L for <3

7K 261 16
                                    

Yuuuu langsung aja cuss...

Hari ini Nara sudah disibukkan untuk keberangkatannya menuju Bali. Sebenarnya bukan ia yang sibuk sih, tapi para pelayan yang membereskan semua kebutuhannya. Awalnya ia menolak karena Renata dan Indah tidak ikut, namun Ganta tetap memaksanya, sehingga mau tak mau harus ikut. Di rumah Ganta sudah ada Pak Rayyan dan Ibu Putri. Kedua lansia itu yang paling sibuk, Ibu Putri yang menyediakan pakaian "dinas" untuk menantunya, sementara Pak Rayyan menyediakan makanan-makanan untuk meningkatkan kesuburan. Benar-benar mertua yang sangat kompak. Bahkan mereka sudah membuat kamar bayi di rumahnya jika cucu-cucu mereka menginap. Maklum karena Ganta anak semata wayang, jadi hanya lelaki itu harapan mereka satu-satunya.

"Maa, jangan bawa banyak-banyak..." Ucap Nara, wanita itu memperhatikan mama mertuanya dari sofa.

"Eh gapapa, biar banyak salin, nanti kan kalian sering ke pantai, main air, jadi harus bawa bajunya yang banyak." Ucap Mama Putri sambil mengedipkan matanya kepada Ganta.

"Main air ? Cih kekanakan." Cibir Ganta sambil menyesap kopinya, lelaki itu baru saja masuk dari balkon.

"Iwhh Ganta, dengerin kata mama, pasti kamu bakal suka sama apa yang mama bawa." Geram Ibu Putri. Ibu setengah baya itu terlihat kesal kepada anaknya yang susah diatur.

"Cepet kalian sarapan dulu, sebelum berangkat."

Nara dan Ganta pun segera pergi ke ruang makan yang terletak di lantai satu.

*

*

*

Nara dan Ganta sudah tiba di bandara. Di belakang mobil mereka ada beberapa pengawal yang ikut. Ganta tidak akan pernah sekalipun membiarkan keselamatan Nara terancam. Ia tahu segala gerak-gerik yang mungkin akan membahayakan, tapi Nara, wanita itu terlalu polos, bahkan untuk melawannya saja, Nara tidak bisa. Wanita itu hanya bisa menangis. Terkadang Ganta merasa sakit ketika Nara menatapnya takut.

Baru saja Nara membuka seatbelt nya,
"Tunggu, biar gue buka pintunya." Ucap Ganta sambil keluar.

"Kita beneran ke Bali Gan ?"

"Gan ? Sejak kapan lo manggil gue kek gitu ?" Tanya Ganta sambil mempersilahkan Nara untuk keluar.

"Sejak barusan."

"Nggak boleh, gue nggak suka." Ucap Ganta sambil berjalan terlebih dahulu.

"Ihh kenapa?" Tanya Nara sambil mensejajarkan langkahnya.  Tangan mungil wanita itu menggandeng tangan Ganta.

Seketika Ganta langsung melihat ke arah lengannya. Kemudian tersenyum simpul.

"Lo harus manggil gue lengkap, Gantaa..." Ucap lelaki itu mencoba mencontohkan, sebenarnya Nara memang selalu memanggilnya dengan panggilan seperti itu.

Kedua paruh baya yang mengikuti dari belakang langsung tersenyum. Merasa senang ketika anaknya mulai bersikap manis kepada Nara.

Sekitar dua puluh menit lagi mereka berangkat.

Nara memeluk mertuanya terlebih dahulu. "Semoga selamat sampai tujuan yaa." Ucap Ibu Putri sambil mengusap punggung Nara.

Sementara Ganta, lelaki itu juga ikut memeluk papanya. "Good luck son!!!"

Mereka pun akhirnya berjalan menjauh.

"Dahhh, jangan lupa pulangnya bawain cucu." Teriak Ibu Putri, seketika pipi Nara memerah.

*

*

*

Nara dan Ganta sudah duduk di salah satu kursi. Wanita itu tak menyangka Ganta akan menggunakan jet pribadi untuk ke Bali. Sejak tadi Nara menatap seluruh Interior pesawat dengan takjub. Ini seperti di film-film mafia yang sering ditontonnya bersama Puput. Ia juga pernah sekilas melihat anggota BTS yang berangkat ke luar negeri menggunakan jet pribadi. Ternyata pengetahuannya tentang Ganta selama ini ia rasa kurang. Ia pikir Ganta hanya anak orang kaya 'biasa' , yang memiliki otak begitu cerdas, dan wajah yang rupawan. Ternyata ia salah, Ganta itu sempurna, dan bisa-bisanya ia menyukai lelaki itu, benar apa yang pernah dikatakan Ganta, ia begitu lancang menyukai manusia yang kehidupannya seperti pangeran.

You Are My Antidote (FINISH)Where stories live. Discover now