Heartbreak Pt. II

7.8K 259 9
                                    

Yuu langsung aja cuss...

Akhirnya setelah beberapa menit dari toilet, Nara keluar. Karena lupa membawa bath robe, wanita itu hanya memakai handuk tipis. Setelah buang air besar, ia langsung mandi, Nara terlalu malas untuk kembali lagi ke kamar.

Perlahan handuk itu terlepas dari tubuhnya. Tidak ada walk in closet, setiap kamar di lantai satu tidak memiliki walk in closet. Nara tidak khawatir karena gorden kamarnya masih tertutup.

Dengan pelan ia mengoleskan body lotion ke setiap jengkal tubuhnya. Semua perlengkapan body care nya adalah hasil pemberian dari mama Putri.

Di saat yang bersamaan,  di ruangan lainnya.

Seseorang terlihat membuka MacBook nya, ia duduk di balkon sambil menyesap teh hijau. Padahal keadaan di luar masih sedikit gelap, tapi Ganta memilih diam diluar. Ia juga membuka pintunya lebar-lebar. Tidak ada rasa dingin sedikitpun, sengaja ia membuka pintunya agar udara segar masuk.

Baru saja ia menyalakan rekanan cctv itu, Ganta langsung tersedak. Dilihatnya Nara sedang sibuk mengoleskan body lotion ke dalam tubuhnya.

"Sial." Gumamnya. Segera Ganta mematikan videonya. Ganta tidak ingin video itu mengacaukan ujiannya. Ia akan menunggu keinginannya sampai hari Sabtu.

*

*

*

Seperti biasa, Nara dan Ganta sarapan bersama. Kini tatapan lelaki itu tidak sejudes kemarin. Tapi Ganta masih acuh kepada istrinya. Sama sekali tidak ada sapaan selamat pagi.

Nara pun sama, kali ini ia juga tidak akan memulai percakapan terlebih dahulu. Memangnya enak dicuekin dari kemarin, kalau memang dirinya salah, seharusnya Ganta mengatakannya, bukan diam saja. Membuat dirinya serba salah.

Setelah selesai, ia beranjak dari kursi. Nara tak akan pernah lupa dengan bekal makan siangnya. Kakinya berjinjit untuk mengambil wadah Tupperware berwarna hijau.

"Biar sama saya nyonya..." Tawar Komala, bersiap untuk mengambil tempat nasi itu dari tangan Nara.

Namun Nara segera menjauhkan tangannya, "kamu kerjain yang lain aja." 

"Baik nyonya." Setelah membalasnya, Komala pergi ke ruang tengah.

Wanita itu mengisi wadah dengan nasi secukupnya, lagi pula ia hanya akan berangkat kuliah, bukan untuk kuli. Untuk menunya, ia mengambil beberapa potongan daging fillet yang sudah dibuat oleh Bi Arum, untuk sayurannya ia buat sendiri.

Sejak tadi mata seseorang terus memperhatikan tiap gerak gerik Nara. Dimulai saat wanita itu mengikat rambut agar tidak mengotori bekalnya, sampai Nara telah selesai memasukkan kedua benda berwarna terang itu ke dalam tas jinjingnya.

Mulai hari ini ia hanya akan membuat satu. Tak ada lagi bekal untuk Ganta, karena semua itu percuma. Lagian suaminya itu selalu pergi ke kantin, ia tak perlu khawatir kalau Ganta akan merasa kelaparan.

"Aku berangkat duluan." Ucap Nara sambil mengulurkan tangan, bersiap untuk mencium tangan suaminya.

Meskipun hubungan mereka sedang tidak baik-baik saja, Nara harus tetap menghormati Ganta kan ?

Ganta masih bergeming di tempatnya. Memperhatikan tangan dan kepala istrinya yang sedikit tertunduk di hadapannya. Ada perasaan sesak di hatinya ketika tak melihat senyuman Nara di pagi hari ini. Nara juga tak membuatkannya bekal lagi. Padahal kemarin juga ia selalu memakan bekalnya, meskipun ia harus rela jika bekalnya itu diminta Dirga dan Angkasa.

Perlahan Ganta menyerahkan tangan, buru-buru Nara menciumnya, setelah itu Nara berlari menuju garasi.

Sebelum pergi Nara memanaskan motornya terlebih dahulu. Hal itu ia lakukan agar motornya tidak mudah rusak.

You Are My Antidote (FINISH)Where stories live. Discover now