Seoul, 21 Juli.
*** 08.20 ***
Jisoo pov
"Ini ruangan dokter jaga emergency. Hmm.. tidak biasanya kosong.mungkin mereka disana" jelas Irene menujuk ruangan emergency. Aku mengangguk melihat ruang emergency, tulisannya menyala tanda sedang menangani pasien darurat.
Kami berjalan lagi di sepanjang koridor, tak jarang beberapa pasien menyapa Irene.
"Koridor ini menuju keruangan dokter spesialis. Mulai dari spesialis penyakit dalam, spesialis bedah jantung, dan spesialis bedah saraf" lanjut Irene sambil mengecilkan volume suaranya di akhir kalimat. Aku mengerti maksud dan tujuannya.
"Kamu kenal ayahku?"
"Hmm.. semua orang mengenal dokter HyunBin, beliau memiliki reputasi yang baik di SNUH"
"Irene" panggilku membuat Irene menoleh.
"Apa kamu juga berfikir kalau aku cuma ngandelin nama baik ayahku aja ?" Tanyaku sambil menatap langkah kakiku.
Irene menghembuskan nafasnya pelan.
"Entahlah, aku kan belum pernah lihat kemampuan kamu dok" aku menoleh padanya dengan tatapan kosong."Di depan ada poli anak tuh udah keliatan" Irene mengalihkan topik pembicaraan.
"Kita kembali keruangan aja" sambil berjalan mendahului Irene.
Irene hanya menatapku dan kembali berjalan.
Di ruangan dokter gigi hanya ada Rosie yang berdiri sambil membereskan mejanya.
"Mana Seulgi?" Tanyaku padanya.
"Hari ini jadwalnya di poli gigi" jawabnya sambil menoleh ke arahku kemudian mengambil beberapa map di mejanya.
"Dokter, aku permisi untuk pemeriksaan gigi Nyonya Kyo" ucap Rosie sambil berjalan keluar.
"Oii..oii.. ciyee mau ketemu calon mertua nih kayanya" goda Irene yang baru datang, mereka berpapasan di pintu keluar. Rosie menyenggol lengan Irene pelan dan melewatinya. Irene masuk dan duduk di mejanya.
"Hari ini jadwalnya Seulgi tapi kenapa Rosie juga memeriksa pasien?" Tanyaku penasaran.
Irene menghentikan aktifitasnya yang sedang membaca majalah dan kemudian menatapku.
"SNUH memiliki kartu kesehatan untuk pasien. Kartu ini memiliki tiga kelas. Kelas VIP, A dan B. Setiap kelas bisa menjadwalkan waktu dan dokter sesuai keinginannya. Nah Nyonya Kyo itu pasien VIPnya Rosie" jelas Irene panjang lebar.
"Terus apa yang di maksud sama calon mertua tadi?"
Irene menutup majalahnya, dia tersenyum kesal. Dia berdiri dan berjalan kearahku, sambil membawa majalah. Majalah itu di acungkan di depan wajahku.
"Aku gak bisa baca dengan tenang kalau kamu banyak tanya dok, aku mau ke kantin aja. Baca nih biar nambah wawasan" ucapnya sambil melemparkan majalah itu kedadaku. Aku spontan menangkap majalah yang hampir jatuh itu.
Aku memandang Irene yang makin jauh menuju kantin."Dia kenapa..."
Kemudian kuamati majalah pemberiannya.
"Nylon Magazine" gumamku pelan membaca cover majalah itu.•
•
•
•
•
Seoul, 21 juli.
*** 08.20 ***

YOU ARE READING
♡ ConnecteD ♡ • [ JENSOO ] •
FanfictionJisoo adalah seorang Dokter Gigi dan Jennie adalah seorang Editor di kantor majalah Korea mereka adalah dua orang yang bahagia dengan kehidupannya masing-masing ternyata memiliki takdir yang tak terduga. Bagaimana cara takdir merubah kehidupan merek...