"Gue bakal hancurin lo sampai lo sendiri yang minta gue matiin!
"Aku minta maaf Ganta, aku mohon lepasin aku. Aku bisa jelasin kesalahpahaman ini." Balas Nara.
"Gue nggak ada waktu dengerin bacotan lo!!"
"Tolong beri aku kesempatan Ganta, aku mohon...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Yuu langsung aja cuss...
Ganta dan teman-temannya berpesta sampai malam. Biasanya, setiap mereka berpesta akan ada minuman keras. Tapi kali ini Ganta hanya menyediakan minuman soda. Entah kenapa ia tidak ingin Nara melihat kelakuan buruk ia dan teman-temannya. Namun rokok masih mereka gunakan, sehingga para wanita berpesta di ruangan yang berbeda, tepatnya di ruang tengah.
Nara mengeluarkan segala camilannya di kulkas. Meskipun dalam hati terdalamnya ia masih belum menerima perlakuan mereka dulu, tapi sebisa mungkin ia mengubur perasaan sakit hati dan dendamnya. Toh saat ini mereka mulai bersikap baik, tak ada salahnya juga ia bersikap yang sama.
Andai saja Indah dan Renata ada disini, mungkin ia tidak akan terlalu canggung. Ia mengeluarkan beberapa box ice cream koleksinya dari kulkas. Tak lupa ia membawa beberapa mangkuk kecil sebagai wadahnya.
"Temen-temen, yang mau ice cream ambil aja." Teriak Nara sedikit keras.
Sontak mereka langsung berbalik. Dirga yang saat itu berada di dekat pintu dapur, langsung mendekat.
Awalnya Dirga ragu, tapi ini kesempatannya untuk kembali dekat dengan Nara. Tak apa ia tak memiliki Nara seutuhnya, ia hanya ingin memperbaiki hubungannya dengan Nara. Cukup melihat Nara tersenyum ke arahnya, membuat rasa sakit di hatinya terobati.
"Gue mau..." Ucap lelaki itu.
"Ambil aja..." Balas Nara, masih dengan nada dinginnya. Tapi ekspresi wajahnya sama sekali tidak bisa membohongi Dirga. Nara emang terlalu baik, tak ada sedikitpun dendam dari sorot matanya, yang Dirga liat hanya tatapan biasa.
"Tolong buatin dong, lo kan si penyuka ice cream, pasti tau..." Gurau Dirga dengan nada yang lebih bersahabat, semua itu ia lakukan agar Nara merasa nyaman.
"Kamu emang ya! Dari dulu kayaknya suka ngikutin aku. Sampe tau segala kesukaan aku." Cibir Nara, kemudian wanita itu mengambil mangkok dan sendok. Ia mengambil tiga scoup ice cream rasa vanilla, coklat, dan stoberi.
"Makasih. Makasihh Udah jagain aku selama ini. Makasih udah nolongin aku, makasih udah jadi malaikat. Kamu terlalu baik Dirga, aku nggak bisa balasnya..." Ucap Nara sambil tertunduk, area di tangannya sudah terasa dingin karena memegang mangkuk berisi ice cream.
Nara tahu, satu-satunya cara untuk membalas kebaikan Dirga adalah dengan menerima cintanya. Tapi saat ini situasinya benar-benar sulit, ia sudah menjadi istri orang. Dan orang itu adalah sahabatnya Dirga. Ia tidak ingin membuat semuanya menjadi kacau. Ia tidak ingin menghancurkan persahabatan mereka.
Cukup dirinya saja yang hancur.
"Kalau aku biasanya ditambahin buah-buahan, kamu mau nggak ?"
"Boleh deh, stoberi sama kiwi kayaknya enak tuh..."
