Lantas

9.2K 315 5
                                    

~🖤~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

~🖤~

Yuu langsung aja cuss...

Sebisa mungkin Nara menetralkan hatinya. Sungguh, untuk marah pun rasanya tidak pantas. Emangnya ia siapa ? Tak mungkin kan ia berlari ke arah meja Ganta dan perempuan itu, menampar bolak-balik pipi perempuan itu, seperti Ganta yang menamparnya saat ia ketahuan jalan dengan lelaki lain. Sayangnya itu hanya ada di pikiran Nara saja. Ganta menolak berinteraksi dengannya ketika di kampus. Tapi ia juga harus bersyukur, tak ada interaksi, artinya Ganta tidak akan menyuruh-nyuruhnya seperti seorang pelayan.

"Ke kantin dulu ya, gue belum sarapan." Ajak Renata. Padahal di rumah gadis itu sudah tersedia berbagai macam menu makanan, tapi ia lebih memilih makan di kantin, alasannya karena ia tidak suka makan sendiri. Sejak kecil kedua orangtuanya selalu sudah berangkat kerja, bahkan saat ia masih tidur.

"Ayo, gue juga belum sarapan, tadi bangunnya kesiangan, abis nonton drakor." Balas Indah, sambil berjalan sedikit lebih cepat ke meja kantin.

Nara pun mengangguk setuju. Tapi ia hanya ikut duduk saja, karena tadi pagi sudah sarapan. Ditambah bekalnya juga masih ada. Ia tidak akan memakannya sekarang, karena perutnya masih penuh.

Suasana kantin cukup ramai. Tentu saja karena ada salah satu orang yang begitu famous duduk disana. Siapa lagi kalau bukan Razka Adriansyah Megantara. Beberapa mahasiswi menatap lelaki itu penuh minat. Mereka memoleskan lip tint agar bibirnya tidak terlihat pucat. Usaha yang lumayan untuk mendapatkan perhatian Ganta.

"Lo nggak mau nyamperin dia Ra ?" Tanya Renata sambil menggerakkan kepalanya menuju Ganta.

"Nggak ah..."

"Lho ? Kok engga si ? Bukannya dulu lo paling suka ya duduk deket dia ?" Tanya Indah bingung.

"Sekarang beda, Ganta nggak mau orang-orang di kampus tahu kalau kami udah nikah."

Ekspresi Renata mendadak berubah. Seperti ada tanduk di kepalanya. Ia tidak suka Nara diperlakukan seperti itu oleh sepupunya. Memangnya menikahi Nara aib yang harus dirahasiakan ?

"Gue bilang Tante yaa ..."

"Jangan, aku gamau Mama tahu, biarin aja, aku nggak keberatan kok."

"Lo terlalu baik... Gue kurang suka dengan sikap lo itu." Balas Indah.

Sementara Renata hanya terdiam. Ia sedikit malu. Malu karena kelakuan sepupunya itu.

"Gue minta maa..."

"Jangan minta maaf Re, ini bukan salah kamu okey..." Ucap Nara menenangkan. Ia tak ingin Renata merasa bersalah dengan garis hidupnya. Meskipun Nara rasa, takdirnya begitu payah, ia tidak ingin menyalahkan orang lain. Satu-satunya orang yang harus disalahkan adalah Ganta.

"Yaudah gue mau pesen dulu, Ra lo mau apa ?" Tanya Indah sambil meletakkan tasnya.

"Aku bawa bekel ndah, cuma mau numpang duduk, hehe..."

You Are My Antidote (FINISH)Where stories live. Discover now