Pisah ?

9K 269 22
                                    

yuuu langsung aja cuss

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

yuuu langsung aja cuss...

Ganta dan Dipta masih duduk di jalan trotoar komplek perumahan itu. Hawa yang lumayan panas membuat Ganta menjadikan topinya sebagai kipas. Terlihat semburan merah di pipinya, begitu kentara dengan warna kulitnya yang putih. Sesekali senyuman terpatri di wajahnya saat Dipta melemparkan sebuah lelucon.

Tak lama kemudian datanglah beberapa orang dengan setelan baju yang sama, seperti emang-emang tukang jualan kaki lima.

Tanpa mereka sadari, sepasang suami istri tengah memperhatikan mereka dari tiga puluh menit yang lalu.

"Maafin mama Pah, ini semua salah mama yang terlalu manjain Ganta." Ucap Ibu Putri dengan nada menyesal.

"Sebagai orangtua, apalagi Ganta anak kita satu-satunya, Papa nggak bisa nolak keinginannya. Maa, jangan nyalahin mama, disini juga papa salah. Papa salah selalu berikan apa yang dia mau." Ujar Pak Rayyan, matanya menatap Ibu Putri begitu lekat. Ia merasa gagal sebagai suami untuk Putri dan ayah untuk Ganta.

Tiba-tiba suasana di mobil teras mendung. Pak Marjo hanya diam, sebagai supir ia tidak berani ikut campur dengan urusan keluarga majikannya. Ia sangat menjaga informasi keluar Pak Rayyan agar tidak tersebar. Apalagi tuan mudanya, meskipun terlihat sombong dan keras kepala, Ganta selalu memberinya uang lebih.

"Mama nggak membenarkan tindakan Ganta, tapi mama juga kasian liat dia kayak gitu." Balas Ibu Putri.

"Papa bujuk Nara yaa, ini udah seminggu." Ucapnya lagi terdengar memelas.

"Papa lakukan ini biar Ganta nggak semena-mena lagi sama Nara."

"Tapi ini terlalu lama..."

"Nanti papa pikir-pikir lagi. Tapi untuk sekarang biarkan Nara tinggal dulu di rumah kita sampe kandungnya benar-benar kuat."

*

*

*

Dengan riang gembira Nara membawa beberapa bingkisan sambil berjalan dengan sedikit melompat. Wanita itu seperti anak SD yang baru saja pulang dari pasar malam dengan camilan di kedua tangannya.

Suster Rini langsung menyerobot Tuti saat melihat cara berjalan nona nakalnya itu. Lebih baik disuruh mengurus anak-anak yang memang sedang nakal-nakalnya, daripada mengurus nona Nara, ibu hamil yang selalu bersikap seperti anak SD, membuatnya tak bisa menolak permintaan wanita itu. Ia ingin memarahi Nara, tapi wanita itu menantu kesayangan keluarga ini.

"Yaampun non, jalannya pelan-pelan atuh, nanti tuan Rayyan tau." Tegur suster Rini, wanita itu mencoba mensejajarkan langkahnya.

"Iyaa, sus bawel ah..."

Nara menghampiri pos satpam dengan ekspresi wajah yang sama, tetap riang gembira.

"Pak ini cilok, tadi aku beli di depan ..."

You Are My Antidote (FINISH)Место, где живут истории. Откройте их для себя