Good Bye My Love

7.9K 234 28
                                    


Saran aku, play dulu backsound nya, biar lebih kerasa. Resapi artinya ya teman-teman ✨

Yuu langsung aja cuss....

Ganta masih setia di depan rumah sahabatnya. Ia tak tau apakah Angkasa masih menganggapnya sahabat. Ia kenal dengan beberapa satpam di rumah Tante Arletta, namun sepertinya mereka enggan untuk sekedar membukakan pintu gerbang. Saat ini ia benar-benar tidak bisa bertemu dengan Nara. Bukan karena gerbang rumah yang tidak bisa ia dobrak, tapi Nara berada di dalam tembok kebencian yang Angkasa bangun.

Disamping kemudinya terdapat harum manis berwarna kuning. Warna yang sama dengan yang di pegang Nara tadi. Tak pernah ia berjalan-jalan saat malam ketika bersama Nara. Ia selalu mengurung wanita itu di rumah mewahnya. Sejak hamil, Nara hanya berjalan-jalan di sekitar air mancur tepat di depan rumahnya. Ganta rasa itu cukup karena lingkaran air mancur itu cukup besar. Ganta akui dirinya egois, tapi ini semua demi kebaikan Nara. Sekarang Nirina memang dirawat di rumah sakit jiwa miliknya, tapi ia tak bisa menjamin wanita itu tidak berbuat gila, dengan merencanakan hal buruk kepada Nara. Nirina itu psikopat gila. Wanita itu gila karena terlalu mencintai Dirga. Dan sekarang pun, Ganta merasa takut, ia takut taraf cintanya kepada Nara membuat dirinya nekat dan hilang akal.

Berkali-kali ia menghubungi Angkasa, dari mulai panggilan telpon, video call, mengirim chat lewat WhatsApp dan DM Instagram, semua social Media sudah ia gunakan. Tapi nihil. Angkasa seperti mengabaikannya. Chat panjang darinya sama sama sekali tidak dibaca.

Lelaki itu menatap rumah megah di depannya dengan teropong. Yap, teropong hitam yang digunakannya saat ini adalah milik Raihan. Raihan sudah ia suruh pulang karena Ganta merasa tak enak mengganggu waktu istirahat lelaki itu, ditambah Raihan sudah memiliki seorang istri dan anak, pasti kehadiran lelaki itu sangat ditunggu.

Dilihatnya satu kamar masih menyala. Kamar yang terletak di samping kanan. Ganta sudah tahu kalau penghuni kamar itu istrinya. Tentu saja tante Arletta tidak akan mengizinkan Nara untuk berada di lantai atas. Tante Arletta itu sangat overprotektif. Dan Ganta sangat tahu, Nara tidak bisa tidur tanpa lampu yang menyala. Wanita itu takut dengan kegelapan. Bayangan seorang perempuan yang sedang bolak balik dengan perutnya yang membuncit mulai terlihat. Ternyata dugaannya benar, itu Nara. Tangan kecil itu berusaha mengusap-usap perutnya.

"Baby utun, papa kangen..." Gumam Ganta.

Padahal ini baru beberapa jam dari kejadian tarik-menarik istrinya di ruang tengah. Dan Ganta sudah merasa kesepian. Ia begitu merindukan Nara, merindukan kehadiran Nara di sampingnya.

Waktu menunjukkan pukul sebelas malam. Dengan teropong itu ia kembali memantau keadaan Nara. Hatinya lega saat wanita itu sudah berada di atas kasur.

"Gue pulang dulu. Besok kesini lagi. "

"Selamat tidur Perle...."

Setelah mengatakan hal itu Ganta pun melajukan mobilnya. Sama sekali tidak ada rasa kantuk. Yang ia pikirkan saat ini hanya bagaimana cara membawa Nara pulang ke rumahnya lagi. Sebenarnya ia bisa dengan mudah menerobos, mengambil Nara secara paksa dari rumah Tante Arletta, karena kekayaan lelaki itu sedikit lebih tinggi dari kekayaan Om Adrian dan Tante Arletta, Jumlah bodyguardnya pun lebih banyak miliknya. Tapi ia tidak bisa berbuat jahat lagi, ia tidak akan bertindak licik lagi karena itu akan menyakiti Nara. Ia ingin membawa Nara secara baik-baik dari rumah itu.

*

*

*

Keesokan paginya

Seorang wanita memakai daster ibu hamil yang terlihat kebesaran itu tengah menggerutu di meja makannya. Tiga orang dewasa itu saling ber pandangan-pandangan , seolah mengirimkan sinyal. Mereka menyayangi Nara, tapi juga tidak mau mengizinkan wanita itu berjalan-jalan sendirian di komplek. Apalagi sekarang perut buncitnya yang kian membesar, dengan tubuhnya yang kecil, pasti Nara akan kelelahan. Arletta sama sekali tidak ingin memandang putri bungsunya itu. Ia berpura-pura khusyuk pada makanan di depannya. Sungguh, bukannya ia tidak suka memiliki cucu, tapi ia belum siap melihat Nara di ruang persalinan. Rasanya begitu cepat, dalam hatinya ia belum bisa memaafkan Anggun, gara-gara wanita itu ia tidak bisa membesarkan putri kesayangannya itu. Dan jangan lupakan Ganta, menantunya juga ikut menutup-nutupi fakta.

You Are My Antidote (FINISH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang