkendara seperti di arena sirkuit.

"Tolol !!"

"Anjing ! Sialan lo!"

"Cewek ganjen!!"

"Jalang!"

"Nggak tau malu!!!"

Lelaki itu berteriak meluapkan amarahnya. Semua bahasa hewan keluar.

"Apa sehina itu dirinya di mata Ganta ?" Batin Nara.

"Gantaa jangan marah-marah terus, aku takut." Ucap Nara was-was. Matanya menatap Ganta penuh harap.

"Makanya lo jangan bikin ulah!!"

Maki Ganta sambil menyetir. Mata tajamnya sesekali melirik ke arah Nara.

Sementara wanita itu semakin memegang erat seatbelt, matanya terus menutup. Dalam hatinya ia terus berdoa semoga amarah Ganta berangsur-angsur menurun.

*

*

*

Tak lama kemudian mereka tiba di rumah Ganta. Setelah memarkirkan mobilnya, lelaki itu turun, kemudian berlari untuk membuka pintu di sebelah Nara. Tak ingin Ganta semakin marah, Nara pun mengikuti Ganta.

Pintu besar setinggi tiga meter itu terbuka lebar. Rumah yang begitu mewah. Tapi ketika bersama Ganta, Nara merasa ia sedang memasuki sebuah neraka yang di dalamnya terdapat puluhan siksaan.

You Are My Antidote (FINISH)Where stories live. Discover now