Baby Bian

8.1K 251 8
                                    

Yuuu langsung aja cuss

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

Yuuu langsung aja cuss...

Kedua pasangan itu sedang bersantai di taman belakang. Bukan saling berlaku romantis, Nara sibuk menanam bunga, sementara Ganta hanya duduk di salah satu bangku putih. Dibantu beberapa pelayan Nara menanam berbagai jenis bunga.
Wanita itu ditemani para pelayan, Devi ikut membantu menyiapkan pupuk dan pot bunga, sementara Komala, gadis itu berdiri tepat di belakang Nara sambil memegang payung. Semua ini karena perintah Ganta. Lelaki itu tidak mau istrinya menjadi gosong, apa lelaki itu pikir semudah itu merubah warna kulit ?

Bi Arum duduk di gazebo sambil mengupas beberapa buah. Terdapat berbagai jenis buah, seperti anggur, mangga, stoberi, dan semangka. Sangat pas untuk disantap pada saat cuaca sedang cerah-cerahnya. Ganta masih duduk di kursi berwarna putih, sudah hampir sepuluh menit ia memperhatikan Nara, seperti tidak ada rasa lelah.

Mata elangnya terus bergerak, mengikuti Nara. Ponselnya ia tinggal di kamar. Setelah  membantu proyek hotel papanya di Bali, untuk hari ini ia tidak ingin bekerja. Sudah cukup ia seminggu berjauhan dengan Nara. Dan sekarang, bukannya Nara bermanja-manja karena dirinya sudah pulang, wanita itu malah sibuk bercocok tanam. Kalau wanita itu mengajaknya bercocok tanan di lantai dua sih Ganta mau, tapi saat ini Nara malah mengabaikannya, dan sibuk sendiri menaman benih bunga pemberian mamanya. Tahu gini, Ganta akan memulangkan kembali bibit-bibit bunga itu. Saking fokusnya menanam, Nara sampai tidak sadar kalau ada tanah di sekitar pipinya. Apa wanita itu pikir tanah  sama saja dengan coklat ? dengan sepatu boat berwarna ungu cerah itu, Nara bolak-balik seperti petani sungguhan, mengabaikan Ganta yang menatapnya jengkel.
Sudah hampir tiga per empat bibit itu tertanam. Nara menatap sumringah ke arah pot bunga di hadapannya.

“Nyonya, buah-buahannya udah siap.” Ujar bi Arum sambil melambaikan tangannya.

“Nanti dulu, nanggung…” Balas Nara sambil berjalan. Namun tiba-tiba wanita itu merasakan cekalan di tangannya.

“Udahan, udah siang. Nanti lo sakit, makan buah dulu sana!” titah Ganta sambil melirik ke arah Bi Arum.

“Nggak, dikit lagi.” Tolak Nara sambil menggelengkan kepalanya.

Ganta semakin jengah, Nara benar-benar keras kepala. Semakin hari istrinya itu mirip dengan bocil kematian. Ingin sekali Ganta meng sleding kaki wanita itu saking jengkelnya. Tapi ia tidak akan tega karena ia terlanjur menyayangi Nara.

“Ini udah jam 10, sesuai perjanjian.” Balas Ganta mencoba bicara setenang mungkin.

“ish kamu makin nyebelin, Gantaa… aku nggak suka…”

“Suka atau engga gue nggak perduli Nara, ini peraturan…” Ucap Ganta sambil menghadang Nara dengan tangan yang melipat di dada. Mirip bos-bos gendut yang sering ada di pasar.

Mata Nara bergerak kesana-kemari, mencoba mencari celah untuk bisa lari dari suaminya yang tinggi itu. Namun gerak-gerik Nara  keburu kebaca, Ganta membungkukkan sedikit tubuhnya, lalu mengangkat tubuh wanita itu seperti karung beras.

You Are My Antidote (FINISH)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz