Menelpon Krystal

1.6K 227 15
                                        

Seoul, 21 Juli.


*** 14.17 ***


Jisoo pov



"Halo sayang" ucapku begitu telepon di angkat.

"Iya halo, ada apa?" Jawabnya singkat,terdengar bising di telepon.

"Heemm, emangnya cuma boleh nelpon kalau ada perlu?" Godaku.

"Serius Honey, kalau kamu emang enggak ada kepentingan aku tutup telpon nya" ucapnya dengan nada sedikit naik.

"Oke,Okey aku minta maaf. Aku cuma mau mastiin aja,kamu udah makan?" Jawabku halus karena takut membuatnya semakin marah.

"Aku bakalan makan kalau aku lapar, honey" jawabnya dengan nada lebih rendah.

"Aku kangen kamu" ucapku pelan. Sejenak Krystal terdiam.

"Bee, kamu enggak perlu nelpon cuma buat ngingetin aku makan atau cuma bilang kangen. Kita bukan lagi anak SMA yang kasmaran" ucapnya tegas.

"Enggak penting seberapa banyak kita ngucapin cinta,yang penting hati kamu untukku, hati aku untukmu, itu udah cukup buat aku"  jelasnya lagi.

Aku hanya bisa terdiam.
"Bee, ada nomor lain yang nelpon aku, udah dulu ya" Lanjutnya dengan menutup telpon.

Aku masih memegang hp di telingan kiri saat Seulgi masuk dengan tergesa.

"Dokter! Ada pasien darurat diruangan emergency!" Teriak Seulgi dengan nafas terengah karena habis berlari.

Belum sempat ku berkedip, Seulgi sudah menggeretku berlari di sepanjang koridor SNUH.

"Hey,kenapa ada pasien darurat kamu malah narik aku?"

"Ada seorang remaja kecelakaan sepeda mengakibatkan semua gigi depannya habis! Dokter jaga gak berani ngambil tindakan soalnya ini diluar kemampuannya" jelasnya sambil terengah karena mulai kelelahan berlari.

Aku menganga menahan kaget.
"Apa dia mengalami pendarahan hebat?

"Bahkan dari tadi darahnya gak berhenti ngalir dari mulutnya!" Teriak Seulgi.

"Astaga" gumamku.

Aku tidak dapat berpikir lagi, yang ada di kepalaku saat ini hanya berlari. Setelah tiba disana, aku melihat seseorang terbaring lemah dengan berlumuran  darah di wajah. Aku memalingkan wajahku sebentar dan menarik nafas berat.

Seorang dokter laki-laki muda yang kupastikan dokter magang hanya dari pakaiannya, menghampiriku.
"Dokter, maaf saya hanya bisa menghentikan pendarahannya" sesalnya.

Tentu saja dia tidak dapat berbuat banyak karna hanya seorang dokter magang.

"Kerja bagus" kataku .

Sambil mulai mendekati orang yang tergeletak tak sadarkan diri itu. Aku mulai memeriksa daerah mulutnya, dia kehilangan sekitar 5 gigi atas ada 7 gigi bawah. Yang semuanya merupakan gigi bagian depan.

Aku ganti memeriksa daerah wajahnya dan menemukan luka robek yang membentang dari bibir kiri hingga kedekat mata kirinya, dan beberapa goresan luka kecil.

"Bawa dia keruang CT scan, kalau udah aku bakal jahit robekan ini" Seulgi mengangguk sambil mendorong ranjang tidurnya.

"Kemana dokter yang lain?" Tenyaku pada dokter magang tadi.

"Emm.. saya tidak tau dok, saya cuma di suruh  mereka buat jaga disini" jawabnya sambil menunduk.
Dia terlihat sangat ketakutan.

"Astaga dokter-dokter itu keterlaluan banget, masih aja nyuruh dokter magang lemah dengan semaunya, padahal bahaya banget kalau terjadi hal-hal kaya gini" gumamku dalam hati.

♡ ConnecteD ♡ • [ JENSOO ] •Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora